Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Untukmu, Gadis Kecil Pemulung yang Memungut Sampah Gelas Plastik dan Kardus Bekas

4 Juni 2019   12:52 Diperbarui: 4 Juni 2019   12:58 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, 4 Juni 2019

Untuk gadis kecil pemulung bermata indah 

 Assalamualaikum, wr.wb. 

Hai gadis kecil pemulung. Maaf, aku memanggilmu begitu karena aku lupa namamu. Namun aku tak akan pernah lupa binar yang berpijar terang dalam bola matamu saat menerima bingkisan tak seberapa itu. Senyummu melebar, mungkin di benakmu sudah terbayang lebaran yang semakin lengkap dengan kue-kue dan sirup manis yang siap dinikmati.  

Seperti biasa, seperti tahun-tahun sebelumnya kamu bersama ibumu ke datang ke rumah, beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri. Mengetuk-ngetuk pintu pagar rumah, berharap adanya sebuah bingkisan hari raya. Namun suaramu hanya pelan saja, tak semelengking ibumu saat memberi salam.

Gadis kecil pemulung, kamu  malah terkesan malu-malu mendekat. Sudah besar kamu sekarang. Kata ibunya, sudah mulai duduk di bangku sekolah dasar. Sejak bayi, bahkan sejak masih di dalam kandungan, gadis kecil itu sudah menemani ibunya berkeliling perumahan. Menemani dalam kesukaran dn kerasny hidup, termasuk saat ramadan.   

Mencari-cari kardus, gelas dan botol plastik, dan barang lainnya yang kemungkinan masih memiliki nilai jual untuk membiayai hidup sehari-hari. Bapak dan ibumu, memang hidup dari memulung.

Ibumu dan kakak lelakimu lah yang sering kali keluar masuk perumahan kami. Ayahmu memulung di tempat yang lain. Ibumu jenis perempuan yang tak sungkan bertanya, bahkan meminta jika kebetulan ada pemilik rumah di depan. Adakah kardus atau gelas plastik?

Karena itu, beberapa tetangga termasuk almarhum ayah seringkali menyimpan gelas dan botol air minum dalam kemasan yang sudah tak terpakai di rumah. Jika kebetulan ibumu dan kakakmu lewat, satu kantong kresek plastik berisi gelas dan botol bekas biasanya diserahkan begitu saja.

Itu dulu, saat dirimu gadis kecil pemulung  belum ada. Namun melihatmu, terlihat kaki-kaki kuat dan tubuh tegap serupa ibumu. Saat ibumu hamil tua dirimu gadis kecil, ibumu sering terlihat tetap berkelilig dengan keranjang di punggung dan tongkat besi berkait untuk mengambil benda yang bisa dipulung.

Ibumu sempat berhenti sebentar memulung ketika dirimu lahir. Sebagai gantinya, kakakmu yang sudah menginjak sekolah dasar menggantikan ibumu untuk memulung. Ketika kamu sudah bisa berjalan, ibumu sudah mengajakmu untuk ikut berkeliling memulung di perumahan Slipi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun