Kakakmu yang bernama Karno pindah memulung ke tempat lain. Karno? Orang tuamu memang pengagum nama besar presiden pertama negeri ini dan berharap anaknya menjadi salah satu orang besar.
Nama kakakmu itulah yang disematkan pada ibumu. Sejumlah  pemilik rumah biasanya memberi pesan kepada asisten rumah tangganya, dengan menitipkan kantong kresek berisi gelas, botol plastik, untuk diberikan kepada ibunya si Karno.
Namamu sendiri tak dikenal, gadis kecil, seperti halnya nama ibumu yang juga orang tak pernah tahu. Padahal mungkin sudah lebih dari sepuluh tahun ibumu berputar-beputar memulung dan melakukan yang sama setiap harinya.
Hanya nama kakakmu yang dikenal. Pun, meski kakakmu tak pernah lagi memulung di perumahan kami.
Hai, kemana Karno sekarang?
Sudah bekerja, jawab ibumu.
Lho, bukannya masih kecil?
Sudah lulus SD, kembali jawab ibumu.
Lho, nggak melanjutkan sekolah?
Nggak, Karno sekarang sudah kerja di tempat cuci mobil, ibumu berkomentar.
Karno tak lagi memulung. Disana, Karno rutin dapat upah. Sebagai gantinya, dirimu gadis kecil dan ibumu yang memulung di perumahan kami. Berjalan kaki mendatangi bak sampah yang ada di depan rumah-rumah untuk mencari gelas, botol plastik, dan kardus. Sesekali menerima kantong kresek titipan berisi sampah plastik.