Karni mengerjapkan mata. Sapi montok yang ada di lahan kosong itu seakan memandangnya. Gagah sekali. Besok dia sudah tiada, gumamnya.Â
"Hewan kurban, bu?" sebuah suara terdengar. Â Karni menoleh. Sedikit kaget.Â
Dirapikannya helai rambut yang keluar dari jilbab yang digunakannya. Dia sebenarnya hanya kebetulan lewat dan merasa tertarik.Â
"Sapi bisa bertujuh dengan anggota keluarga, bu. Dua belas juta saja, " kata lelaki yang menghampirinya.Â
Mata Karni memandang kambing berbulu putih yang ada di dekatnya.Â
"Kambing yang itu tiga juta. Lihat, gemuk dagingnya, bu, " suara lelaki penjual hewan kurban itu memberi keterangan tanpa diminta.Â
Ah, mungkinkah tahun ini bisa berkurban? Pikiran itu melintas.Â
***
Kupon pengambilan daging di masjid itu ditaruh Karni di atas lemari kecil ruang tamu. Baru bisa diambil setelah pukul 13.00.
Setiap kali Idul Adha datang, daging-daging kurban berdatangan ke rumah. Tidak semua langsung dimasak. Sebagian bungkusan dimasukkannya ke dalam lemari es.Â