Masjid Istiqlal, misalnya. Masjid terbesar di Asia Tenggara ini punya luas sampai  hektar dan bisa menampung puluhan ribu jemaah. Masjid ini memiliki beduk raksasa seberat 2,3 ton dengan panjang 3 meter. Ada tujuh pintu gerbang masuk, yang nama tiap pintunya diambil dari Asmaul Husna atau nama-nama Allah.
Kalau bulan puasa, masjid ini biasanya sangat ramai dikunjungi. Mereka yang beribadah di masjid ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya Jakarta. Pada ramadan 1441 Hijriah ini, kegiatan ibadah berjemaah  di masjid Istiqlal memang tidak bisa dilakukan. Adanya  wisata virtual lumayan bisa  sebagai pengobat rindu.
Satu hal yang menggetarkan dari mesjid Istiqlal adalah arsitek bangunannya. Rumah ibadah untuk umat Islam ini dirancang oleh Frederich Silaban, seorang arsitek penganut Kristen Protestan. Sebuah toleransi beragama yang indah. Apalagi, di seberang Masjid Istiqlal ada Geraja Katedral, rumah ibadah umat Katolik.
Jelajah masjid pun berpindah ke masjid Ramlie Musofa. Masjid yang  menyerupai Taj Mahal di India ini begitu indah dan memiliki banyak keunikan dengan menghadirkan banyak budaya dan bahasa di dalam ornamennya.
Didirikan oleh seorang mualaf Ramli Rasidin, masjid Ramli Musofa dimaknakan sebagai perwujudan cinta dari pemiliknya. Cinta kepada Allah yang Maha Kuasa, cinta kepada agama Islam, dan cinta kepada keluarga. Duh, kapan saya bisa datang ke tempat ini lagi, ya?
Masjid lain yang dikunjungi melalui tayangan virtual adalah masjid Al Alam di Cilincing. Masjid ini identik dengan sejarah peradaban muslim di Jakarta karena dibangun sejak abad ke-16.
Masjid Al Alam lekat dengan cerita kerajaan Mataram, dibangun oleh para auliya Fatahillah dalam waktu yang singkat, hingga legenda Si Pitung. Masjid ini memang lekat lokasinya dengan rumah si Pitung.
 Wisata Virtual Pelepas Rindu Pelesiran
Berbulan-bulan dalam masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kangen untuk pelesiran pastinya muncul. Saat ini memang bukan saat yang tepat untuk berjalan-jalan ke tempat wisata. Selain tidak bisa karena tutup, juga tidak boleh karena untuk memutus mata rantai penularan virus corona.
Industri pariwisata terkena dampak yang sangat besar akibat masa pandemi. Para pekerja sektor wisata, termasuk pemandu wisata juga terimbas. Tidak ada kegiatan kunjungan wisata sama sekali. Wisata virtual adalah solusi bagi para pekerja wisata dan yang ingin berwisata.Â