Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka yang Selalu Belajar dan Lulus Ujian

15 Januari 2021   23:58 Diperbarui: 16 Januari 2021   09:00 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua kompasianer legenda, Tjiptadinata Efendi dan Roselina, saat menjelaskan tentang reiki di Kantor Kompasiana Palmerah (dok.windhu)

DALAM sebuah perjalanan ke suatu tempat bersama salah satu komunitas di Kompasiana, entah bagaimana nama pasangan ini tiba-tiba ada yang menyebut.

Pasangan ini memang luar biasa. Dua kali bertemu tentu memberi kesan. Untunglah, salah satunya ikut acara reiki di Palmerah, suatu hal yang ingin aku tahu. 

"Seperti Pak Tjip dong bisa satu hari nulis satu." 

Begitu kira-kira, salah satu obrolannya. Maklum, sudah lebih dari setahun. 

"Beda, lah. Pak Tjip kan nggak sama dengan kita. " timpal yang satu lagi. 

Menulis satu artikel satu hari, tak banyak yang mampu melakukannya. Terlebih pada orang yang sudah berusia. 

Beliau lah, pasangan Tjiptadinata Effendi dan Roselina. Keduanya sangat luar biasa dalam melakukan sesuatu.  Termasuk dalam hal menulis 

Obrolan berlanjut Salah satunya mengatakan, jika pasangan ini sudah selesai dengan masalah keribetan dunia. 

Maksudnya? Pada usia lanjutnya, suami istri ini bisa dikatakan sudah bisa menikmati hidup.  Suatu hal yang belum tentu bisa dinikmati manusia lansia. 

Dalam bayangan benak banyak orang, asyik sekali. Apalah lagi, yang diinginkan banyak orang, selain tubuh yang sehat, masih bisa makan enak dan bisa jalan-jalan di usia senja. 

Hanya itu? Ternyata tidak. Sejoli ini tak menyiakan hidup di usia senja. Memanfaatkan setiap waktu yang ada untuk berbagi pengalaman hidup yang telah dilalui. 

Semua itu mengalir melalui artikel-artikel yang mampu memotivasi para pembacanya. Disitulah, siapapun yang membacanya akan menyadari. 

Sebelum mencapai tahapan hidup seperti sekarang, banyak hal yang sudah dilalui dalam perjalanan hidup. 

Sepanjang itu, keduanya sudah melewati suka duka sesungguhnya dalam kebersamaan. Ya, seperti yang pernah disampaikan Roselina Tjiptadinata. 

Kebersamaan sebagai suami istri selama 56 tahun, bukankah pengalaman yang luar biasa? Tidak sekedar mengucap janji di bibir 

Ucapan selamat tulus harus diberikan. Tak banyak orang  yang mencapai usia pernikahan di atas setengah abad.

Banyak yang kandas pernikahannya kandas atau tak mencapai usia panjang. Jadi, meskipun umur selalu bertambah dan sudah memasuki kepala 7, merupakan anugerah. 

Pengalaman dan perjalanan hidup yang dibagikan setiap hari melalui artikel, memberi manfaat banyak orang. 

Lebih dari seribu artikel, siapakah yang tidak memperoleh motivasi, pencerahan, ataupun petunjuk dari rangkaian kata dan kalimat yang tercipta?

Selama bertahun-tahun, banyak orang mendapatkan manfaat. Bukankah lebih baik belajar langsung ilmu kehidupan dari orang yang sudah menjalani dan mengalaminya langsung? 

Maka tak heran, banyak sapaan untuk menyebut pasangan Tjiptadinata dan Roselina. Dari opa oma hingga bapak ibu. 

Apapun sebutan itu, mereka selalu menerimanya dengan suka cita. Bahkan membalasnya dengan sapaan yang tak kalah menggetarkan, yang mengingatkan pada kasih orang tua pada anaknya. 

Betapa hangatnya. Betapa banyak orang yang ingin dan memimpikan hidup seperti pasangan kekasih abadi ini. 

Tampak serasi dan selalu mesra hingga usia tua. Lewat perkataan, lewat bahasa tubuh, bahkan lewat banyak artikel. 

Meski sudah merasakan asam garam begitu banyak, pasangan ini tak sekalipun angkuh untuk bertegur sapa. 

Menyapa langsung saat bertemu. Menyapa lewat komentar artikel dan memberi rating. Suatu hal yang tak jarang para senior enggan melakukannya. 

Dari sapaan ramah pada artikel itulah, banyak kompasianer yang mengenalnya. Termasuk aku. 

Pasangan ini membalas setiap sapaan yang masuk. Meluangkan waktu yang ada untuk bertegur sapa secara virtual. Bukankah ini bentuk penghargaan buat siapapun atas sebuah karya? 

Dalam sebuah tulisannya, oma Roselina mengungkapkan mengenai 'lulus ujian hidup'

Ah ya, sampai kapankah seorang manusia lulus ujian hidup? Selagi hidup berjalan, pasti selalu ada dinamika. 

Melalui artikel  yang akan abadi selama tersimpan dengan rapi, siapapun akan belajar. Itulah yang dicontohkan. Mereka yang selalu belajar dan lulus ujian. 

--1501dhu--

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun