Bingkisan berisi bahan pokok itu sudah siap dikirim ke tempat tujuan. Tinggal menunggu pengantar paket yang akan datang mengambilnya. Ibu ingin, kerabat sudah  menerima kiriman sebelum hari raya Idul Fitri tiba.Â
Ramadan dan lebaran tahun 2020 ini sudah pasti berbeda dengan tahun sebelumnya. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi covid-19 sudah mengubah tradisi yang biasanya dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri
Meski begitu, datangnya lebaran tahun ini tetap disambut antusias. Selama masih memungkinkan, tradisi jelang lebaran akan tetap dilakukan walaupun dengan cara yang berbeda.
Nah, beberapa tradisi jelang idul fitri yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mudik
Tahun ini mudik tetap dilakukan meski secara online. Tidak hadir secara fisik. Sebagai penggantinya, rindu dengan saudara dan keluarga besar di kampung halaman dituntaskan melalui tampilan layar telepon.
Mudik lebaran kali ini cukup dengan menyediakan pulsa dan kuota yang mencukupi. Sambil berharap sinyal bisa stabil sehingga bermaaf-maafan, sungkem, percakapan dan temu kangen virtual bisa lancar tanpa hambatan. Â
2. Â Mencuci perlengkapan ibadah dan Membersihkan RumahÂ
Tradisi ini dilakukan jelang ramadan dan jelang hari raya idul fitri. Semua perlengkapan ibadah seperti mukena, sajadah, sarung dan lainnya dicuci bersih, diberi pelembut dan pewangi. Saat hari idul fitri tiba, semua perlengkapan ibadah sudah dalam keadaan bersih.
Begitupun  dengan keadaan rumah. Tirai-tirai dicuci. Kaca-kaca rumah dilap. Kalau memungkinkan dan ada dana untuk mengecat dinding rumah, biasanya akan dilakukan. Minimal, memperbaiki kondisi rumah agar tampil lebih baik dan lebih bersih. Â
3. Ziarah Kubur
Menjelang ramadan dan hari raya, tradisi nyekar dilakukan. Mengunjungi makam orang tua, terutama. Waktu berziarah ke makam biasanya pagi hari. Saat berziarah, membersihkan rumput yang kemungkinan sudah tumbuh. Tidak lupa memanjatkan doa kepada orang tua dan keluarga yang telah mendahului untuk menghadap Allah yang Maha Besar. Â Namun pada tahun 2020 ini, banyak yang menunda kegiatan nyekar untuk melindungi diri dari wabah corona.
4. Membagi bingkisan/Parcel
Berbagi bingkisan dilakukan menjelang lebaran. Umumnya ditujukan kepada keluarga dan orang yang berada di sekitar tempat tinggal. Hal ini sebagai wujud tanda cinta kasih dan menghargai orang yang diberikan bingkisan. Isi bingkisan bisa apa saja sesuai dengan kemampuan. Selain itu biasanya disesuaikan dengan kondisi orang yang ingin diberikan bingkisan. Bisa berupa kue kering, kue kaleng, sirup atau bahan pokok lainnya.
5. Bikin Kue
Hari raya idul fitri tanpa kue terhidang pastinya terasa tidak lengkap. Kue kering yang umumnya dibuat adalah nastal, kastngel, kue kacang, kue putri salju, biji ketapang, kacang bawang, dan lainnya. Lebaran hanya sekali dalam setahun. Sebagian kue biasanya diusahakan untuk dibuat sendiri.
6. Saling mengucapkan selamat ramadan/hari raya
Menjelang ramadan dan hari raya idul fitri, ucapan dan gambar biasanya dikirim melalui pesan singkat ataupun pesan di whatsapp. Saling berkirim ucapan selamat dan permohonan maaf tanpa perlu bertemu muka. Silahturahmi virtual.
7. Menyiapkan uang THRÂ
Hari raya idul fitri identik dengan membagikan tunjangan hari raya (THR) terutama untuk anak-anak kecil yang ikut serta orang tuanya. Untuk menyiapkan uang THR tidak jarang harus melakukan penukaran uang dari lembaran dengan nominal besar ke lembaran dengan nominal kecil. Amplop-amplop mungil bergambar warna warni untuk tempat menaruh uang, biasanya juga dibeli untuk menaruh uang THR.
8. Saling berkirim makananÂ
Tradisi saling berkirim makanan ini biasanya dilakukan pada hari terakhir puasa. Hidangan lebaran yang sudah selesai dimasak, seperti ketupat, sayur ketupat, dan opor ayam biasanya sudah mulai diantarkan ke tetangga-tetangga. Sebaliknya, tetangga pun akan melakukan yang sama. Namun kini, tradisi ini sudah mulai berkurang jauh. Tahun ini belum tentu ada karena terimbas pandemi. Â Dulu sempat merasakan mengirim ke rumah-rumah menggunakan nampan.Â
Tradisi jelang lebaran selalu dirindu
Lebaran kali ini tidak semua kegiatan pastinya bisa dilakukan secara langsung. Tradisi mudik misalnya, yang umumnya dilakukan secara offline dengan menempuh kendaraan menembus kemacetan. Tahun ini mudik diganti dengan mudik online.
Ya, kondisi masa pandemi covid-19 ini telah mengubah tradisi jelang lebaran yang setiap daerah bisa jadi berbeda. Meski demikian, tradisi yang bisa dilangsungkan secara virtual tetap bisa dilakukan. Tradisi serba baru alias membeli barang --barang baru jelang hari raya, seperti baju baru dan sepatu baru belum tentu dilakukan.
Jelang lebaran 1441 Hijriah, masjid-masjid masih tertutup untuk menjalankan salat berjamaah. Â Tradisi tabuhan beduk pastinya tak akan semeriah tahun sebelumnya. Pijar kembang api yang biasanya semakin marak dinyalakan pada hari-hari mendekati hari raya, tidak terlihat.
Namun setidaknya, tetap ada tradisi yang berlangsung. Demikianlah tradisi-tradisi jelang lebaran yang masih berlangsung kini. Kali ini harus berdampingan dengan tradisi baru secara online yang mengambil peran besar  jelang hari raya idul fitri.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H