Rasanya baru sebentar duduk dan menikmati perjalanan kereta Light Rail Transit (LRT), dari Stasiun Velodrome, saat terdengar suara yang mengumumkan sudah memasuki stasiun pemberhentian terakhir di Stasiun Boulevard Utara, Kelapa Gading.
 "Pintu Terbuka" dan petugas di dalam kereta LRT pun mempersilakan untuk keluar dan mengingatkan sudah tiba di stasiun terakhir. Perjalanan yang sangat singkat. Tidak sampai 13 menit untuk 5 stasiun. Cukup tepat waktu, sebab kata petugasnya, paling lama 2,5 menit antar stasiun.
![Tap in dengan tiket Single Joueny Trip di gate untuk masuk ke dalam stasiun Velodrome. (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt3-5d00e4683d68d5195e10cda2.jpg?t=o&v=770)
Angkutan umum yang nantinya akan jadi yang terbaru di Jakarta setelah moda Mass Rapid Transpartastion (MRT). "Tidak terasa, ya? Sebentar sekali" ujar Yadi, salah seorang teman, yang kebetulan bertemu di stasiun Boulevard Utara.
![Kartu elektronik Single Trip Journey moda transportasi LRT (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt5-5d00e5e50d82306ead4f0e02.jpg?t=o&v=770)
Sebelumnya uji coba juga sudah pernah dilakukan, tapi saat itu lebih banyak untuk komunitas atau kelompok masyarakat yang memang diundang.Kali ini uji coba LRT Jakarta dilaksanakan secara terbuka melalui website PT LRT Jakarta. Seluruh lapisan masyarakat diperkenankan mencoba kesiapan kereta  cepat ringan sebagai solusi kebutuhan transportasi masyarakat Jakarta.Â
Jadi, siapapun bisa ikut tanpa dibatasi. Tua atau muda, bahkan anak balita sekalipun. Setiap calon penumpang cukup mendaftar secara online melalui website dan akan mendapat tiket elektronik, yang dikirim lewat email yang didaftarkan. Satu email bisa digunakan untuk mendaftar uji coba berkali-kali.
![Setiap LRT terdiri atas dua gerbong kereta (dok.windhu](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt6-5d00e74dc01a4c33d03cac6a.jpg?t=o&v=770)
 LRT Jakarta dioperasikan oleh PT LRT Jakarta, anak perusahaan Jakpro yang sahamnya dimiliki oleh Pemprov DKI. Nah LRT Jabodebek nantinya menghubungkan DKI Jakarta, Bekasi, dan wilayah Cibubur. Rute LRT Jabodebek buatan PT INKA yang dioperasikan oleh PT KAI ini nantinya adalah sepanjang 44,3 KM, yakni Harjamukti-Cawang, Jatimulya-Cawang, Dukuh Ats-Cawang dengan jalur.
![Stasiun LRT Velodrome (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt15-5d00e6eb0d823010ca727993.jpg?t=o&v=770)
Saya tiba di Stasiun Velodrome sekitar pukul 17.30. Sebelumnya, saya naik Trans Jakarta dan turun di halte Pemuda Rawamangun. Setelah itu keluar halte dan menyeberang dengan berjalan kaki ke Stasiun Velodrome, yang terletak berseberangan dengan pusat perbelanjaan Arion Plaza
Hari pertama uji coba publik, ternyata tidaklah seramai yang saya bayangkan. Entah karena sudah sore saat saya datang, sudah pernah ada uji coba sebelumnya, atau masih belum sepenuhnya Jakarta pulih dari liburan anak sekolah.
![Waktu tempuh LRT cepat sekali. Setiap stasiun setidaknya 2,5 menit (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt14-5d00e7610d82307ad27664f3.jpg?t=o&v=770)
Setelah itu, petugas akan memvalidasi dan memberikan kartu elektronik Single Trip Journey secara gratis. Kartu ini berfungsi untuk tap in dan tap out di gate yang sudah tersedia untuk masuk dan keluar stasiun.
Kereta LRT uji coba publik beroperasi sejak pukul 5.30 WIB hingga pukul 23.00 dengan selang waktu antar kereta atau headway 10 menit sekali. Setiap kali pemberangkatan terdiri atas dua gerbong kereta.
![Dua LRT (dok,windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt7-5d00e7bec01a4c03ae0d56d7.jpg?t=o&v=770)
Buat saya warga Jakarta, hadirnya sebuah moda transportasi baru seperti LRT tentu saja cukup menyenangkan. Moda transportasi yang terintegrasi dengan Trans Jakarta dan Commuter Line, ataupun angkutan kota yang bisa memudahkan gerak kesana kemari.
Apalagi, Jakarta sangat terkenal sebagai wilayah macet. Moda transportasi yang bisa melaju cepat dalam hitungan menit sudah pasti ditunggu masyarakat Jakarta yang mobilitasnya  tinggi. Nah LRT bisa mencapai kecepatan 90 KM/Jam.
![Suasana dalam LRT (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt17-5d00e80c0d823010ca727995.jpg?t=o&v=770)
Ternyata, LRT 'display' dengan dimensi 15m X 2,65 m x 3,68 m dan terdiri atas dua gerbong kereta ini memang sengaja disediakan buat para calon penumpang/penumpang LRT yang ingin berfoto-foto. Tidak hanya berfoto dari luar depan LRT, tapi bisa masuk ke dalam LRT dan mencoba duduk.Â
Bidikan kamera ponsel dengan berbagai pose pun dilakukan para penumpang LRT baik dengan pose duduk maupun berdiri. Penyediaan LRT yang memang disediakan untuk dipamerkan ini sangat menyenangkan karena sebagai penumpang, bisa melihat detail dalam kereta LRT seperti apa.
![Di dalam LRT (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt18-5d00e85b3ba7f722dd5829a3.jpg?t=o&v=770)
Jika hanya menjajal kereta LRT Jakarta dari Velodrome hingga Boulevard Utara tanpa mampir ke LRT Display, kesempatan untuk mengetahui detail dalam kereta LRT tidak begitu banyak. Soalnya, hanya sekitar 11-12 menit, sudah sampai dari stasiun pemberangkatn ke stasiun tujuan. Lau kereta terasa halus, hanya agak terasa saat  berbelok, namun semua aman . Kereta punya  kemampuan berbelok pada tikungan tajam hingga radius 40 m, sehingga bisa luwes.
Kereta LRT yang bisa mengangkut 270 penumpang dan berasal dari Hyundai Rotem, Korea Selatan ini memang geraknya sangat lincah. Coba kalau naik angkot merah dari Pemuda Rawamangun ke Mal Kelapa Gading, yang selama ini saya lakukan. Waktu yang dibutuhkan pasti lebih lama. Tiap satu rangkaian kereta LRT dapat mengangkut sebanyak 270 orang, dengan rincian 40 orang duduk dan 230 penumpang duduk.
![Petunjuk stasiun di atas pintu masuk LRT (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt8-5d00e86b0d823010ca727997.jpg?t=o&v=770)
Saat perjalanan di dalam LRT, penumpang bisa duduk di kursi yang tersedia. Pegangan tangan warna merah tergantung buat penumpang yang berdiri. Informasi tiba terdengar di setiap stasiun. Display enam stasiun terlihat di atas pintu gerbong, jadi tidak akan tertinggal stasiun.
Dalam LRT, terlihat ada tombol Passenger Emergency Intercom (PEI), CCTV, APAR, Katup Pintu Darurat, layar Passenger Information Display (PID), area pengguna prioritas (berkursi roda), dan lainnya.Â
Informasi pengumumuan integrasi moda transportasi yang bisa dilakukan pun ada, yakni Trans Jakarta Harmoni-Pulogadung di Stasiun Pulomas dan Trans Jakarta Pulogadung-Dukuh Atas di Stasiun Velodrome.Â
![Stasiun LRT Boulevard Utara (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt10-5d00e8a70d82306009395b36.jpg?t=o&v=770)
Mukena tersedia.Sehabis salat, bisa berfoto-foto lagi dengan mengambil latar rel kereta. Syukur-syukur kalau kebetulan ada LRT sedang melintas atau berhenti menurunkan penumpang di lantai satu. Secara keseluruhan, gedung stasiun LRT baik yang di Velodrome maupun di stasiun Boulevard Utara, cukup megah.Â
Untuk toiletnya cukup bersih, meski belum ada cairan pencuci tangan dan pengering tangan belum berfungsi. Sebuah kantung plastik hitam besar digunakan sebagai tempat sampah di depan toilet. Ada toilet untuk difabel juga.Â
![Penumpang tiba di Stasiun Boulevard Utara (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt12-5d00e900c01a4c600e2cfd85.jpg?t=o&v=770)
Selain kartu Single Trip Journey, ada juga Multi Trip yang berlaku selama kurun waktu tertentu. Selain itu, naik LRT juga bisa dengan uang elektronik (dana, dompet di buka lapak, ovo tokopedia) dan kartu elektronik Bank (E money Bank Mandiri, BRIZZI BRI, Flazz BCA). Saat uji coba, belum bisa.
![Stasiun Boulevard Utara yang bersebelahan dengan Mal Kelapa Gading (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt9-5d00e93a0d823045136d3562.jpg?t=o&v=770)
Menjajal LRT (lintas rel terpadu), saya menikmati cepatnya laju kereta. Dengan target penumpang ke depannya 14.225 orang per hari, dengan 245 perjalanan di hari kerja dan 282 perjalanan saat akhir pekan, LRT yang kedatangan tiap jam sibuk per 5 menit dan saat jam reguler tiap 15 menit, akan menjadi moda transportasi yang cukup membantu masyarakat Jakarta.
Sebelumnya, LRT disebut akan membantu perjalanan para atlet di Asian Games 2018 meski kenyataannya tidak jadi. Sebagai transportasi massal, LRT sangat nyaman meski terlalu pendek.
Menikmati pengalaman dan perjalanan pertama dengan kereta LRT sangat singkat. Cukup sepadan  rencana tarif Rp.5000 untuk jarak jauh dan dekat dengan pertimbangan waktu tempuh yang lebih cepat.
![Depan Stasiun LRT Velodrome (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt-5d00e99f3d68d57b9b08f023.jpg?t=o&v=770)
Selain itu, saya dan teman berandai-andai jika sudah adanya jembatan penghubung atau skybridge stasiun velodrome dengan halte Pemuda bus TransJakarta Rawamangun yang sudah terhubung sempurna dan sudah bisa dilewati dengan baik.
![Stasiun LRTJakarta Velodrome terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti Trans Jakarta halte Pemuda Rawamangun (dok.windhu).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/lrt19-5d00eb200d82307ad27664f9.jpg?t=o&v=770)
Seandainya sudah sempurna dengan baik, tentu naik LRT lebih menyenangkan. Semoga saja saat LRT sudah operasional, transportasi umum di DKI Jakarta menjadi lebih baik dan menjadi pilihan masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI