Aku sudah pernah tanya sama teman sebelum mengisinya. Katanya, kalau nggak bisa melakukan, tulis saja halangan. Guru agama memandangku,"Memangnya kamu sudah halangan?"
Pikiranku melayang saat usai tarawih pak penceramah buru-buru pergi meninggalkan masjid. Buku laporan kegiatan yang sudah aku siapkan tidak dapat tanda tangan.
Pernah saat sakit perut, akhirnya nggak jadi salat tarawih ke masjid. Pernah juga sih, aku lupa tadarus. Eh pernah ada juga salat yang terlupa karena seharian bobo siang dan bangun-bangun sudah sore menjelang maghrib. Aku benar-benar  dapat halangan.
"Kalau kamu sudah dapat halangan. Â Isi keterangannya kok begini. Salat subuh ya, zuhur tidak salat karena halangan. Ashar salat. Maghrib dan Isya salat, tapi tidak tarawih karena halangan," tutur guru agama.
Ganti guru agama yang memandangku,"Halangan?"
"Iya. Waktu salat zuhur aku ketinggalan. Soalnya aku ketiduran. Tahu-tahu sudah mau maghrib. Waktu mau salat tarawih, aku juga pernah sakit perut. Jadi deh nggak masjid karena dapat halangan," tuturku panjang lebar.
Aku ingat pesan ibu kalau aku harus selalu jujur. Jadi ya semuanya dijawab saja. Guru agama tersenyum. Tarikan bibirnya melebar. "Kamu tahu nggak arti halangan?"
Aku mengangguk. "Halangan kan artinya kalau kita nggak bisa mengerjakan sesuatu. Batal mau melakukan sesuatu." Aku menjawab lancar. Aku kan suka pelajaran Bahasa Indonesia.
Guru agama senyumnya malah semakin melebar. Aku jadi bingung. Adakah yang salah dengan jawabanku? Ada juga kok teman yang menulis kata halangan pada kolom keterangannya.
"Halangan itu biasanya dialami oleh perempuan yang sudah mendapatkan datang bulan. Setiap bulannya kalau sedang halangan, perempuan kalau bulan puasa tidak boleh puasa dan salat," jelas guru agama.