Tidak terasa semarak lebaran sudah hampir sepekan berlalu. Kegiatan silahturahmi dan halal bihalal untuk bermaaf-maafan mulai berkurang, Wisata ke satu atau dua lokasi sudah dilakukan. Sudah saatnya bersiap memulai kembali aktivitas normal.
Selain itu, tentunya juga harus segera membayar utang yang belum tuntas. Utang? Yups, utang khusus buat para perempuan. Selama menjalankan ibadah ramadan, terutama puasa, ada waktu perempuan tidak bisa menjalankan ibadah puasa karena haid.
Qadha atau membayar puasa itu wajib bagi orang yang sanggup berpuasa saat ramadhan. Namun, lantaran adanya halangan tertentu atau uzur seperti sakit, nifas, melakukan perjalanan jauh, dan haid.
Nah, haid atau tamu bulanan yang datang rutin membuat para perempuan harus tidak berpuasa selama beberapa hari hingga seminggu. Selama tidak berpuasa, perempuan memperbanyak istighfar, memperbanyak zikir, membaca buku fikih dan tafsir bukan mushaf, memperbanyak doa, dan mempersiapkan sahur untuk keluarga.
Saat tidak berpuasa, selain untuk kesehatan perempuan, hal ini juga meringankan perempuan dalam beraktivitas lain di bulan ramadan. Meski demikian, terkadang ada keinginan haid cepat selesai sehingga bisa segera menjalankan ibadah. Selain, tentu saja memikirkan berapa banyak utang puasa yang harus segera ditunaikan.
"Utang puasa berapa kemarin?"
"Berapa lama nggak puasa?"
"Mulai puasa bayar utang, kapan?"
Ini beberapa pertanyaan yang biasanya muncul saat para cewek bertemu. Bayar utang puasa itu wajib. Jangka waktu mengganti puasa ini sebenarnya cukup panjang, sampai menjelang ramadan berikutnya.
Namun sebaiknya utang puasa segera dilakukan supaya tidak berlarut-larut. Terkadang, jika ditunda-tunda, bisa-bisa baru mendekati ramadan berikutnya baru membayar utang puasa.