Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

"Pasukan Buzzer", Kisah di Balik Sebuah Manipulasi Opini Publik

31 Desember 2021   23:48 Diperbarui: 1 Januari 2022   18:57 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Pasukan Buzzer karya Chang Kang-Myoung (dok.windhu) 

Beberapa tahun terakhir, istilah pasukan buzzer alias pendengung menjadi bahan perbincangan di berbagai kalangan dan muncul jadi pemberitaan media. Melalui kecanggihan teknologi informasi dan meluasnya penggunaan media sosial, para buzzer dianggap telah menyebarkan dan memproduksi informasi agar viral.

Pasukan Buzzer sering dianggap menyebarkan fitnah, memproduksi berita bohong, hingga menghabisi karakter seseorang atau suatu kelompok. Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan komentar jahat, ulasan blog dan cuitan media sosial yang diberi tagar (hashtag) tertentu.

Di Korea, Pasukan Buzzer dikelola oleh Badan Intelijen Nasional selama pemilihan presiden tahun 2012, yang disebut sebagai pasukan buzzer generasi pertama. Inilah yang menjadi pembuka novel Pasukan Buzzer karya penulis Korea Chang Kang-Myeong. Sebuah novel yang dialihbahasakan dari  Bahasa Korea dengan judul asli Comment Corps.   

Pemasaran Viral dan Propaganda

Novel ini menceritakan Tim Aleph, yang awalnya menjalankan usaha pemasaran online Tim ini beranggotakan tiga orang yakni Sam-goong sebagai penyusun starategi, Chatatkat sebagai penulis  dan 018810 sebagai ahli komputer. Semula, mereka mengelola usaha yang menawarkan jasa membantu untuk menaikkan peringkat perusahaan dalam pecarian real time di internet.

Menggunakan bot atau manual, kecepatan jumlah pencairan yang berpengaruh pada peringkat juga diperhatikan. Lambat laun, Tim Aleph pun berubah mulai memalsukan kualitas, selain kuantitas. Ulasan menjadi kian berani dan berlebihan. Bahkan, sampai membentuk akun palsu.

Tugas paling penting seorang propagandis adalah mendengarkan denyut nadi masyarakat setiap saat dan setiap hari. 

Ini tertulis di bawah penanda Bab I. Secara perlahan, perusahaan pemasaran online kemudian  berubah menjadi pemasaran viral, yang mengedepankan emosi dan bukan logika. Perusahaan pemasaran online ini menguasai cara meninggalkan pesan dalam otak orang dan cara memaksimalkan propaganda. Sangat tahu cara memancing minat semua orang.

Dalam aksinya, Tim Aleph mengembangkan dan menjual solusi terkait ulasan buruk dan komentar jahat. Mereka  membuat postingan palsu, membalas komentar jelek, serangan cyber seperti yang diminta oleh para kliennya.

Lalu, melakukan serangan tak berdasar, yang ternyata sangat efektif. Jumlah klien pun meningkat, dari toko swasta, guru sekolah online, dan politisi. Tim Aleph terlibat dalam pemilihan internal suatu partai untuk membentuk opini publik.

Penghasilan fantastis diperoleh Tim Aleph saat bekerja sama dengan pihak yang disebut dengan grup Happo. Jika biasanya pembayaran berhubungan dengan agency, grup Happo menyerahkan tunai secara langsung dalam jumlah banyak Rp.30 juta. Suatu hal yang belum pernah diterima Tim Aleph.  

Isi Pasukan Buzzer (dok.windhu) 
Isi Pasukan Buzzer (dok.windhu) 

Terseret Permainan Berbahaya

Jumlah yang diberikan terus meningkat seiring dengan tawaran untuk menghancurkan Ssangko, komunitas yang memiliki banyak informasi tentang diet dan operasi plastik, Forum Eunjong yang banyak memuat artikel film, pertunjukan, dan musik. Dalam bab 3, Lee Cheol So dari Grup Happo mengatakan kalau situs-situs ini bagaikan kanker yang menggerogoti masyarakat.   

"Jika kalian berhasil menghancurkan situs itu dalam waktu satu bulan, aku akan memberi kalian Sembilan puluh juta won dan tambahan sepuluh juta won kalau kalian mengawasi Forum Eunjong sampai akhir tahun. Kalian bersedia?" (halaman 114).

Kafe Jumda adalah situs yang paling besar. Untuk menghancurkan situs ini, Tim Aleph tidak hanya mendapatkan data berisikan ID dan nomor sandi anggota Kafe Jumda, tetapi juga nomor penduduk dan informasi tentang keanggotaan mereka di berbagai situs dan media sosial. Semuanya nyata.

Tim Aleph semakin terseret jauh ke dalam permainan politik berbahaya, yang diduga sebenarnya dikelola oleh  Badan Intelijen Nasional atau Departemen Pertahanan. Semua terorganisir rapi. Chatatkat bahkan melakukan wawancara dengan seorang reporter ambisius Lim Sang Jin, yang justru berujung pada kehancuran reporter dan kekecauan  surat kabar yang mengulasnya.

Novel Pasukan Buzzer menampilkannya dalam bentuk reportase antara Lim Sang Jin dan Chatatkat.  Hal yang mengejutkan muncul di akhir cerita. Sebuah penutup tak diduga menunggu pembaca, yang pastinya akan menarik napas.    

Pasukan Buzzer terinspirasi kejadian nyata (dok.windhu) 
Pasukan Buzzer terinspirasi kejadian nyata (dok.windhu) 

Insprasi Mengejutkan Pasukan Buzzer

Membaca novel ini, seakan membuka mata mengenai pasukan buzzer. Mulut bisa berucap, Ooo begitukah cara kerja pasukan buzzer? Seperti itukah pihak yang memanfaatkan kerja pasukan buzzer?

Menurut Chang Kang-Myoung pada halaman Sumber Informasi mengenai novel, karya   novel Pasukan Buzzer terinspirasi dari  manipulasi opini publik yang dilakukan Badan Intelijen Nasional pada tahun 2012. Kasus yang mengejutkan dan banyak orang tak percaya pada saat awal tudingan itu terungkap.

Novel setebal 288 halaman ini  terdiri atas 9 bab, yang memberikan kutipan tulisan di setiap bawah penanda bab. Novel ini seluruhnya fiktif meski ada nama-nama orang, organisasi, dan situs internet asli agar terkesan masuk akal.

Sam Goong, Chatatkat, dan 01810 adalah tokoh-tokoh yang juga muncul dalam Lumiere People, kumpulan cerpen Chang Kang-Myoung. Ketiganya anggota Tim Aleph yang memanipulasi opini publik di internet, seperti dalam novel Pasukan Buzzer.

Dalam Pasukan Buzzer, Chang Khang-Myoung kemudian menyajikannya dengan yang apik dengan menggabungkan imajinasi yang dimilikinya. Latar belakang penulis yang pernah menjadi reporter Harian Dong-A selama sebelas tahun ini, cukup berpengaruh dan berdasarkan unggahan artikel situs.

Misalnya, layanan yang diberikan Tim Aleph, idenya berawal dari artikel yang diunggah di situs Today Humor. Artikel yang kini telah dihapus itu, mengangkat kecurigaan pada sebuah perusahaan tembakau yang sengaja merencanakan kampanye pemasaran viral menggunakan wanita muda dengan akun palsu untuk memancing situasi provokatif di internet. Tujuannya untuk mempromosikan produk-produk baru perusahaan.

Ide mengenai Grup Happo juga tercetus dari artikel utama bertajuk Dasar Perlawanan Komunitas Online di Weekly KyungHang. Begitupun dengan situs-situs yang dihancurkan Tim Aleph, seperti Forum Eunjong, Kafe Jumda, Ssangko, dan Mahol merupakan komunitas-komunitas internet yang memiliki pola dan kejadian serupa dengan tambahan imajinasi.

Untuk memperkaya novel Pasukan Buzzer, Chang Kang-Myoung sering mengunjungi situs untuk mendapatkan rujukan seperti perang keyboard, situs yang banyak dikunjungi wanita, geng, fanatisme, politicall correctness, IP, jaringan editorial virtual, distribusi informasi pribadi.

Sampul belakang Pasukan Buzzeer terbitan Gramedia Pustaka Utama (dok.windhu) 
Sampul belakang Pasukan Buzzeer terbitan Gramedia Pustaka Utama (dok.windhu) 

Novel Pasukan Buzzer C meraih penghargaan dari Penulis Today di Korea pada tahun 2016. Sebelum menjadi penulis, Chang Kang-Myoung yang lahir di Seoul pada tahun 1975, pernah bekerja di perusahaan konstruksi dan reporter Harian Dong-A selama sebelas tahun.

Chang Kang-Myoung pernah memperoleh penghargaan lain, yakni Penghargaan Novel Sastra Hankyoreh untuk novelnya Pemutihan pada tahun 2011. Selain, Penghargaan Sastra Perdamaian Jeju4.3 pada tahun 2015.

Menurut saya, novel Pasukan Buzzer ini sangat bagus untuk dibaca bagi yang penasaran dengan kisah di balik kegiatan pasukan buzzer.  Apalagi, saat ini di Indonesia juga muncul tudingan adanya pasukan buzzer, terutama terkait dengan partai politik, pemerintahan, dan saat ini menjelang pemilu. Namun sebagai catatan, novel ini sebaiknya hanya dibaca oleh orang dewasa karena dibumbui dengan kisah petualangan dan adegan seks Tim Aleph dengan para wanita penghibur yang kerja di bar.

Data Buku Pasukan Buzzer (Comment Corps)

Judul       : Pasukan Buzzer (Comment Corps)

Penulis   : Chang Kang-Myoung

Jumlah   : 288 halaman, 20 cm

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbitan: Jakarta, 2021

ISBN        : 9786020653785

Harga      : Rp95.000

@fiksigpu

@bukugpu

#saksipasukanbuzzer

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun