“Ibu bisanya cuma ini buat bantu dia. Sedikit berbagi. Lagipula, peyek-peyeknya kan bisa buat lauk makan nasi. Dimakan nggak pakai apa-apa, juga boleh,” ucap ibu yang membuat aku semakin terdiam.
Adzan Maghrib penanda buka puasa terdengar. Tanpa banyak komentar, kuambil dan kugigit sebuah risoles yang tadinya kuprotes telah dibeli. Peyek-peyek pun segera kutempatkan di sebuah wadah. Akan kumakan nanti setelahnya.
Terkadang, membeli sesuatu bukanlah harus karena benar-benar karena menginginkan sesuatu. Bukan juga karena sebuah rasa makanan yang luar biasa atau dijual di sebuah tempat yang berkelas.
Berbagi kepada sesama, menjadi kunci yang secara tak sengaja ibu sampaikan dan ibu ajarkan.Tidak perlu diberikan kepada yang jauh-jauh. Jika ada, prioritaskan yang di depan mata.Apalagi di bulan suci seperti ramadan.
Di luar sana, banyak orang yang merelakan hartanya bankan untuk berderma besar-besara ataupun mewakafkan tanahnya untuk membangun rumah ibadah. Aku menghela napas, sambil berucap dalam hati,”Aku masih harus belajar lebih banyak lagi tentang berbagi.”
---Jakarta,dhu090423---
#samber2023hari9
#kisahinspiratif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H