Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Membuka Wawasan dan Penghasilan Melalui Hobi Koleksi Cergam/Komik Jadul

5 Mei 2021   23:53 Diperbarui: 6 Mei 2021   00:03 2200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi koleksi barang seperti cergam jadul dapat menambah wawasan dan penghasilan sekaligus (dok.windhu)

"Kalau cergam-cergam itu kamu jual, berarti almarhum bapak masih menafkahimu sampai sekarang," ucap ibu, saat saya bercerita mengenai koleksi cergam dan buku yang diletakkan pada  rak yang  ada di ruang belakang rumah, yang lebih mirip gudang penyimpanan hobi koleksi barang.

Saat itulah saya tersadar jika dari sebuah hobi koleksi barang, ada beberapa hal yang menyertainya. Ada sejumlah barang tua milik bapak yang masih tersimpan hingga kini. Namun, kali ini saya akan bercerita  mengenai sejumlah cerita bergambar alias cergam  yang ada di rak itu. Cergam-cergam itu begitu menarik perhatian dan tak akan bosan dibaca meski saat ini sekalipun. 

Ya, buat mereka yang tumbuh pada era 1980-an hingga 1990-an tentu mengenal sejumlah cergam yang sangat populer kala itu. Ada Deni Manusia Ikan, Cergam Mimin, Danny & Katya, Nina, Oliver & friends, Papyrus dan lainnya. Rata-rata keluaran Gramedia.  Sampai saat ini, pemburu cergam-cergam jadul ini selalu ada saja. 

Lihat saja di sejumlah marketplace, mulai dari yang berwarna hijau, merah, biru ataupun orange, ada yang menjual cergam-cergam jadul ini. Harganya pun bervariasi. Dari yang harganya Rp. 20.000 untuk satu eksemplar cergam Mimin, Rp.75.000 untuk  satu eksemplar cergam  Nina, bahkan hingga Rp 150.000 untuk cergam Deni Manusia Ikan. Bisa jadi,  harga yang diberikan tergantung kualitasnya dan kelangkaannya. 

Cerita bergambar Nina tentang perjuangan para gadis (dok.windhu)
Cerita bergambar Nina tentang perjuangan para gadis (dok.windhu)

Membuka Wawasan dari Sebuah Cergam/Komik

Sebenarnya, koleksi cergam yang saya punya di rumah lebih banyak merupakan 'warisan' dari bapak. Dulu, bapak sempat mempunyai sebuah toko buku mini yang kemudian bangkrut. Ada beberapa kemungkinan  bapak menjaga dengan  apik  buku-buku yang dirasanya menarik. Bisa jadi bapak menyukai cerita dalam majalah cerita bergambar yang disimpanya dan nilai positif yang ada di dalamnya untuk diberikan kepada anak perempuannya, dengan tujuan supaya rajin membaca. 

Soalnya, dari koleksi cergam yang tersimpan di rak, nomornya nyaris berurutan dari kepala 2 hingga kepala 16. Masing-masing hanya satu eksemplar dan tidak seluruhnya lengkap. Entah berapa tahun edisi itu terkumpul. Maklumlah, saat cergam-cergam jadul itu top pada zamannya, saya pun masih bocah. Lebih dulu tertarik pada cerita donal bebek, candy dan doraemon.

Barulah bertahun-tahun kemudian, setelah saya SMP saya jatuh hati dan begitu menyukai cergam-cergam jadul yang punya cerita luar biasa. Kisah di dalamnya membawa saya pada suatu wawasan yang belum pernah saya ketahui. Saya seakan terbawa ke negeri orang, tertawa geli dengan kisah bocah badung, tentang keluguan, tentang semangat, tentang persahabatan dan lainnya. 

Harta karun cergam yang dulunya ditaruh dalam plastik bersolasi, saya belikan lembaran plastik untuk sampul majalan cergam. Setiap cergam saya beri sampul plastik seperti halnya di perpustakaan.  Saya ingin meski jadul cergam tetap rapih, bersih, enak dilihat, dan tentunya enak dibaca.  Oh ya, selain dalam bentuk majalah utuh,  cergam Deni Manusia Ikan dan Nina sempat juga menjadi sisipan majalah anak-anak Bobo. 

Untuk lebih tahu seperti apa cergam Deni Manusia Ikan, Nina dan Mimi, berikut saya ulas satu per satu. 

Cerita Deni Manusia Ikan (sumber : bobo.grid.id)
Cerita Deni Manusia Ikan (sumber : bobo.grid.id)

1. Deni Manusia Ikan

 Pernah dengar kalau orang yang suka berenang,terutama di laut dipanggil Deni? Ya, ini karena ada cergam alias komik berjudul Deni Manusia Ikan. Tokoh utamanya bernama Deni yang melakukan petualangan dengan teman-temannya di lautan luas. Hadir pada tahun 1980-an sampai awal tahun 2000-an, kisah Deni sangat menyentuh.  

Deni adalah anak laki-laki yang terpisah dari kedua orang tuanya, yang  berprofesi sebagai ahli geologi. Terdampar dan terpaksa tinggal di pulau terpencil membuat Deni bersahabat dengan hewan-hewan laut, seperti ikan, paus dan penyu. Sering menyelam di ari dan menjelajah lautan, tubuh Deni pun beradaptasi. Kaki dan tanganya ditumbuhi selaput. Deni mampu menyelam dalam waktu lama melebihi manusia normal. Karena itulah kemudian dikenal Deni Manusia Ikan.  

Deni sangat rindu dan ingin sekali bertemu dengan kedua orang tuanya. Perjuangan yang tidak mudah. Sejumlah masalah dialaminya. Untungnya, Deni selalu dibantu teman-teman penghuni laut untuk meloloskan diri. Sebaliknya, Deni juga membantu teman-temannya saat bermasalah dengan manusia, seperti terkena jaring penangkap ikan. Upaya Deni Manusia Ikan mencari orang tuanya begitu mengharu biru.

Cergam MImin (sumber : Masrafa.com)
Cergam MImin (sumber : Masrafa.com)

2. MIMIN

Buat penyuka cerita bergambar jenakan,  MIMIN sebuah cergam yang  dibuat oleh orang Mexico sangatlah tepat. Cetakan pertama di Indonesia pada tahun 1986, dengan penulis naskah Yolanda Vargas Dulche, ilustrator  Sixto Valencia, dengan penerjemah Djokolelono. Mimin merupakan rosia nama panggilan dari tokoh  Mimin Penguin. Dia bertubuh kecil dan berkulit hitam. 

Mimin yang tidak suka dibilang pendek memiliki ibu bernama Efrosina, yang dipanggilnya dengan sebutan Makku Sayang. Tingkah Mimin ada-ada saja dan mengundang tawa. Misalnya, dengan berendam di ember berisi  susu supaya  kulitnya berubah menjadi putih.  Padahal, warna hitam kan nggak mungkin luntur.

Mimin bersahabat dengan Cali Arozamena, Ernesto Vargaz dan Riki Arcaraz. Empat sekawan ini saling melengkapi satu sama lain dalam petualangan sehari-hari.Cali bertubuh kuat. Terlihat galak dan jago meninju orang. Meski demikian, Cali yang tinggal bersama ibunya punya hati yang baik. Sementara Ernesto, sangat cerdas. Hidupnya miskin. Tinggal  bersama ayahnya seorang tukang kayu yang jujur, Ernesto bertubuh kurus pucat meksi sifatnya lemah lembut. 

Satu lagi sahabat Mimin adalah Riki. Dia paling kaya karena anak dari Roi Arcaraz, seorang negarawan terkenal  yang kaya raya. Kesan awal dari Riki memang angkuh tapi sebenarnya pun berhati baik.

Membaca cergam jadul sangat menyenangkan. (Dok.windhu)
Membaca cergam jadul sangat menyenangkan. (Dok.windhu)

3. Nina

Majalah Nina sangat top pada era 1980 hingga 1990-an. Tokoh utamanya semua tentang kiprah para gadis. Kebanyakan gadis remaja  dan lainnya tentang gadis dewasa. Konon, cergam Nina  berarti gadis kecil dalam bahasa Spanyol. Dulu harganya mulai dari Rp.1800 hingga meningkat sampai  Rp.3000.

Membaca Nina sangat menyenangkan karena pas banget buat dibaca para remaja dan gadis muda. Kenapa? Isinya selalu menebar positif, tentang gadis yang kuat dalam menghadapi kesulitan hidup, gadis tabah dan kesanggupan mengelola emosi. Keberanian untuk bertindak mengambil risiko meski terkadang menyerempet bahaya. Hingga kisah misteri dan hal-hal ajaib yag terjadi di sekolah, lingkungan tempat tinggal ataupun lingkunga kerja. 

Setiap edisi menyajikan cerita yang berbeda. Salah satu cerita yang menarik koleksi yang saya punya adalah Nina Edisi 28 yang berjudul Marini Kutukan Air Biru. Kisahnya mengenai Marini, salah seorang perenang yang menjadi sangat takut pada air berwarna biru akibat sebuah ramalan. Begitu takutnya, Marini pernah sampai pingsan. 

Akhirnya, Marini pun berjuang untuk mengatasi rasa takutnya hingga berhasil menjuarai turnamen. Seakan ramalan terbukti karena hadiah turnamen renang itu adalah sebuah Yacht bernama Air Biru.  Akhir yang indah karena bukanlah berupa kutukan akan tenggelam di Air Biru.

Menambah Koleksi Cergam/Komik

Saat ini, sulit rasanya menemukan cergam/komik yang mempunyai cerita seperti Deni Manusia Ikan, Mimin dan Nina.  Saya suka membaca ceritanya meski seiring dengan pertambahan waktu, kertas di cergam ini mulai menguning.  Ada kenangan indah yang tersimpan saat membacanya. Karena itu, saya malahan berniat untuk menambah koleksi cergam dari nomor-nomor yang belum saya miliki. 

Koleksi cergam yang sudah dimiliki,  menurut saya, selain menambah wawasan, rasa senang, juga ternyata punya peluang sebagai penghasilan. Meskipun begitu,  saya belum pernah berniat menjualnya sampai saat ini. Biarlah koleksi ini saya simpan, saya baca dan saya tambah lagi jumlah koleksinya yang belum ada. Ternyata, hobi koleksi barang sangat menyenangkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun