Pernah nggak sih kamu merasakan cuaca yang begitu panas? Kipas angin yang berputar seakan nggak cukup. Keringat tetap meluncur dan membuat baju basah.
Lalu, saat hujan turun begitu lebatnya, tiba-tiba sebentar saja sudah ada informasi kalau beberapa wilayah sudah terendam banjir.
"Waduh mbak, rumah saya banjir sampai seatap rumah," ucap Pono, pekerja bangunan yang biasa membetulkan rumah di lingkungan kami. Saat itu awal tahun.
Cuaca ekstrem dan kondisi kota menyebabkan banjir semakin sering terjadi. Contohya Jakarta, kalau dulunya banjir lima tahunan, sekarang lebih cepat, bahkan cenderung tiap tahun. Siapa yang mau, coba?
Peristiwa cuaca yang tidak menentu seperti suhu yang semakin panas dan hujan yang lebatnya tak biasa, kemudian saya ketahui dipengaruhi oleh perubahan lingkungan.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG), dampak perubahan iklim ini diproyeksikan sampai akhir abad ke-21.Â
Tandanya, kondisi ekstrem saat musim hujan akan semakin basah dan apabila musim kemarau  akan semakin kering. Frekuensi kejadian periode ulangnya dan intensitasnya tinggi.
Net-Zero Emissions  dan Aktivitas Manusia
Perubahan iklim, pemanasan global, dan Net Zero Emissions. Bisa dibilang, tiga serangkai ini merupakan hasil aktivitas manusia yang juga berdampak pada manusia. Tiap hari kita beraktivitas, dong.