Lebaran tanpa kue kering rasanya tidak mungkin. Kue kering dipastikan selalu menjadi suguhan wajib kala hari raya tiba. Serasa ada yang hilang jika saat berkumpul dengan keluarga, tidak ada beragam kue kering yang bisa dicicipi bersama-sama, seiring dengan manisnya hari kemenangan yang datang.
Umumnya, kue kering yang biasa hadir setiap kali hari raya Idul Fitri tiba adalah kue Nastar, Kastengels, Putri salju, Kue Kacang, Kue semprit, kue kering sagu, dan kue lidah kucing. Varian kue kering lebaran lainnya saat ini masih lebih beragam . Tergantung kesukaan dan selera si tuan rumah untuk menyajikannya dalam jajaran hidangan lebaran.
Pastinya  saat lebaran, suguhan kue kering akan menemani keceriaan di sela-sela mengobrol. Baik dengan keluarga, kerabat, saudara, teman, bahkan hingga tetangga yang berkunjung ke rumah.
Namun, membuat ragam kue lebaran bagi sebagian orang, seakan menjadi pekerjaan rumah di sela-sela rutinitas harian. Terlebih untuk sejumlah perempuan pekerja yang belum tentu memiliki waktu luang untuk membuatnya. Kalaupun ada waktu, belum tentu memiliki peralatan membuat kue
Seandainya mencoba  buat sendiri, tidak jarang ada yang tidak sukses membuatnya. Hasil kue kering dinilai memiliki  rasa dan tampilan kue yang menarik. Keahlian seseorang tidak sama.  Selain itu, membuat kue kering juga membutuhkan ketekunan dan ketelatenan dalam mengerjakannya. Â
Lalu bagaimana menyiasatinya?  Kue kering seperti Nastar, kastangels, lidah kucing, kue sagu, seakan wajib tersedia. Untuk menghadirkan  kue kering saat lebaran, mereka yang tidak bisa dan tidak sempat membuat sendiri,bersedia untuk membeli kue-kue kering yang ditawarkan dan dijual.

Momen Hari Raya
Peluang itulah yang kemudian menjadi daya tarik bagi para perempuan, kaum ibu lainnya untuk membuat kue-kue kering. Mengemasnya dengan apik, dan menjual beraneka bentuk, jenis, dan rasa kue kering lebaran.
Semakin mendekati hari raya, sejumlah kue kering lebaran saat ini pun sudah mulai dijadikan sebagai souvenir dalam berbagai kegiatan, seperti seminar . Sudah beberapa kali ini, saya memperolehnya sebagai oleh-oleh alias bingkisan dalam goody bag yang diterima.
Karenanya, momen hari raya memang  telah membuka kesempatan untuk menjadi pengusaha kue kering lebaran musiman. Tidak sedikit para perempuan, para ibu yang mengambil peluang ini. Mereka menjadi aktor di balik layar beredarnya kue-kue kering lebaran, yang memang ada hanya pada saat lebaran.
Salah satunya adalah Lina, salah seorang pengusaha kue lebaran musiman yang sudah melakoninya selama bertahun-tahun. Nama perempuan ibu rumah tangga yang tinggal di Palmerah ini, saya ketahui dari Puji, seorang sepupu yang setia menjadi reseller kue-kue buatan Lina. Â "Aku jual punya temanku dari dulu. Dari tahun 2000-an," kata Puji, yang letak rumahnya berdekatan.
Lina membuat sendiri kue-kue kering lebaran yang dijualnya. Home made cookies, dia melabeli kue buatannya. Plus dengan mencantumkn nomor telepon yang bisa dihubungi jika ada yang tertarik dan ingin memesan.
Tak hanya mencantumkan no telepon di label toples kue keringnya. Sebagai saluran pemasaran dan penjualan kue-kue yang dibuatnya, Lina memberdayakan teman-temannya untuk menjadi reseller. Tentu saja, setiap reseller akan mendapat keuntungan persenan dari setiap kue yang terjual.

Tunai Tak Cukup, Minimal Transfer dalam Transaksi
Untuk memperlancar penjualan kue-kue kering lebaran yang dibuatnya hingga ratusan toples, ada dua cara penjualan yang dilakukan. Sistem pembayaran melalui transfer bank alias non tunai diterima jika pembeli yang memesan lokasinya jauh. Meski dia juga masih melayani sistem pembayaran tunai, khususnya bagi resellernya yang rumahnya dekat.
"Rumahku dekat. Jadi aku bisa ambil dulu. Setelah yang beli bayar, duit yang kuperoleh baru kukasih temanku yang buat kue," ujar Puji, seraya menyebut sejumah temannya juga menjual kue-kue kering lebaran melalui marketplace.
Nah kalau sudah masuk ke market place, misalnya saja Tokopedia, Blibli, dan Bukalapak, yang memang sudah dikenal orang, penguasaan, pengetahuan, dan memiliki sarana untuk jual dan beli harus ada.
Perkembangan bisnis kue kering lebaran, meski hanya satu tahun sekali dan musiman, memang tak cukup hanya melaui tunai saja meski memang masih dilakukan untuk pembelian langsun. Minimal transfer antar bank menggunakan ATM/mobile banking adalah keharusan untuk proses jual dan beli. Transaksi juga berjalan dengan SMS Banking. Â
Setidaknya, untuk menjaga sistem penjualan melalui reseller. Saya jadi ingat jika ramadan kali ini, tawaran untuk menjadi reseller kue kering lebaran sebenarnya juga kuterima. Tawaran itu masuk melalui pesan dari sebuah tim pemasaran milik pembuat kue yang terletak di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Sistem penjualannya dengan membeli paket berjualan dengan nominal tertentu, yang di dalamnya sudah terdapat beberapa toples kue isi aneka kue, yang siap untuk dijual. Cara mendapatkannya? Tentu saja dengan metode tranfer bank sebelum pengiriman kue kering lebaran yang dipesan.
Geliat para perempuan yang menjadi pengusaha dadakan di saat lebaran, untuk aneka kering lebaran selalu muncul. Meski sifatnya musiman, dari satu orang penjual saja sudah mencapai ratusan toples kue.
Dari satu reseller saja bisa puluhan toples kue yang terjual. Para ibu, para perempuan pengusaha dadakan ini memanfaatkan momen berjualan. Menyiapkan diri untuk membuat kue-kue kering lebaran bahkan sebelum ramadan, meski banyak yang di antaranya kue kering lebaran yang dijual malah belum sama sekali dilabeli merek apapun
Lina, pembuat kue kering lebaran yang hasil kuenya biasa dibantu jual oleh sepupu saya adalah salah satu contoh kegigihan perempuan dalam mencari nafkah. Di sisi lain, perempuan pengusaha kue kering lebaran musiman sekarang, Â juga harus melek cara-cara berjualan dengan memanfaatkan sistem penjualan dengan metode non tunai. Sistem E-Banking harus dikuasai,seiring dengan kemudahan dan kepraktisan yang banyak dibutuhkan oleh pembeli dan generasi masa kini. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI