Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Seru dan Heboh Silaturahmi Lebaran lewat Video Call

24 Mei 2020   23:12 Diperbarui: 24 Mei 2020   23:21 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silahturahmi idul fitri 1441 Hijriah dilakukan melalui video call. Lebaran dari rumah saja karena mudik tahun ini dilarang untuk kebaikan bersama di masa pandemi(Windhu)

"Selamat idul fitri. Mohon maaf lahir batin, ya...! Apa kabar keluarga disana?"  Saling memberi ucapan dan obrolan pun bergulir. Dari mengucapkan permohonan maaf, menanyakan kabar, hingga menu masakan yang terhidang untuk lebaran. Melalui video call, silahturahmi idul fitri bisa menjangkau kampung halaman. Menjangkau beberapa tempat sekaligus dalam satu bingkai.

Kami di rumah tertawa saat bude memperlihatkan potongan daging ayam ukuran besar . "Lihat nih. Daging ayamnya jumbo. Kakinya aja besar. Pakde yang masak nih lebaran ini," ucap bude.

Setelah opor, arah video berpindah pada sayur ketupat dan rendang.  Bergantian kami pun melakukan yang sama. Heboh bergantian menyaksikan makanan-makanan yang silih berganti. "Disini belum masak opor. Soalnya nggak ada tamu datang. Hahaha," canda saya.

Usai menelepon bude di Bogor, lanjut silahturahmi mengunjungi  keluarga ibu di Jambi. Menanyakan kabar simbah yang usianya sudah lanjut usia. Kondisi keluarga besar.

Para sepupu yang bertambah jumlah anaknya sampai baju lebaran yang digunakan. "Nggak ada yang beli baju lebaran tahun ini. Pakai yang tahun lalu aja masih bagus. Lagian juga nggak kemana-mana," ujar adik.  

Agak sore, video call dengan keluarga di Purworejo, JawaTengah  jadi sarana pelepas rindu. Satu per satu anggota keluarga bergantian muncul di layar smartphone, seperti absen. "Mbak Tati mana, mbak Tati? Ini Yasmin."  Ucap salah seorang sepupu. Beberapa balita berlarian menjadi latar di belakangnya.

Serunya silahturahmi lewat layar smartphone. (dok.windhu)
Serunya silahturahmi lewat layar smartphone. (dok.windhu)

Serunya Silahturahmi Video Call Lebaran 

Idul fitri yang berkesan meskipun suasana tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pandemi covid-19 membuat rencana,  niat mudik dan berpergian dibatalkan. Semua silahturahmi dilakukan dari rumah saja dengan memanfaatkan aplikasi yang diunduh di playstore.

Video call yang dapat menghubungkan beberapa nomor  sekaligus menjadi sarana pertemuan virtual pelepas rindu dan silahturahmi. Beda rumah dan beda provinsi tidak masalah. Semuanya bisa saling menyapa langsung dan bercanda. Suka cita tetap bisa tersalurkan karena tidak ada yang pulang kampung pada tahun ini.  

"Whatsapp  bisa delapan orang sekaligus di layar, di-update dulu aplikasinya," kata Putra, seorang sepupu. Whatsapp menjadi aplikasi untuk video call yang kami gunakan di idul fitri kali ini karena lebih familiar di kalangan keluarga yang berbeda provinsi dan berbeda pulau.

Catur, salah seorang sepupu malah mengoneksikannya  melalui layar televisi sehingga seluruh anggota keluarga bisa menyaksikan semuanya secara langsung. Semua tinggal duduk manis menatap layar dan bertanya kabar,"Halo semua apa kabar? Maaf lahir batin."

Silahturahmi video call ini dilakukan setelah salat idul fitri dan bersalaman antar anggota keluarga selesai dilakukan. Untuk pertama kalinya, tahun ini punya pengalaman salat idul fitri berjamaah di dalam rumah. Sesuai dengan anjuran pemerintah, tidak ada salat berjamaah di masjid dekat rumah. Padahal, salat idul fitri tahun-tahun sebelumnya selalu berjamaah ke masjid.

Melalui bantuan aplikasi, silahturahmi lebaran bisa dilakukan antar anggota keluarga dan teman (dok.windhu)
Melalui bantuan aplikasi, silahturahmi lebaran bisa dilakukan antar anggota keluarga dan teman (dok.windhu)

Dari video terjeda hingga wajah tak kelihatan

Silahturahmi melalui video call mau  tak mau masih mengandalkan saudara-saudara yang masih berusia muda. Baru berlanjut ke para orang tua setelah terkoneksi. Kalaupun ada yang belum menginstal atau mengupdate aplikasi video call. Tutorial singkat pun terjadi sebelum bisa berkomunikasi.

Tak semua silaturahmi melalui video call berjalan mulus karena mengandalkan sinyal. Sesekali video terjeda. Nut nut nut, gambar pun tiba-tiba menghilang. Berganti garis-garis warna-warni. Lalu gambar pun menghilang.  "Sinyalnya jelek. Gambarnya hilang." Ucapan itu sesekali muncul di sela video call.

"Lha kok cuma rambutnya yang kelihatan? Jauhin sedikit hapenya biar kelihatan orangnya. Biar nggak cuma rambut atau setengah muka saja." Petunjuk agar seluruh wajah dan anggota keluarga pun terdengar.

"Ini bisa nggak ya ngobrolnya nggak harus berdiri portrait gini. Bagusnya kan landscape biar melihatnya lebih enak dan orangnya kelihatan semua." Smartphone pun dibalik- balik, yang langsung disertai protes para anggota video call karena tayangan gambar  video yang ada jadi berputar. Heboh.

Idul fitri kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tetap seru dan tetap heboh meski terselip rasa haru tidak bisa bertemu muka langsung. Namun, suasana baru yang tercipta justru menimbulkan kesan tersendiri.

Idul fitri tanpa salaman, tanpa jabat tangan, dan tanpa saling berpelukan akan menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan. Suka cita, kebersamaan dan persaudaraan tetap dijaga pada hari kemenangan yang ditunggu. Silahturahmi disambung melalui tampilan layar video call. Jarak tak menjadi hambatan mengantarkan keceriaan.

Hari pertama lebaran, fokus silahturahmi video call untuk menghubungi keluarga dan kerabat. Hari kedua lebaran masih akan melanjutkan video call dengan para saudara yang belum selesai. Begitupun juga dengan teman-teman yang belum sempat disapa.

Jadi, siapa ya yang mau diajak video call silahturahmi besok?  Selamat idul fitri. Mohon maaf lahir batin. Taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun