Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Lupakan Gagal Ginjal Kronis yang Timbul Perlahan!

20 Maret 2020   09:21 Diperbarui: 20 Maret 2020   17:26 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ginjal sehat untuk semua, bisa....! (gambar:cnn.com)

Perempuan itu terbaring di ranjang rumah sakit. Awalnya saya kira sedang terlelap. Namun saat langkah kaki saya semakin mendekat, perempuan itu membuka mata dan tersenyum. Meminta saya duduk dan tanpa diminta segera bercerita. Esok pagi, dia akan mulai menjalani cuci darah pertamanya.

Dari suaranya, mbak Santi, sebut saja begitu, berusaha bersikap tenang. Bertutur lirih, mengaku sudah berserah pada Yang Maha Kuasa, ketika dokter yang menangani penyakitnya menyatakan untuk segera menjalani cuci darah.

"Saya pasrah waktu dokter bilang harus cuci darah," suara perempuan itu agak tersekat. Saya akhirnya memegang punggung tangannya. Sejak kecil saya mengenalnya karena memang jarak rumahnya tak begitu jauh.

Dulu waktu masih anak-anak, ibu seringkali membeli kue-kue basah dan kue kering di toko kue milik orang tua mbak Santi. Saya sangat senang kalau bisa memakan kue ku yang enak atau kue bolu manis yang lembut.

Seingat saya, mbak Santi memang punya postur tubuh yang cukup subur. Saat dewasa, memang tak selalu bertemu karena aktivitas masing-masing. Namun, beberapa tahun belakangan, perempuan itu sering terdengar jatuh sakit. Salah satunya adalah lantaran diabetes yang dideritanya.

Hingga akhirnya, mbak Santi pun harus mulai menjalani cuci darahnya yang pertama. Saya hanya mampu menguatkan hatinya dan mengucapkan doa. Tanpa terasa, cuci darah pertama kalinya itu terus berlanjut hingga kini.

Meskipun tak pernah terpikir dan tak pernah ingin, sudah satu tahun mbak Santi dengan rutinitasnya menjalani cuci darah atau hemodialisis. Prosedur medis yang tujuannya untuk menggantikan fungsi ginjal akibat kerusakan ginjal yang berat.

Minggu-minggu mbak Santi pun akrab dengan jarum, selang dan mesin cuci darah, serta rumah sakit. Entah sampai kapan perempuan ini akan menjalaninya. Meski memerlukan biaya pengobatan mahal, tetap harus dilakukan agar aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya tetap terjaga.

Seorang ibu saat harus menjalani cuci darah di sebuah rumah sakit. (dok,windhu)
Seorang ibu saat harus menjalani cuci darah di sebuah rumah sakit. (dok,windhu)

Penyakit Ginjal Kronis yang Meningkat Jumlahnya

Mendengar 'cuci darah', saat ini seakan sudah tak asing lagi. Semua ini tentunya terkait dengan jumlah penderita gagal ginjal yang kecenderungannya meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut data Institute for Health Metric and Evaluation (IHME), Global Burden Disease 2017, penyakit ginjal bagian dari penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, jantung, kanker leukimia, paru kronik, stroke, talasemia. PTM merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia.

Dengan total 53,3 juta jumlah kematian, penyakit ginjal menempati urutan ke-12 PTM dengan jumlah sebesar 1,19 juta jiwa. Posisinya tepat setelah Tubercolusis (TBC). Insidens penyakit ginjal kronis pada tahun 2000 sebesar 36,641. Pada tahun 2010 mencapai 440.750 dan di tahun 2017, jumlahnya sebesar 520.207.

Bagaimana dengan di Indonesia? Berdasarkan data Institute for Health Metric and Evaluation (IHME), Global Burden Disease 2017,  jumlah total kematian akibat PTM sebesar 1.510.113, penyakit ginjal kronis menempati urutan ke-13 penyebab kematian. Totalnya sebesar 35.217 atau 2% dari total kematian

Tak jauh berbeda, data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi Gagal Ginjal Kronis berdasarkan diagnosis dokter pada usia di atas 15 tahun di Indonesia, yakni 0, 38 % atau sekitar 739.208 jiwa. Tertinggi di Provinsi Kalimantan Utara (0,64%) terendah di Provinsi Sulawesi Barat (0,18 %).

Sementara, proporsi hemodialisis pada penduduk usia di atas 15 tahun dengan gagal ginjal kronis di Indonesia 19, 33 % tertinggi di Provinsi DKI Jakarta 38,71 % terendah di Provinsi Sulawesi Tenggara 1, 99 %.

Ginjal sehat untuk semua, bisa....! (gambar:cnn.com)
Ginjal sehat untuk semua, bisa....! (gambar:cnn.com)

Obesitas, Tekanan Darah Tinggi, Diabetes Melitus

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI dr. Cut Putri Arianie MH.Kes saat peringatan hari ginjal sedunia yang jatuh pada 12 Maret 2020 di kantor Kemenkes Kuningan mengatakan,penyakit ginjal adalah kelainan yang mengenai organ ginjal.

Penyakit ini timbul akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawan, penyakit metabolik atau degeneratif dan lain-lain Penyakit Ginjal Kronis biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.

Menurut dr Cut, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian gagal ginjal kronis di antaranya adalah obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes melitus. Pada orang dengan obesitas, organ ginjal harus bekerja lebih berat, menyaring darah lebih banyak dari normal untuk memenuhi tuntutan metabolik yang meningkat sesuai dengan berat badannya.

Peningkatan fungsi bekerja lebih berat inilah yang dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal kronis dalam jangka waktu yang lama.

Hasil riskesdas tahun 2018, menunjukkan proporsi penduduk usia di atas 18 tahun yang obesitas mencapai 21,8 %, tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara (30,2 %) terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (10, 3 %).

Gagal ginjal kronis datang perlahan sifatnya menahun. (gambar :Merdeka.com)
Gagal ginjal kronis datang perlahan sifatnya menahun. (gambar :Merdeka.com)

Pentingnya Fungsi Ginjal Bagi Tubuh

Dr. Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH dari PERNEFRI -- Perhimpunan Nefrologi Indonesia, Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI -- RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo menekankan pentingnya ginjal bagi tubuh.

Apa Fungsi Ginjal untuk Tubuh? Fungsinya, yakni memfiltrasi darah dan membuang zat-zat beracun dari dalam tubuh, menjaga keseimbangan cairan tubuh, menjaga keseimbangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan asam basa tubuh, terlibat dalam dan memproduksi hormon yang berfungsi dalam pembuatan sel darah merah, pengaturan tekanan darah, dan metabolisme mineral.

PGK pada tahap awal hingga menengah, kata Dr. Pringgodigdo, dapat tidak bergejala. Deteksi dini merupakan hal yang sangat penting serta dapat

menghambat progresivitas penyakitDeteksi dini PGK dapat dilakukan dengan pemeriksaan fungsi ginjal, yakni pemeriksaan darah: laju filtrasi glomerulus (LFG) dan pemeriksaan urine: protein urine (albuminuria).

Individu yang direkomendasikan adalah yang memiliki faktor risiko tidak dapat dimodifikasi (riwayat keluarga penyakit ginjal, kelahiran preaur, trauma di daerah abdomen) dan dapat diodifikasi (diabetes tipe2, hipertensi, radang ginjal, konsusi obat pereda nyeri, narkoba, psikotropika dan zat adiktif).

Ginjal Sehat Untuk Semua

Teringat mbak Santi dengan penyakit ginjal yang membawanya harus rutin cuci darah, betapa pentingnya menjaga ginjal sehat untuk semua, seperti tema nasional hari ginjal sedunia. Apalagi, biaya penyakit gagal ginjal menurut BPJS tahun 2018 encapai Rp.24 Triliun. Semua itu dimungkinkan dengan lebih peduli.

Untuk faktor risiko yang bisa dimodifikasi, sangat berkaitan erat dengan pola hidup sehat seseorang. Misalnya, kebiasaan buruk menyantap makanan yang dapat menyebabkan obesitas, kurang beraktivitas fisik, dan tidak cek kesehatan secara rutin dengan mengontrol tekanan darah dan gula darah.

Menyayangi ginjal juga berarti harus minum air putih minial 8-10 gelas per hari. Satu hal lagi, memonitor berat badan dan pertahankan berat badan. 

"Ingat selalu pada lingkar perut yang terus membesar," terngiang ucapan dr. Cut Putri, direktur P2PTM Kemenkes.

Ya, di momen Hari Ginjal Sedunia yang jatuh setiap hari kamis pada minggu kedua di bulan Maret, jangan lupakan gagal ginjal kronis yang datang perlahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun