Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Menyusuri Jejak Holokaus Melalui "6 Jam di Auschwitz"

1 Maret 2021   19:44 Diperbarui: 2 Maret 2021   11:44 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Enam Jam di Auschwitz (sumber gambar: tangkapan layar video Monique Rijkers).

Jumlah korban menunjukkan besarnya kejahatan atas kemanusiaan. Satu angka mewakilkan satu nyawa yang hilang dan satu mimpi yang hancur.

Mengingat korban, mengenang holokaus dan kejahatan kemanusiaan saat itu, melawan diskriminasi kebencian dan rasial merupakan cara mengenang para korban.

Kebencian terhadap suatu ras, etnis ataupun agama tertentu bisa mengakibatkan kebijakan yang diskriminasi. Hal inilah yang harus dihindari.

Salah satu kebijakan diskriminatif Nazi adalah memberikan penanda huruf pada paspor orang Yahudi.

Yahudi tidak boleh masuk sekolah umum atau kampus. Ada kawasan khusus dilarang masuk bagi orang Yahudi dan larangan menikah dengan orang Jerman

Belajar dari Holokaus

Holokaus bukanlah sesuatu yang terjadi tiba-tiba, tapi secara tahap demi tahap terhadap kebijakan.

Nah, segala hal yang bisa menimbulkan kebijakan diskriminatif harus dicegah.

Siapapun sebagai warga negara, harus kritis terhadap kebijakan yang diambil pemimpinnya. Terutama pada hal yang memperlebar jurang diskriminasi.

Apalagi, Indonesia merupakan negara yang terdiri atas banyak suku, agama dan bahasa. Hal-hal yang mengarah diskriminatif dan menjurus ke arah itu, wajib dihindari.

***

Oh ya, jika ingin berkunjung ke kamp konsentrasi Auschwitz, menurut Monika Rijkers, sebaiknya membuat janji terlebih dulu. Ada beberapa pilihan tur, ada yang satu jam hingga dua hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun