"Mbak Sri, saya titip rumah ya. Mau pulang kampung sekeluarga. Rumah kosong satu minggu," kata saya, sekaligus mohon pamit. Perempuan itu mengangguk lalu berpesan agar hati-hati di jalan dan selamat sampai tujuan.
"Ya, hati-hati sampai kampung ya," katanya sambil menghampiri mobil yang akan membawa kami pulang kampung. Kami pun melambaikan tangan kepadanya. Hari masih pagi, Â pukul 6.00.
Saling menitip rumah adalah salah satu hal yang biasa kami lakukan dengan mbak Sri dan keluarganya. Saat pulang kampung atau pergi dengan keluarganya ke suatu tempat, diapun menitipkan rumahnya yang berada tepat di sebelah kanan rumah kami. Â Â
Memang, sudah ada petugas hansip yang biasanya berkeliling saat malam hari untuk menjaga keamanan lingkungan perumahan jika terjadi hal buruk seperti adanya aksi maling. Sebenarnya, menitip rumah kosong lebih dari itu.
Tetangga terdekat tahu lebih dulu dan turut memperhatikan jika terjadi sesuatu di rumah tetangga yang menitipkan rumah. Seandainya ada tamu yang kebetulan datang atau ada kiriman dari pos, ada tetangga baik hati yang bersedia menerima.
Saat tiba lagi di rumah dari kampung, tetangga akan memberi info apa yang terjadi saat pergi. Sebaliknya, biasanya kami tak lupa untuk memberikan oleh-oleh dari kampung sebagai tanda terima kasih.
Hidup Bertetangga Itu Tak Hidup  Sendiri
Tetangga adalah teman dan saudara terdekat. Apalagi, tetangga yang benar-benar tinggal di samping rumah. Terlebih, jika tiggal di suatu perumahan yang tiap rumahnya hanya berbatas satu tembok alias hidup dengan tembok yang sama.
Jadi, harus benar-benar bisa menjaga dengan etika hidup bertetangga agar bisa menjaga hubungan yang baik. Saling menitip rumah dan saling berbagi makanan, hanyalah satu hal yang dilakukan dalam hidup bertetangga.Â
Ada beberapa hal yang setidaknya harus selalu dilakukan jika ingin hidup bertetangga dengan baik, yakni :
1. Bersikap ramah dan sopan
Bersikap ramah dan sopan sebenarnya berlaku pada setiap orang. Dalam hidup bertetangga, sikap baik ini harus selalu dilakukan dan ditekankan dalam kehidupan sehari-hari.
Saat bertemu tetangga, baik tetangga dekat rumah ataupun tetangga jauh seperti yang satu RT atau satu RW, saling menyapa dengan baik jika bertemu. Saling mengangguk dan menangkupkan dua tangan bila bertemu tetangga terutama  yang lawan jenis adalah hal yang bisa dilakukan dengan mudah.
Berkata-kata yang sopan dengan bahasa santun jika bertemu dengan yang lebih tua. Untuk tetangga yang teman dekat, bisa dengan bahasa yang lebih rileks. Tidak pelit memberikan senyuman yang tulus saat bertemu dengan tetangga.
2. Bersikap tolong-menolongÂ
Sebagai mahluk sosial, seorang manusia saling membutuhkan satu dengan yang lain. Dalam hidup bertetangga, hal itu sangat terasa sehari-hari. Tolong menolong sesama  tetangga, tanpa disadari berlangsung dalam seluruh tahapan kehidupan.
Sejak manusia lahir, masa anak-anak, masa remaja, masa lanjut usia, hingga saat kematian terjadi dalam keluarga. Baik dalam susah maupun senang, sudah membutuhkan bantuan tetangga terdekat.
Ya, saat membutuhkan bantuan untuk pergi ke rumah sakit, tetangga yang pertama kali turun tangan untuk membantu. Ikut mengantarkan ke rumah sakit. Saat ada kematian, tetangga ikut membantu menata rumah untuk pelayat dan bahkan ada yang membantu hingga mengurus ke pemakaman.
Saat bahagia menyambut kelahiran anak, mengadakan pesta pernikahan dan pesta ulang tahun, ada juga peran tetangga yang membantu. Jika memasak sendiri hidangan, ada saja tetangga yang datang ke rumah untuk bantu masak memasak atau beres-beres.
Segeralah menjenguk jika ada tetangga  ada yang sakit. Segeralah melayat jika ada tetangga yang sedang tertimpa musibah kematian.
3. Memberikan perlindungan
Saat tetangga ada yang mengalami kebakaran dan rumahnya tinggal puing, tetangga memberikan perlindungan dengan memberikan solusi pertolongan. Serentak, seluruh tetangga langsung turun tangan.
Melalui grup whatsapp lingkungan, gerak cepat langsung dilakukan. Ada yang segera memanggil pemadam kebakaran, ada yang segera membantu mengangkati barang-barang yang bisa diselamatkan dari rumah, hingga membantu untuk menyiram rumah yang terbakar dengan air yang dibawa dari rumah terdekat.
Pasca kebakaran itu, ada yang menawarkan keluarga yang rumahnya terbakar itu untuk tinggal di salah satu tempat kos miliknya yang kebetulan kosong untuk sementara.
Selain itu, tetangga mengambil kesepakatan untuk bergiliran masak, mengumpulkan pakaian layak pakai dan mengumpulkan iuran serelanya dari setiap rumah untuk membantu tetangga tersebut sehingga rumah baru bisa segera dibangun.
4. Jangan mengganggu tetangga
Hidup bertangga harus bisa menjaga diri jangan sampai ucapan dan tingkah laku mengganggu tetangga. Ini terutama pada rumah tetangga yang bersebelahan. Segera menebang pohon jika daun-daun pohon atau akarnya sudah mulai mengganggu bangunan tetangga.
Untuk sehari-hari, jangan terbiasa menyetel film, mendengarkan musik keras-keras atau berteriak-teriak dalam bicara. Jika akan mengadakan suatu acara, baik acara pesta seperti ulang tahun dan perhikahan harus mohon izin dan menyampaikan maaf jika bisa saja dalam acara itu muncul suara berisik yang bisa mengganggu tetangga. Begitupun halnya jika ingin merenovasi rumah. Â
5. Jangan bergosip
Berkumpul pada sebuah kegiatan lingkungan, seperti saat merayakan 17-agustusan, olahraga akhir pecan bersama, mengikuti arisan dan rapat lingkungan merupakan bagian dari hidup bertetangga. Kegiatan-kegiatan seperti ini bisa mempererat dan menambah dekat hubungan baik sesama tetangga.
Namun, saat berkumpul bersama ini biasanya ada saja informasi yang beredar mengenai suatu hal. Bahkan tak jarang kadang menyebut nama seseorang dan aktivitasnya. Jangan terpancing untuk ikut berkomentar, bergosip bahkan menyebarkannya. Bahaya! Â
6. BerbagilahÂ
Berbagi dalam hidup bertetangga sangat penting. Tidak harus pada saat terjadi suatu peristiwa besar saja, seperti pesta atau musibah. Agama dan orang tua mengajarkan jika tercium bau masakan maka berbagilah makanan kepada tetangga tersebut. Jangan sampai menimbulkan rasa ingin pada tetangga.
Saat memasak kue, tidak ada salahnya berbagi kue itu kepada tetangga sebelah rumah. Memberikan oleh-oleh saat pergi ke suatu tempat atau pulang kampung . Saat hari raya, saling mengirimkan makanan atau bingkisan hari raya kepada tetangga selain ucapan selamat.
7. Ringan tangan dan aktif
Sikap ringan tangan sangat dibutuhkan dalam hidup bertetangga. Di lingkungan, biasanya ada kegiatan bersama seperti kerja bakti pada hari libur. Jangan pura-pura tidak tahu dan tidak mau repot-repot terlibat.
Langsunglah membantu dan terlibat aktif bersama-sama dengan tetangga. Tanpa perlu disuruh, menawarkan diri apa yang bisa dibantu dan apa saja yang harus dilakukan pada saat itu.
Â
Sabarlah dalam Hidup Bertetangga
Hidup bertetangga, tak selamanya manis. Meski sudah berusaha bersikap baik, sopan dan siap membantu, terkadang muncul suatu hal yang tidak mengenakkan dari seseorang bernama tetangga.
Sikap tidak enak dari tetangga itu, bisa saja berupa dari nada bicara, cara bicara, ucapan maupun tingkah laku yang bisa saja menyakiti hati. Tenanglah dan cobalah untuk selalu bersabar.
Itulah seninya. Tidak ada tetangga yang sempurna, tidak perlu dimasukkan ke dalam hati atau bahkan bertengkar akibat hal itu. Ingatlah kembali jika tetangga itu merupakan saudara terdekat yang bisa memberikan pertolongan paling cepat.
Jadi, selalu bersikap saling, saling menolong dan saling membantu. Yuk, jalani hidup bertetangga dengan baik.
Jkt,dhu-040722
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H