Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Setelah HET Dicabut Minyak Goreng Kemasan Kembali Mahal, Haruskah Beralih ke Curah?

18 Maret 2022   07:47 Diperbarui: 18 Maret 2022   13:01 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak goreng (Sumber gambar: kompas.com)

Pemerintah hanya akan menyubsidi minyak goreng curah agar bisa didapatkan Rp.14.000. Begitu diumumkan, harga minyak goreng kemasan bermerek pun langsung melejit. Stok juga tiba-tiba tersedia. Pada marketplace, harga minyak goreng kemasan dua liter dalam kisaran di atas Rp. 45.000 hingga Rp. 60.000.

Sumbergambar:tangkaplayar kompastv/sajiansedap.grid.id)
Sumbergambar:tangkaplayar kompastv/sajiansedap.grid.id)

Sempat Akan Dilarang Beredar, Migor Curah Kini Disubsidi

Setelah harga minyak goreng (migor) kembali pada 'harga normal' satu liter di atas Rp.20 ribuan, memang minyak goreng tersedia dimana-mana. Hanya saja, meski tetap begitu ada yang janggal terasa.

Apakah minyak goreng curah kini akan jadi incaran selain untuk konsumsi masyarakat miskin? Apakah semata-mata karena harga saja? Saat HET Rp. 14.000, sepertinya masyarakat antri di minimarket bukan untuk membeli minyak goreng curah. Mereka mengantri untuk membeli minyak goreng kemasan, entah yang bermerek seperti di iklan ataupun dalam kemasan sederhana.

Sebenarnya, saya agak bingung dengan perbedaan minyak goreng kemasan sederhana dan minyak goreng kemasan premium. Soalnya, perbedaannya sangat tipis. Minyak goreng kemasan premium dikenali selain bermerek dari perusahaan tertetntu, jelas ada informasi nilai gizinya.

Kalau minyak goreng curah, saya sangat mengenalinya karena jelas tanpa merek. Saya biasa melihat penjual minyak goreng curah menuang minyak satu per satu ke dalam kantung plastik bening satu kilogram dari jerigen besar, kemudian mengikatnya dengan karet gelang.

Namun setahu saya, di pasar tradisional dekat rumah, pembeli lebih banyak yang mencari minyak goreng kemasan, baik dalam bentuk pouch maupun botol. Masyarakat di sekitar perumahan lebih menyukai minyak goreng kemasan dan bukan curah.  

Lagipula, semula minyak goreng curah di warung dan pasar tradisional sempat dilarang untuk diedarkan atau dijualbelikan. Pemerintah sempat akan memberlakukan wajib kemasan minyak goreng curah mulai 1 Januari 2022. Namun, akhirnya pemerintah mencabut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2020 tentang minyak goreng sawit wajib kemasan dengan pertimbangan kondisi pandemi.

Minyak goreng (sumber gambar: kompas.com)
Minyak goreng (sumber gambar: kompas.com)

Minyak Goreng Curah akan Jadi Incaran?

Dulu, ibu sempat menggunakan minyak goreng curah untuk menggoreng, menumis, dan menyajikan bebagai masakan lainnya di rumah. Namun itu sudah sangat lama. Puluhan tahun berlalu.

Minyak goreng curah yang cenderung lebih cepat berubah warna menjadi gelap setelah sekali digunakan dan lebih mudah berbau tengik membuat ibu kemudian beralih untuk tidak menggunakannya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun