Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

#JanganMudikDulu Biar Nggak Ambyar Semuanya

21 Mei 2020   23:28 Diperbarui: 21 Mei 2020   23:27 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
#JanganMudikDulu tahun ini biar nggak ambyar semuanya. Jaga jarak dulu dari kerumunan orang banyak. Nggak mudik tanda sayang pada orang tua dan keluarga (dok.windhu)

Kakak harus menahan rindu. Hari raya idul fitri ini sudah pasti nggak akan bisa sungkem langsung ke ibu dan bertemu keluarga besar. Tinggal di wilayah yang termasuk  zona merah rawan penularan virus corona, membuatnya harus ambil keputusan. Berlebaran di rumah saja jadi pilihan terbaik saat ini

"Manusia  bisa berencana tapi Allah yang menentukan. Nggak bisa pulang," ujarnya melalui grup whatsapp keluarga. Pertimbangan untuk tidak pulang saat hari raya Idul Fitri dilakukannya dengan mempertimbangkan kondisi ibu yang sudah lansia. Apalagi, ibu memiliki penyakit hipertensi yang akan membuat faktor risiko bertambah besar. Rentan.

Awalnya kakak sempat bertanya-tanya, "Pulang  nggak, ya?" Soalnya, kakak punya badan yang sehat. Begitupun dengan keluarganya. Tidak ada riwayat penyakit tertentu. Tidak pernah dirawat di rumah sakit akibat suatu penyakit apapun. Tubuh sedang dalam kondisi prima dan usia produktif.   

Namun saat beredar pemberitahuan jika salah satu tetangga di perumahannya positif terkena covid-19, kakak menjadi was was. Rasa takut dan khawatir bercampur aduk. Lewat  percakapan onllne, kakak mulai ragu-ragu sendiri untuk pulang. 

Tambah khawatir karena ada salah seorang tetangga lansia yang meninggal dunia akibat sesak napas. Meskipun belum tentu akibat corona, menurut kakak, semua warga perumahan tahu jika si lansia selama ini tinggal di rumah saja, sementara  salah satu anaknya  ada yang baru pulang dari Taiwan.

"Aku nggak pulang dulu lebaran ini." akhirnya keputusan terbaik itu diambil. Kakak sangat sayang pada ibu, orang tua satu-satunya yang masih ada. Kakak berharap, ibu selalu dalam keadaan sehat. Meskipun tubuh kakak sehat, bisa saja jadi nantinya  malah tidak baik jika memaksakan pulang. Terutama buat ibu.

Meski mudik bikin rindu, ingat ini bukan gagal mudik. Cuma #JanganMudikDulu (dok.windhu)
Meski mudik bikin rindu, ingat ini bukan gagal mudik. Cuma #JanganMudikDulu (dok.windhu)

Bukan Gagal Mudik, Cuma Jangan Mudik Dulu

Suasana ramadan yang kemudian diakhiri dengan hari  kemenangan Idul Fitri, selalu membuat  rindu akan suasana yang hanya hadir satu tahun sekali. Rindu yang memanggil-manggil untuk pulang.

Mudik sudah menjadi sebuah tradisi yang membuat rela untuk bermacet-macet. Jarak ratusan kilometer bukanlah masalah untuk dilaju. Kebahagiaan lengkap rasanya jika bisa bertemu orang tua dan keluarga besar. Bisa salat idul fitri bersama dan makan ketupat bersama.

Namun, semua itu kala lebaran tahun yang dalam masih kondisi normal. Saat hari raya Idul Fitri tahun ini semuanya sedang tidak biasa. Pandemi covid-19 telah menimbulkan banyak korban, baik sakit maupun meninggal.

Menahan rindu seperti yang  kakak saya alami, pastinya juga dirasakan oleh para perantau yang jauh dari kampung halaman. Apalagi, buat mereka yang sudah lama tidak bertemu dengan orang tua dan hanya punya kesempatan untuk pulang ke kampung halaman saat lebaran.  

Namun sayangnya, kawasan Jakarta Bogor Depok Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) saat ini jadi pusat  penyebaran  virus corona. Maka, #Janganmudikdulu merupakan langkah yang terbaik untuk melindungi diri sendiri dan keluarga tersayang.

Meski hari raya idul fitri 1441 H tidak bisa bertemu, bersalaman dan berpeluk erat saling memaafkan seperti ini, keputusan #JanganMudikDulu tetap yang terbaik. (dok.windhu)
Meski hari raya idul fitri 1441 H tidak bisa bertemu, bersalaman dan berpeluk erat saling memaafkan seperti ini, keputusan #JanganMudikDulu tetap yang terbaik. (dok.windhu)
Virus corona menyebar dan  menular kepada orang lain dengan langsung dan tidak langsung, yakni melalui droplet (percikan air liur) saat orang terinfeksi corona bersin ataupun saat droplet itu jatuh pada suatu permukaan seperti benda. Menurut WHO, cara terefektif supaya tidak terkena adalah menghindari interaksi dengan banyak orang dan berada pada sebuah kerumunan.

Mudik selalu identik dengan keramaian, bertemu dan berkumpul dengan banyak orang. Jaga jarak tidak terjadi. Mudik juga identik dengan kebersamaan dan silahturahmi. Perjalanan dari suatu daerah ke daerah lain pasti bertemu dengan beragam orang dan beragam tempat.  Bisa jadi, dalam perjalanan itu bisa terkena virus.

Bayangkan saja seandainya orang-orang yang tinggal di wilayah epicentrum penyebaran virus corona memaksa untuk mudik. Dari satu orang, maka bisa menyebar ke banyak anggota keluarganya di kampung.

Penyebaran virus corona bisa melesat ke berbagai penjuru dan mengoyak damainya kampung halaman. Pengendalian virus corona akan semakin sulit. Bukan hanya diri sendiri dan keluarga yang bisa kena, tapi negara bisa terguncang.

Tenaga kesehatan bakal kewalahan. Sarana kesehatan dan obat-obatan terbatas. Ekonomi semakin sulit dan tidak akan bertumbuh. Kerugian yang bakal ditanggung ke depannya akan semakin parah. Bisa ambyar semuanya karena tidak ada orang yang kebal virus corona.

Jadi, lebaran ini gagal mudik dong?  Tenang, bukan gagal mudik. Kita semua pasti sayang orang tua dan keluarga dekat. Ingin mereka semua baik-baik saja. Nggak ingin mereka jatuh sakit atau sampai kehilangan orang tersayang.

Lebaran Online Saja, Ya!

Untuk pertama kalinya, mari merayakan lebaran online. Melalui aplikasi yang terpasang di smartphone, mudik online bisa dilakukan. Kalau kangen sama orang tua, seperti Mbah Minto dalam Dagelan Jowo Ucup Klaten, bisa dengan saling mengirim foto

Melalui video call, bahkan bisa saling bertemu dan bercakap-cakap langsung. Walaupun tak bisa bersentuhan langsung, tetap bisa menyampaikan rindu.

Lebaran bisa tetap asyik dan menyenangkan kok. Kalau mau kasih bingkisan ke kampung halaman tinggal kirim melalui paket. Kalau mau kasih teh ha er, bisa kirim melalui layanan online perbankan. Semua sudah serba praktis sekarang. Nggak ada cara lain, lebih baik jangan mudik dulu. Orang tua dan keluarga besar di kampung halaman pasti bisa mengerti. Lewat video call, masih bisa saling memperlihatkan hidangan lebaran.

Tidak ada yang pernah menginginkan datangnya virus corona. Ini saatnya bersama-sama melawan corona. Sekarang lebaran online dulu. Jadi, baiknya memang nanti datang ketemu ibu setelah lebaran saja, ya kak. Nanti kita nyekar ke makam bapak bareng-bareng kalau semua sudah aman.

 #JanganMudikDulu biar nggak ambyar semuanya !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun