Arya tersenyum riang. Dua hari lebaran ini jumlah angpao lebaran yang diterimanya dari saudara dan keluarga besar cukup banyak. Setiap kali mendapatkannya, Arya menaruhnya dalam dompet yang memang disediakan dan digunakan untuk menyimpan lembaran-lembaran uang. Â
"Aku mau beli mobil-mobilan yang ada remotenya," ucap bocah kelas 1 SD itu sambil mengacungkan dompetnya. Â Sesekali dia, melihat jumlah uang yang dimilikinya. "Uangku banyak," katanya lagi.
Tak berbeda dengan kakaknya Puspa, uang lebaran dari para saudara jumlahnya juga cukup besar. Â Beragam nominal uang yang diterimanya. Semuanya dalam bentuk uang kertas. Ada dalam bentuk lembaran terkecil warna abu-abu Rp.2000 hingga lembaran terbesar warna merah muda bergambar Sukarno Hatta Rp.100.000. Banyak juga.Â
Puspa, yang  juga masih di sekolah dasar mempunyai anganan berbeda. Gadis kecil ini, selain punya keinginan untuk membeli mainan yang diinginkan, dia juga sudah mulai tertarik membeli pernak pernik cewek yang bisa membuatnya terlihat lebih cantik. Selain
"Aku ingin beli squishy yang paling bagus dan keren," kata Puspa, yang juga menyimpan uang yang diterimanya di hari raya dalam sebuah dompet. "Aku boleh beli yang lain juga, kan ya?" tanyanya.
Ibunya tersenyum sambil berkata," Boleh, tapi uangnya jangan dihabiskan semua untuk membeli ini dan itu, ya. Ada uang yang ditabung  dan buat sedekah."
Memanfaatkan Angpao Lebaran
Saat hari raya Idul Fitri meski bukanlah suatu keharusan, angpao lebaran biasa diberikan kepada anak-anak ketika antar kerabat berkunjung silahturahmi. Ungkapan angpao rasa syukur itu membuat anak-anak memiliki uang yang jumlahnya lebih besar daripada uang yang biasa diterima untuk ongkos sekolah.
Dengan jumlah uang dalam jumlah besar yang diterimanya, anak-anak pun banyak yang mengangankan untuk memenuhi apa yang diinginkannya. Kakak saya, termasuk orang tua yang membiarkan anak-anaknya untuk menyimpan sendiri uang lebaran yang diterima. Karenanya, setiap anak memiliki dompet masing-masing.
Momen lebaran yang juga diikuti dengan adanya jumlah angpao yang diterima oleh anak-anak, Â bisa dijadikan sebagai saat yang tepat untuk mengajarkan anak mengenai arti uang dan belajar menggunakan uang. Selain juga agar anak menghargai dan mampu untuk mengatur uang.
Nah apa saja yang bisa diajarkan kepada anak-anak dengan angpao lebaran yang diterima?
1. Uang dan FungsinyaÂ
Dari jumlah uang lebaran yang diterima, anak diajarkan tak hanya  mengenal uang sebagai alat pembayaran atau alat tukar seperti dalam ilmu ekonomi. Uang mempermudah transaksi yang dilakukan, tidak berupa barter barang seperti dulu.
Dengan uang, seseorang dapat membeli sesuatu. Namun di sisi lain, uang juga bisa membuat orang terlibat masalah keuangan jika tidak digunakan dengan tidak tepat. Â
2. Membedakan Kebutuhan dan Keinginan
Saat mendapatkan angpao lebaran, biasanya anak-anak memang menginginkan untuk membeli ini dan itu, terutama mainan atau jajanan yang diinginkan. Dengan jumlah angpao lebaran yang diterimanya, anak bisa diajarkan cara membedakan kebutuhan dan keinginan.
Jika yang diinginkan harganya melebihi jumlah uang lebaran yang diterima, anak bisa belajar untuk menimbang keinginan dan kebutuhannya. Mengenal batasan yang bisa diraih dari uang dimilikinya.
3.Belajar Menentukan dan Mencapai TujuanÂ
Terkait dengan mencapai keinginan dari uang lebaran yang dimiliki, anak diajarkan belajar cara menentukan tujuan. Dengan uang yang ada, akan digunakan untuk apa, tujuannya apa, dan manfaatnya apa. Setelah itu menentukan pilihan yang akan digunakan dengan jumlah angpao lebaran yang dimiliki.
4. Belajar MenabungÂ
Seandainya jumlah uang lebaran yang diterima anak memiliki selisih dengan jumlah  yang diterima, anak bisa diajarkan menabung untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan uang yang dimiliki
Misalnya, untuk membeli tas sekolah seharga Rp.300.000, tapi yang dimiliki hanya Rp.200.000, maka anak harus belajar untuk menabung untuk mendapatkannya. Menabung adalah mengumpulkan ung sedikit demi sedikit. Semakin lama dikumpulkan, maka uang yang terkumpul akan semakin banyak
Cara menabung yang diajarkan kepada anak umumnya melalui sebuah celengan. Bentuk celengan yang beraneka warna dan berwana-warni memancing anak untuk semangat menabung. Momen lebaran membuat jumlah uang yang bisa dicelengkan semakin banyak.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, saat ini angpao yang diberikan rata-rata dalam bentuk kertas. Jumlah nominalnya pun beragam, hingga nominal terbesar Rp.100.000.
Mengajarkan anak untuk menabung di bank bisa dilakukan. Selain anak diajarkan mengenal lembaga keuangan Bank, anak bisa secara bertahap dan rutin menabung di bank. Belajar menabung secara dini, akan membuat anak juga belajar menghargai uang yang dimilikinya.Â
Memilih Tabungan Untuk Pelajar #AntiRibetÂ
Saat ini sudah ada tabungan untuk pelajar di bank-bank yang ada di Indonesia. Tabungan itu bernama SimPel, yang merupakan tabungan khusus bagi para pelajar PAUD, SD, SMP dan SMA yang berusia di bawah umur 17 tahun dan belum memiliki KTP
Tabungan pelajar SIMPEL dicetuskan oleh pemerintah dan dijalankan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Produk SimPel ini membantu orang tua untuk mengajarkan perencanaan keuangan kepada anak. Presiden Jokowi meluncurkan produk tabungan ini pada tanggal 14 Juni 2015
SimPel merupakan singkatan dari Simpanan elajar, yaitu tabungan anak yang diciptakan khusus untuk kalangan pelajar. Tabungan diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia.Â
Persyaratan untuk memilki SimPel benar-benar #DibikinSimpel dan #AntiRibet. Semuanya mudah dan sederhana, disertai dengan fitur yang menarik. Simpel ditujukan sebagai edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung.
Dengan membuka tabungan pelajar SimPel, anak-anak akan mendapatkan pengalaman belajar untuk membangun budaya gemar menabung dan melatih mengelola keuangan mereka sendiri.
Dengan belajar menabung, anak-anak akan mengenal perencanaan keuangan seja dini, menjadi melek menabung, sehingga tumbuh kebiasan jika menabung bukanlah suatu keterpaksaan atau keharusan,melainkan gaya hidup.
Saat baru dibuka, 8 bank umum konvensional  (Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, BTN, Bank Permata, Bank BJB dan Bank Jatim) dan 6 bank umum syariah (Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, BCA Syariah dan Bank Panin Syariah).
Tabungan Simpel bebas biaya administrasi. Setoran awal minimal Rp 5 ribu. Anak akan mendapatkan buku tabungan dan kartu ATM atas nama anak. Syaratnya dengan  mengisi form aplikasi pembukaan rekening, dan melampirkan identitas orangtua (KTP/SIM/Paspor), serta melampirkan Akte Kelahiran//Kartu Keluarga.
Dengan adanya buku tabungan atas nama anak, maka anak akan merasa bangga, timbul rasa pemilikan dan diharapkan semakin gemar menabung. Mengumpulkan uang sedikit demi sedikit uang bisa terkumpul.
Seperti lagu lawas Menabung yang dinyanyikan Saskia dan Geovany.
Bing beng bang. Yuk kita ke bank. Bang bing bung. Yuk kita nabung. Tang ting tung hey. Tau tau kita nanti dapat untung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H