Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tarawih Bersama Ibu, Memaknai Ramadan Sebagai Penggugur Dosa

1 April 2023   23:10 Diperbarui: 1 April 2023   23:14 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarawih bersama ibu, makna ramadan penggugur dosa. (dok.windhu)

Hujan turun menjelang berbuka puasa. Tidak lama lagi adzan Isya. Ibu sudah bersiap-siap berangkat. Mukena sudah digunakannya. Tas berisi sajadah ada di dalam tas yang digenggamnya. Seperti tahun sebelumnya, ramadan tahun 1444 Hijriah ini, ibu tak ingin ketinggalan untuk menunaikan shalat tarawih di masjid.

“Masih hujan, bu,” kata saya. Namun, ibu bersikukuh. Hujan sudah mereda, kata ibu. Memang benar, hujan menyisakan gerimis halus. Saya memastikan lagi. Malam ternyata bersahabat. Hujan benar-benar berhenti. Pergi tarawih seakan diperlancar menjadi mudah.

Pada usianya yang sudah kepala 7, ibu selalu bersemangat saat shalat tarawih. Bahkan, mungkin melebihi yang lebih muda. Saya menggelar sajadah untuk ibu. Saya lihat sekeliling. Adzan Isya berkumandang. Sejumlah orang terlihat bergegas memasuki masjid. Ibu lalu shalat qobliyah.

Shalat Isya pun dimulai. Ibu berdiri. Begitupun ketika rawatib. Saat tarawih dimulai, setelah beberapa rakaat ibu akhirnya memutuskan shalat dalam keadaan duduk.”Kaki ibu sudah gemetar,” ucap ibu. Saya tersenyum sambil memijit kaki ibu sebentar di jeda antar rakaat shalat tarawih.

Begitulah ibu saat ini. Kekukuhan semangatnya sudah mulai tak selaras dengan kondisi tubuhnya yang  semakin menua karena usia. Ibu seringkali sudah tak sanggup lagi shalat tarawih dengan berdiri dan harus duduk untuk menunaikannya.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya saat fisik ibu sehat. Namun, ibu tak pernah menyerah. Shalat tarawih hanya ada setahun sekali. Sayang untuk dilewatkan. Banyak pahala yang bisa didapatkan. Lagipula, shalat tarawih di masjid berbeda suasana jika dilakukan di dalam rumah.

Alhamdulillah, masih diberikan kesempatan bertemu ramadan tahun ini. Entahlah pada tahun mendatang. Saya jadi ingat bapak yang berpulang tak sampai dua bulan menjelang ramadan. Seperti ibu, saya juga ingin menjadikan ramadan bermakna melalui ibadah yang dilakukan, yang antara lain melalui shalat tarawih.

Tarawih di masjid beda dengan di rumah (dok.windhu) 
Tarawih di masjid beda dengan di rumah (dok.windhu) 

Makna Ramadan Untuk Menghilangkan Dosa

Lalu, apa sebenarnya makna ramadan? Menurut ustaz Adi Hidayat melalui program Program Aku Suka Ramadan di youtube Adi Hidayat Official, makna ramadan dari artinya adalah sesuatu yang panas membakar, sesuatu yang menyebabkan kering. Bumi yang diinjak sudah mulai kering, kerikil yang dipijak sudah panas, tanah juga gersang.

Jadi, bulan ramadan seakan memberikan isyarat bahwa manusia diuji dengan tenggorokan yang  biasanya lega teralirkan minuman, saat ibadah puasa ramadan lebih kering dari sebelumnya karena menahan haus dan lapar.

Dari segi makna kiasan, ramadan memberikan gambaran anugerah karena hadirnya bulan ini berpotensi membakar, menghanguskan, menghilangkan dosa-dosa yang menempel dalam tubuh dan jiwa seseorang. Karenanya, pada bulan pernuh kemuliaan ini harus disertai dengan istighfar dan memperbanyak amal soleh. Amalan-amalan yang dikerjakan dengan baik itulah yang dapat membakar seluruh dosa-dosa yang pernah dilakukan selama hidup.

Shalat berjemaah di masjid (dok.windhu)
Shalat berjemaah di masjid (dok.windhu)

Meningkatkan Shalat, Interaksi dengan Al-Quran, dan Infaq

Ramadan dan amalan tidak terpisahkan. Selain berpuasa, masih menurut  ustaz Adi Hidayat, setidaknya ada tiga amalan pokok saat ramadan, yakni meningkatkan shalat, berinteraksi dengan Al Quran, dan melakukan infaq. Amalan siang dan malam yang bisa dikerjakan siapapun selama ramadan untuk membakar dosa.  

Sejak awal ramadan, saya pun berusaha melakukannya. Upaya meningkatkan shalat tak hanya sekedar shalat fardhu lima waktu saja. Dengan kesempatan yang ada, berusaha untuk menunaikan shalat sunnah yang melekat pada shalat fardhu subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. Selain itu, juga berusaha melaksanakan shalat dhuha, tahajud, dan tentu saja shalat tarawih yang disertai witir di masjid bersama ibu.

Untuk amalan interaksi dengan Al Quran, saya berupaya untuk membaca ayat demi ayat, menyelesaikan juz demi juz dalam Al Quran selama ramadan 1444 hijriah  ini dengan kemampuan yang ada. Setiap pagi sehabis subuh atau malam, saya berusaha menambah lembaran yang sudah dibaca.

Amalan untuk infaq ramadan juga dipersiapkan. Setiap ke masjid, setidaknya berupaya untuk memasukkan ke kotak amal yang ada. Biasanya ada kotak untuk anak yatim dan pembangunan masjid. Saya mengisinya selang seling. Mungkin bukan jumlah yang besar, tapi berusaha melakukannya rutin. Anggaran untuk infaq wajib seperti zakat juga dipersiapkan.  Zakat yang dilakukan bukan hanya karena harta meningkat.

Tarawih di masjid hanya setahun sekali (dok.windhu) 
Tarawih di masjid hanya setahun sekali (dok.windhu) 

Ramadan Bermakna, Tarawih Bersama Ibu

Bulan puasa bisa dibilang sebagai bulan obral. Bulan ramadan yang mulia karena bulan diturunkannya kitab suci Al Quran. Segala kebaikan yang dilakukan mendatangkan pahala. Inilah yang harus diambil karena pahala lebih mudah didapatkan melalui berbagai amalan yang ada.

Ramadan 1444 Hijriah ini saya ingin lebih meningkatkan lagi amalan itu untuk membakar dosa-dosa yang dimiliki dan melakukan ibadah hanya ditujukan kepada Allah. Berharap bisa mendapatkan pahala.

Menunaikan shalat tarawih bersama ibu pada ramadan kali ini menjadi salah satu cara saya lebih memaknai ramadan. Selain sebagai wujud bakti pada orang tua, saya semakin menyadari banyak sekali pahala tersebar saat mengejar tarawih. Sarana  untuk menggugurkan dosa-dosa yang melekat.

Tarawih merupakan paket ramadan, yang hanya ada setahun sekali seperti halnya puasa ramadan.Waktu yang tidak mungkin bisa terganti pada tahun-tahun berikutnya. Banyak sekali doa-doa yang dipanjatkan berjamaah di sela-sela tarawih.

Meski hukumnya sunah, momen shalat tarawih berbeda baik dari pahala maupun peluangnya. Kapan lagi dapat shalat sunah yang pahalanya melimpah? Melaksanakan sunnah yang berpotensi mendapatkan ampunan dosa dan doa terjawab dengan cepat. Karena berada dalam paket ramadhan, tarawih dan witir sangat ditekankan. Sunnah Muakkad, sehhingga jangan sampai ditinggalkan.

Tarawih bisa jadi merupakan penyempurna ibadah puasa yang dilakukan setiap hari.  Menemani keinginan ibu untuk selalu  shalat tarawih di masjid adalah kewajiban tapi   saya menyadari, saya mendapatkan lebih dari itu. Kebersamaan dan pahala didapatkan sekaligus.

Tarawih bersama ibu, cara memaknai ramadan untuk membakar dosa, sebagai penggugur dosa. Kesempatan yang menguntungkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Amalan untuk selalu ke masjid dan shalat berjamaah didapatkan. Saya lebih belajar mengenai konsistensi ibadah dan menyingkirkan hinggapnya perasaan malas tarawih di masjid seperti  dulu ketika idul fitri semakin dekat. Lebih memahami makna ramadan membuat motivasi semakin meningkat. Ramadan bukanlah sekedar menahan rasa haus dan lapar.t

Masih bisa melakukan shalat tarawih di masjid adalah sebuah anugerah selagi badan masih sehat. Banyak yang sudah tidak bisa melaksanakannya dan merindukannya. Entah karena sudah berpulang pada Illahi ataupun karena sakit dan sudah tua. Saya pernah melihat tetangga berusia yang tarawih di masjid dengan menggunakan kursi roda.

Ibu masih bisa menunaikan shalat tarawih di masjid meski setelah beberapa rakaat harus melanjutkannya dalam keadaan duduk. Semoga ramadan kali ini ibu tuntas menunaikan dengan lancar shalat tarawih di masjid. Saya berharap ibu selalu sehat. Begitupun dengan ramadan tahun depan, saya siap menemani ibu untuk tarawih di masjid. 

---Jakarta,0104dhu23---

#samberthr

#samber2023hari1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun