Senin 4 Januari 2021,  saatnya kembali belajar sekolah. Ini  menandai usainya libur semester ganjil di akhir tahun 2020.
Namun, kembali belajar di awal tahun 2021 masih harus online (pembelajaran jarak jauh) . Belum ada pembelajaran tatap muka karena pandemi covid belum berakhir.
Suatu hal yang mungkin tak mudah, tapi harus dilakukan semua yang terkait dengan pembelajaran jarak jauh seperti ini. Baik guru, siswa dan orang tua.Â
Kenapa? Contohnya Puspa, keponakan yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri, mengaku lebih suka dengan belajar tatap muka. "Enakan belajar di sekolah. Lebih mengerti karena penjelasan lebih banyak."
Adiknya yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) juga lebih senang bertemu dengan teman-temannya.Â
Saya tahu kejenuhan sudah mulai dirasakan bocah itu. Kembali belajar PJJ itu berarti harus kembali menerima tugas-tugas sekolah secara online tanpa bertemu guru dan teman. Tanpa pertemuan fisik.Â
Setiap pagi, menerima kiriman tugas dari whatsapp grup berupa jadwal belajar dari jam pertama hingga berakhir pukul 12.00.
Meskipun tanpa hadir belajar di kelas, riang dan semangat untuk tetap belajar harus dijaga. Seriang lagu Kembali Ke Sekolah yang dinyanyikan oleh penyanyi cilik Sherina Munaf pada tahun 1999.
Simak saja liriknya. Senang, riang, hari yang kunantikan
Kusambut, 'Hai' pagi yang cerah
Mataharipun bersinar terang
Menemaniku pergi sekolah
Senang, riang, hari yang kuimpikan
Semangat menggapai cita-cita dengan mencari ilmu dalam pembelajaran daring tetap harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.Â
Kembali Belajar PJJ
Nah, lalu apa saja yang harus dipersiapkan untuk menghadapi semester genap tahun ajaran 2020/2021 ini?
Melihat para ponakan belajar jarak jauh sejak Maret 2020, seiring dengan terdeteksinya virus corona, ada beberapa catatan mengenai kesiapan :
1. Kesiapan Emosi
Tidak bertemu teman dan guru adalah pengalaman pertama. Kejenuhan mulai muncul karena setiap hari menerima tugas demi tugas online yang disampaikan, baik melalui video, voice note, atau google classroom.Â
Untuk sekolah negeri di tingkat sekolah dasar negeri keponakan, melalui virtual lewat aplikasi seperti zoom, cukup jarang. Kondisi ini tentunya berbeda setiap sekolah.Â
Kestabilan emosi anak perlu dijaga agar tetap semangat dan riang menjalaninya.Â
2. Kesiapan seragam sekolah
Meskipun tidak masuk sekolah, seragam sekolah wajib disiapkan. Kenapa? Soalnya, pembelajaran jarak jauh mensyaratkannya.Â
Seragam sekolah itu terdiri atas seragam harian warna merah putih untuk SD, warna putih biru untuk SMP dan warna putih abu-abu untuk SMU.Â
Penggunaan seragam sekolah ini berkaitan dengan tugas-tugas yang diberikan saat pembelajaran.Â
Saat pelajaran harian menggunakan seragam umum. Saat pelajaran olahraga, harus pakai baju olahraga. Ketika kegiatan pramuka, harus menggunakan baju pramuka.Â
Tidak lupa, sepatu pun harus disiapkan. Soalnya, tugas sekolah nantinya harus melampirkan bukti kolase foto dan video tugas PJJ.Â
3. Kesiapan buku pelajaran, buku tulis dan alat tulis
Belajar jarak jauh tetap menggunakan buku pelajaran yang  nantinya berisi tugas-tugas setelah uraian dalam buku.Â
Buku tulis digunakan untuk membuat tugas, yang nantinya difoto untuk diserahkan lewat whatsapp ke guru.Â
Sudah barang tentu, alat tulis pun diperlukan untuk menulis dan membuat catatan.Â
4.Kesiapan alat bantu PJJ
Alat bantu PJJ disini maksudnya adalah telepon seluler dan kuota internet. PJJ tidak akan bisa berlangsung tanpa ditunjang alat bantu utama seperti ini.Â
Untunglah saat ini, Kemendikbud sudah memberikan bantuan kuota kepada siswa sekolah. Hal ini sangat membantu karena seluruh pembelajaran haruslah online.Â
Adanya telepon seluler juga sangat penting. Bukan hanya keluarga kakak yang menggantungkan pada penggunaan ponsel untuk PJJ. Bukan pada laptop yang harganya tentu lebih mahal.Â
Di banyak keluarga, bahkan di Indonesia pun agaknya demikian. Ya, jumlah anak usia sekolah yang ada di rumah harus diperhitungkan.Â
 Jumlah ponsel yang terbatas membuat anak-anak harus bergantian menggunakannya. Ini harus diatur dengan jadwal jam mata pelajaran online.Â
5. Kesiapan kondisi rumah dan Orang Rumah
Kondisi rumah, mau tidak mau harus disiapkan sesuai untuk PJJ. Terkadang tak semua rumah punya ruang belajar khusus.Â
Anak-anak sekolah melakukan PJJ di sebuah ruangan yang mungkin tak sepenuhnya nyaman belajar. Meski demikian, tetap harus diciptakan agar PJJ lebih bisa diterima dengan mudah.Â
Kesiapan orang rumah juga sangat penting. PJJ nyata sekali melibatkan orang yang ada di rumah.9 Terutama ibu, dalam membantu kesuksesan belajar dan pengerjaan tugas-tugas yang diberikan.Â
Intinya, orang rumah harus mendukung PJJ sebaga salah satu kunci keberhasilan.Â
6. Kesiapan biaya sekolah
Untuk yang menempuh pendidikan di sekolah negeri, mungkin tidak berlaku karena gratis.Â
Namun, untuk siswa-siswi yang bersekolah swasta harus menyiapkan biaya sekolah yang harus dibayarkan setiap bulannya.Â
Optimis Kembali Belajar
Pandemi COVID-19 belum tahu kapan berakhir. Hingga 10 bulan berjalan sejak Maret 2020, jumlah penderitanya masih terus bertambah.Â
Kembali belajar PJJ di tahun 2021 ini akan menjadi catatan dan kenangan tak terlupakan bagi para siswa yang belajar, maupun para pendidiknya.Â
Meskipun memang belum ideal karena PJJ terjadi untuk menekan penyebarluasan virus, optimisme tetap harus dibangun.Â
Ambil saja positifnya jika dengan PJJ, keterampilan dan kreativitas baru tercipta. Antara lain, pembelajaran lewat media dengan tugas video untuk siswa.Â
Di rumah, para ponakan sudah menyiapkan buku, alat tulis dan seragamnya. Tidur lebih awal agar lebih siap belajar. Mereka akan kembali berjumpa guru dan teman-temannya meski virtual, dengan riang (semoga).
Jumpa lagi kawanku semua
S'lamat pagi, guruku tersayang
Ku siap mengejar cita - cita. -Sherina Munaf-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H