Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Satu Hari Ramadan di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral dengan Pemandu Wisata Jakarta

15 April 2023   12:41 Diperbarui: 15 April 2023   12:43 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Istiqlal Jakarta, di belakangnya tampak Menara Gereja Katedral (dok.windhu)

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Pasar Baru, Jakarta Pusat, tak dipungkiri merupakan magnet wisata religi bagi turis lokal dan turis mancanegara. Selain kemegahan dan kekhasan yang dimiliki, kedua tempat ibadah ini menjadi simbol toleransi keagamaan dari dua agama berbeda yang melekat kuat selama berpuluh-puluh tahun.   

Jakarta, 13 April 2022 atau tepat 22 ramadan, Masjid Istiqlal Jakarta, ramai dipenuhi pengunjung. Memasuki sepuluh hari terakhir ramadan,  jumlah jemaah yang singgah terlihat semakin banyak. Membawa sejumlah tas untuk beriktikaf, mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tak cuma dari Jakarta atau sekitaran lokasi masjid berada.

Matahari sangat terik. Untunglah, tak sulit untuk menuju Istiqlal. Selain kendaraan pribadi, menggunakan kendaraan umum pun bisa. Turun di halte Trans Jakarta Juanda, tinggal berjalan kaki beberapa puluh meter untuk masuk ke area dalam masjid.

Masjid Istiqlal, destinasi religi kebanggan bangsa (dok.windhu)
Masjid Istiqlal, destinasi religi kebanggan bangsa (dok.windhu)

Pelataran masjid mulai ramai. Tenda-tenda bazzar pakaian, makanan, dan buku hadir mewarnai kemeriahan ramadan. Siang itu, ada layanan kesehatan gratis. Stan penerimaan zakat fitrah juga langsung terlihat di depan pintu masuk Al Fatah. Sepuluh hari terakhir, waktunya membayar zakat fitrah, yang di Istiqlal besaran 3,5 liter beras setara dengan Rp.50.000.

Tepat pukul 13.00 Kamis Siang, Biro Inovasi dan Kreatifitas & Biro Sosial DPD HPI DKI Jakarta mengadakan kunjungan ke Mesjid Istiqlal dan Katedral Jakarta. Selain memeriahkan bulan suci Ramadan, sebuah kegiatan Pengayaan Wawasan untuk para pemandu wisata (tourist guide). Di masjid Istiqlal, para pemandu wisata akan membawa turis-turis untuk mengagumi keindahan masjid terbesar di Asia Tenggara itu.

Pengayaan Wawasan Pemandu Wisata DPD HPI DKI (dok.windhu)
Pengayaan Wawasan Pemandu Wisata DPD HPI DKI (dok.windhu)

Pengayaan Wawasan Pemandu Wisata DKI

Mengunjungi destinasi wisata religi unggulan seperti Masjid Istiqlal, menurut Ketua HPI DPD DKI Jakarta Indra Diwangkara, sangat penting  bagi para pemandu wisata. Sebagai sebuah profesi, pemandu wisata harus selalu meningkatkan wawasan dan pengetahuannya agar kompeten seiring dengan perubahan zaman. Keikutsertaan dalam pengayaan profesi dengan mengunjungi destinasi wisata  bahkan menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan perpanjangan lisensi sebagai pemandu wisata.

Obrolan seputar wisata religi ke Masjid Istiqlal mengalir di ruang Humas dan Media Masjid Istiqlal.  Didi, pemandu lokal dari Masjid Istiqlal  menyampaikan perkembangan terkini dari wisata lokal. Terutama, pasca renovasi besar-besaran yang telah dilakukan di masjid negara itu. Curhat dari beberapa pemandu wisata yang hadir pun terlontar.

Area shalat Masjid Istiqlal (dok.windhu)
Area shalat Masjid Istiqlal (dok.windhu)

Didi menjelaskan, Masjid Istiqlal membuka layanan pendaftaran berkunjung untuk siapapun. Bagi turis lokal ataupun mancanegara. Untuk mereka yang beragama Islam maupun yang beragama selain Islam.  Ada jam waktu berkunjung dari pagi mulai pukul 10.00 hingga sore hari pukul 16.30. Ada jeda istirahat siang hari saat dzuhur dan Ashar.  Khusus Hari Jumat, tidak ada pelayanan kunjungan kecuali Tamu VIP/VVIP.

Menurut Didi, pemandu wisata dari suatu travel tetap harus mengisi pendaftaran berkunjung ke Istiqlal, yang antara lain berisi tanggal kunjungan, nama lembaga, nama travel, nama pemandu, tujuan kunjungan, jenis kunjungan, jumlah peserta, asal daerah/negara, ketua rombongan dan nomor ponselnya. Pendaftaran berkunjung ini bisa dilihat juga di website istiqlal.or.id. Termasuk wisata virtualnya.

Masjid Istiqlal sebagai masjid negara dan masjid yang terbesar di Asia Tenggara memang berhati-hati seputar  kunjungan. Bahkan, kunjungan dari sebuah travel tetap harus didampingi pemandu lokal asal Masjid Istiqlal agar penyampaian mengenai Masjid Istiqlal lebih tepat. Untuk berkunjung, pakaian yang digunakan harus memenuhi unsur sopan santun menutup aurat. Untuk perempuan, menggunakan kerudung/hijab.  

Bedug Masjid Istiqlal punya sejarah (dok.windhu)
Bedug Masjid Istiqlal punya sejarah (dok.windhu)

Masjid Istiqlal yang Unik 

Sambil mengajak berkeliling Masjid Istiqlal, Didi menjelaskan keunikan yang dimiliki masjid. Sejak awal kemerdekaan tahun 1945, sudah muncul cita-cita untuk memiliki masjid yang dapat menjadi kebanggaan masyarakat Jakarta. KH Wahid Hasyim, Menteri Agama RI pertama dan para ulama mengusulkan untuk membuat sebuah masjid yang menjadi simbol negara RI.

 Tanggal 7 Desember 1954 berdiri Yayasan Masjid Istiqlal dengan ketua H Tjokraminoto. Rencana pembangunan masjid mendapatkan dukungan Presiden RI Soekarno. Sayembara pembangunan masjid dimenangkan Friedrich Silaban, yang merupakan non muslim. Sempat terjadi perdebatan mengenai lokasi masjid.

Bekas benteng Belanda Frederick Hendrik  dengan bangunan selebar 24.200 meter persegi di atas tanah seluas 98.247 meter persegi dengan daya tampung 200.000 jemaah. Istiqlal dalam Bahasa Arab berarti  merdeka atau kemerdekaan. Kubah utamanya seluas 45 meter dengan bulan sabit di atasnya.

Gambar Semar di Bedug Masjid (dok.windhu)
Gambar Semar di Bedug Masjid (dok.windhu)

Pemilihan lokasi karena  di seberangnya sudah berdiri gereja Kathedral. Hal ini untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia. Ya, bila melintas ke kawasan Pasar Baru ini, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang berdampingan mencerminkan itu. Dari pelataran masjid, menara tinggi gereja dapat terlihat. Dua agama berbeda tapi tetap menjunjung toleransi.  

Tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan Maulid Nabi, tiang pancang pertama dilakukan. Karena itulah, jumlah tiangnya mencapai 12 untuk melambangkan tanggal lahir Nabi Muhammad SAW. Setelah sempat terhambat pembangunannya, salah satunya G akibat 30 SPKI, akhirnya Masjid Istiqlal diresmikan Presiden RI ke-2 Soeharto pada 22 Februari 1978. Berdiri menjadi kebanggaan,sebuah masjid megah yang terdiri lima lamtai untuk melambangkan Rukun Islam dan juga Pancasila.  

Beduk ukuran raksasa terbuat dari kulit sapi ditopang struktur kayu berukir juga unik Jika diperhatikan, membentuk gambar semar yang merupakan tokoh pewayangan. Tak hanya itu, menara masjid Istiqlal berbeda dengan masjid lain karena memiliki tinggi 6.666 centimeter atau 66,66 meter. Hal ini menunjukkan jumlah ayat dalam Al-Quran.

Gereja Katedral, Jakarta (dok.windhu)
Gereja Katedral, Jakarta (dok.windhu)

Kemegahan Gereja Katedral di Seberang Masjid Istiqlal

Dari Masjid Istiqlal, bangunan Gereja Katedral terlihat megah. Hanya dengan menyeberang jalan, sudah mencapai gereja Katolik pertama di Batavia yang akan keindahan dan sejarah. Dua pemandu gereja, yakni Gref dan Lili mendampingi.

*Gereja Katedral memiliki nama resmi yaitu Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming. Katedral sekarang bukan lokasi awal. Apalagi saat itu, agama ini sempat ditentang Belanda. Sempat dibangun di Senen hingga terjadi kebakaran hebat di sekitar gereja. Sebuah lokasi baru akhirnya diberikan, yakni tempat Katedral saat ini.

Garuda Pancasila dekat pintu masuk Gereja Katedral (dok.windhu)
Garuda Pancasila dekat pintu masuk Gereja Katedral (dok.windhu)

Hal yang menarik dari Gereja Katedral Jakarta adalah nuansa toleransinya yang kuat. Lambang Garuda Pancasila warna emas berada di dekat pintu masuk gedung gereja. Selain itu, ada patung Bunda Maria Segala Suku sebagai pelambang  kebhinekaan Nusantara. Semua bangunan di Katedral yang sudah merupakan cagar budaya ini masih utuh meski usianya lebih dari seabad. Kaca patri serta lukisan keramik Jalan Salib  di dinding kiri dan dinding kanan gereja, masih asli dari dulu. Orgel berusia satu abad juga masih ada meski tidak digunakan lagi.

Greg dan Lili  menjelaskan banyak sejarah terkait Gereja Katedral, antara lain sebuah buku catatan pembaptisan dan perkawinan umat Katolik di Batavia berasal dari awal abad ke XIX, yang diletakkan di dalam kotak kaca. Ada tempat air suci juga. Penjelasan mengenai kardinal dan lainnya terkait Museum Katedral.

Gereja Katedral Jakarta (foto:Idfi Pancani)
Gereja Katedral Jakarta (foto:Idfi Pancani)

Destinasi Wisata Religi Kebanggaan Indonesia 

Hari semakin sore Kamis itu. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral hingga saat ini menjadi detinasi wisata religi di Jakarta, dan di Indonesia. Kedua bangunan dari dua agama berbeda berdampingan  harmonis. Sebuah kunjungan satu hari ramadan di dua tempat ibadah beda agama, yang memperkaya wawasan dan semakin menguatkan toleransi.Sebentar lagi buka puasa. Dari Gereja Katedral, sebagian kemudian kembali menuju Masjid Istiqlal untuk bersiap berbuka puasa dan shalat Maghrib.  

Berfoto di Masjid Istiqlal (foto: Idfi Pancani) 
Berfoto di Masjid Istiqlal (foto: Idfi Pancani) 

---Jakarta,dhu150423---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun