Angkot ini melintas tak jauh dari Museum Betawi. Hanya jalan beberapa meter saja. Ya, jika ingin ke Perkampungan Betawi, langkah pertama yang paling tepat adalah ke Museum Betawi, rumah produksi ondel-ondel dan oleh-oleh, baru ke Setu Babakan untuk menyantap kuliner khas Betawi di depan Setu. Bisa lesehan, lho!
Perkampungan Budaya Betawi sendiri, tidak dimaksudkan untuk sekadar keperluan wisata atau menjaga kelestarian orang Betawi. Namun, untuk lebih mengembangkan, melestarikan, dan meningkatkan budaya Betawi.
Ih jadi ingat lagu Si Doel Anak Sekolahan. Siape bilang anak Betawi nggak berbudaye? Siape bilang? Siape yang bilang? Anak Betawi ketinggalan zaman. Katenye.... Anak Betawi nggak berbudaye, katenyeee...
Padahal, orang Betawi punya tradisi, budaya, seni, kebiasaan, dan kuliner yang menarik dan asyik untuk dikenali dan ditelusuri keberadaannya. Budayanya merupakan akulturasi keragaman yang datang melalui pelabuhan Sunda Kelapa dari berbagai kegiatan, termasuk jalur perdagangan rempah-rempah.
Nama Betawi berasal dari nama Jakarta pada masa Belanda, yakni Batavia. Tokoh Betawi Mohammad Husni Thamrin pun mempopulerkannya. Sejumlah seniman seperti Benyamin Suaeb hingga Ismail Marzuki sangat dikenal masyarakat.
Pengantin Betawi, Budaya Betawi, dan Rumah Betawi
Lalu, apa yang bisa didapatkan di Museum Betawi Setu Babakan, Jalan RM Kahfi, Srengseng, Jagakarsa, Jakarta Selatan?Â
Oh ya, tentu saja segala hal mengenai Betawi. Pada museum yang mulai dibangun rentang 2012-2015 dan mulai dibuka untuk umum pada tahun 2017 dan diresmikan Januari 2022 ini, bisa dilihat berbagai hal yang jadi ikon dan mengenal budaya Betawi.
Saat dibuka pertama kali untuk umum, Lebaran Betawi ke-10 dan ke-11 yang merupakan kegiatan silaturahmi setelah idulfitri ini, sempat dilakukan di Perkampungan Betawi Setu Babakan. Presiden RI Joko Widodo menghadirinya.
Museum Betawi Setu Babakan cukup megah. Gedungnya tinggi dengan lahan yang cukup luas. Ada 3 lantai di museum ini yang memamerkan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan orang Betawi yang sudah tinggal sejak abad ke-5 Masehi di Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).