Memperkenalkan Bahasa dan Budaya BanjarmasinÂ
Sangat menyenangkan dalam durasi selama 1 jam 42 menit, film JSS menyuguhkan budaya Banjarmasin, Kalimantan Selatan dalam bentuk tarian dan kuriding, alat musik tiup tradisional yang dimiliki. Banyak yang baru tahu kuriding, yang ternyata sangat berarti dalam seni musik Banjar.
Senang rasanya melihat kepandaian mengendalikan lanting (rakit bambu) di aliran sungai yang deras. Hal lainnya adalah bahasa Banjar yang digunakan sebagai penutur, seperti ikam, ulun, acil, uma, abah, iwak, inggih, awak, balian, dan lainnya. Menonton film JSS, seakan belajar bahasa baru.
Nuansa nasionalisme diwujudkan dalam upacara bendera dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Walikota Banjarmasin Ibnu Sina ikut ambil bagian sesuai dengan jabatannya. Penyanyi Ian Kasela band Radja yang berasal dari Banjarmasin pun tampil dan menyanyikan soundtrack lagu berjudul Selalu Ada Jalan, yang meskipun liriknya sederhana namun mampu memotivasi. Â Â
Siang malam tak pernah mengenal lelah. Gelap dan terang alam menjadi kawan. Berusaha dan berdoa pada Tuhan. Ada kemauan pasti ada jalan.
Para pemeran JSS pun mereka yang sudah dikenal masyarakat, seperti Olla Ramlan (ibu Arian) yang berasal dari Banjarmasin, Ariyo Wahab, Bima Sena, hingga Mathias Muchus.
Penampilan M.Dhiki Syafi'i sebagai Ganang cukup menarik perhatian karena kelucuannya meskipun tak diceritakan masa depannya pada akhir kisah. Bocah asli Banjarmasin temuan Mathias Muchus ini turut menghidupkan film JSS lewat celetukan-celetukan memancing tawa.Begitupun aksi Bopak Castello, komedian yang tingkahnya juga lucu.
***