Lokasi ketiga rumah ibadah dari penganut agama yang berbeda ini tidak begitu jauh. Bisa ditempuh dari satu tempat ke tempat lainnya hanya dengan berjalan kaki. Jika jalan bareng dengan suatu komunitas atau teman, perjalanan wisata yang bisa memperkuat rasa toleransi agama dan suku, dan lainnya ini tidak terasa.
Bersihkan Anggota Tubuhmu, Tutuplah Kepalamu di Sikh Temple
Jangan lupa membawa tutup kepala. Itu yang harus diingat jika ingin mengunjungi Sikh Temple, yang terletak di Jl. Pasar Baru Timur 10, Jakarta Pusat. Sebab, penganut agama Sikh yang laki-laki menggunakan turban/sorban dan perempuannya menggunakan kerudung.
Gedung Sikh Temple Pasar Baru ini mudah dikenali. Selain memang ada tulisannya, gedung berlantai dua yang cukup megah itu mudah dikenali dari kubah, nuansa kuning emas dan biru.
Jika tidak membawa penutup kepala, ada lemari yang menyediakan penutup kepala dan bisa dipinjam pengunjung saat berada di Sikh Temple. Beberapa kawan meminjamnya dan saling memakaikan. Sebelum masuk rumah ibadah, setiap orang diwajibkan untuk mencuci kaki dan tangan sebagai wujud membersihkan dan menjaga kesucian diri.
Gambar Guru Nanak Dev Ji asal Punjab, India kelahiran tahun 1469, yang mengajarkan agama Sikh langsung terlihat. Begitupun halnya dengan prasasti nama pengikut sikh dimana-mana, yang ternyata merupakan plakat donasi.
Ade, salah seorang pengurus Sikh Temple Pasar Baru mengatakan keberadaan tenpat ibadah Sikh di kawasan Pasar Baru ini merupakan yang kedua di Jakarta dan dibangun pada tahun 1955.
Sikh Temple atau kuil Sikh disebut juga Gurdwara yang pertama terletak di Tanjung Priok. Sikh dan India tidak bisa dipisahkan. Penganutnya di Indonesia merupakan WNI keturunan India yang sudah bermukim 3 hingga 4 generasi. Penyebaran ke Batavia melalui perantau yang masuk ke Jakarta pada tahun 1920. Sebelumnya, masuk melalui jalur pedagangan di Aceh dan Medan.
“Selain turban, kerudung, penganut Sikh juga menggunakan gelang,” kata Ade sambil memperlihatkan gelang putih yang melingkar di pergelangan tangannya.