Sepasang mata itu menatap penuh tanya. “Jadi, kita nggak salat tarawih di masjid ?” Pandangannya ke arah jam yang tergantung di dinding. Azan Isya sebentar lagi. Keponakan yang masih kelas dua SD itu tahu, sudah waktunya bersiap-siap untuk salat tarawih dan perlu menyiapkan waktu.
Ya, pemerintah sudah menetapkan 1 ramadan 1441 Hijriah sebagai penanda ibadah puasa jatuh pada Jumat, 24 April 2020. Namun, ramadan tahun ini berbeda dengan ramadan tahun sebelumnya. Umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia tidak bisa salat tarawih di masjid. “Salat tarawih ramadan tahun ini di rumah saja,” jawab saya. Tiba-tiba, Ada rasa sedih yang muncul. Duh, kenapa tahun lalu tidak rajin tarawih di masjid
Pandemi covid-19 telah mengubah banyak hal. Tidak hanya salat tarawih yang tidak digelar di masjid pada tahun ini. Sejak pertengahan Maret, berdasarkan seruan dari Gubernur dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), kegiatan salat jumat dan salah berjamaah 5 waktu berjemaah ditiadakan di masjid-masjid untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang menular.
Setiap hari selalu ditayangkan konferensi pers perkembangan terkini pandemi covid-19. Jumlah korban akibat virus yang kini lebih dikenal dengan nama Covid-19 selalu bertambah dari hari ke hari. Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, hingga 27 April 2020 siang, sudah terdapat 9096 kasus terkonfirmasi. Sebanyak 7180 orang masih dalam perawatan, 1151 sembuh, dan 765 orang meninggal dunia. Semoga yang sembuh lebih banyak.
Ramadan dengan Suasana Berbeda
Ramadan kali ini jadi lebih hati-hati kalau ke luar rumah. Pada depan pintu gerbang masuk komplek perumahan yang sengaja ditutup, terpasang spanduk pengingat untuk menggunakan masker, selalu mencuci tangan, dan menjaga jarak. Di sebelahnya disediakan sabun dan air pencuci tangan.
Spanduk pengumuman tidak ada salat berjamaah pun masih terpasang di depan masjid. Isinya tidak ada tarawih bersama. Tradisi salaman menjelang puasa hanya bisa disampaikan melalui chat ataupun obrolan berjarak dengan menggunakan masker.
Melalui grup whatsapp, ibu-ibu perumahan menyampaikan permohonan donasi untuk membantu berbuka puasa warga setempat yang pendapatannya berkurang atau tak bekerja lagi akibat pandemi covid-19.
Tidak ada buka puasa bersama di masjid. Apalagi, buka puasa bareng teman dan lainnya di rumah makan atau mal. Semua tutup. Ah, ramadan yang tak sama dan baru pertama kalinya terjadi seperti ini. Aku kehilangan suasana ramadan seperti biasanya. Namun untunglah, saluran televisi menayangkan ceramah dan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Berharap limpahan berkah ramadan 2020
Ramadan 2020 adalah ramadan di rumah saja. Semuanya serba di rumah. Tidak keluar rumah kecuali untuk hal yang penting. Segera pulang ke rumah, termasuk setelah berbelanja. Tidak ingin berlama-lama ataupun ngobrol ngalor ngidul yang menghabiskan waktu.