Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Serunya Berburu Takjil di Jalan Panjang, Jakarta Barat

12 Mei 2019   23:58 Diperbarui: 13 Mei 2019   00:03 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari makanan dan minuman berbuka puasa tak dipungkiri merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan.  Setelah shalat Ashar, mulai pukul 15.30, orang-orang semakin banyak berdatangan di sepanjang pinggir jalan Panjang, Jakarta Barat. Jalan yang jika bulan ramadan, berubah menjadi salah satu pusat penjualan takjil yang seakan berbaris panjang.

Para penjual aneka takjil itu mulai terihat tak jauh dari halte Trans Jakarta Kebun Jeruk hingga halte Trans Jakarta Sasak Dua. Mereka menjual dagangannya  menggunakan meja panjang.  Makanan dan minuman berbuka puasa yang dijual, diletakkan di atasnya dengan berbagai wadah. 

Ada juga penjual yang menggunakan gerobak dorong, menggunakan sepeda, dan menggunakan truk dengan bak terbuka.  Pembeli  yang merasa tertarik dengan makanan atau minuman yang dijual, tinggal tunjuk, bertanya, dan melakukan transaksi hanya dalam hitungan menit yang tak lama.

Para pemburu takjil tidak peduli pinggir jalan yang semakin macet karena motor-motor yang dikendarai sebagian pembeli, banyak yang  berhenti di depan meja penjual dan melakukan transaksi tanpa turun dari motor. Sebuah ruang untuk berjalan disediakan di antara penjual dan parkiran motor kurang dari dua meter. Peluit tukang parkir terdengar.

Mereka yang berjalan kaki juga cukup banyak, termasuk saya.  Ada yang sendiri, ada yang bersama teman-temannya, ada yang berdua, dan ada yang beramai-ramai datang dengan anak-anaknya. Mereka semua menenteng kantong plastik berisi takjil yang telah dibeli dan semakin banyak.

Lokasi Jalan Panjang, Kebun Jeruk, Jakarta Barat sudah cukup lama dikenal sebagai salah tempat berburu makanan berbuka puasa. Lantaran dekat dengan rumah, saya menyempatkan diri untuk mencari takjil buat orang rumah, Minggu 12 Mei 2019. Para keponakan sudah memesan untuk dibelikan aneka jenis risoles isi mayonais yang ada disana.

Banyak Makanan Tradisional

Favorit menu berbuka pembeli di Jalan Panjang, nggak jauh-jauh dari sesuatu yang bersifat goreng-gorengan,seperti pisang goreng, tempe goreng, risoles, pastel, srikaya tepung, dan lainnya. Ada juga lontong isi sayur dan isi oncom, selain lemper dan bacang.

Untuk kue-kue, cukup banyak tersedia seperti kue pie,soes, hingga pizza. Harga gorengan, lontong, lemper dan kue berkisar Rp.2000-Rp.3000. Kue Soes dijual Rp.5000. Pizza dijual Rp.13.000

Satu hal menarik dari makanan-makanan untuk berbuka puasa yang dijual di Jalan Panjang,  para pencari takjil bisa dengan mudah  menemukan makanan-makanan tradisional dari berbagai daerah.

Ada kerak telor asal Betawi yang dijual Rp.20.000 dengan telur ayam. Ada asinan betawi. Ada wajik. Ada kue cucur. Ada getuk lindri. Ada tempe mendoan Banyumas dan lainnya. Ada juga kue moci dan rujak juhi.

Di Jalan Panjang, juga terdapat beberapa penjual lemang dan tapai Minang. Untuk ukuran besar, dijual Rp.50.000. Jika ukuran kecil, harga separuhnya. "Dibeli mbak, ini dibakar pakai bambu asli dan didatangkan jauh dari  Jatiasih, Bekasi," penjualnya berpromosi.

 Jika ingin menyantap kolak pisang dan kolak ubi, biji salak, pacar cina, bubur candil, juga ada. Jika ingin yang beda, cobalah es pisang hijau yang pejualnya dua gadis manis berhijab. Dijual per gelas Rp.10.000, pembelinya cukup banyak mengantri.

Kalau suka berbuka dengan minuman yang dingin. Ada es cendol  Bandung. Ada juga es sirup soda, es sirsak, es mangga gedong, dan es buah. Tidak ketinggalan, ada kelapa muda yang  buahnya langsung dibacok untuk dibuka, jika ada yang ingin membeli.

Kelapa muda dijual per satuan Rp.10.000. Membayangkan segarnya saat diminum bersama setelah beduk berbuka puasa, saya langsung membeli dua bungkus untuk dibawa pulang. Ah, asyiknya.

Mencari makanan dan minuman pembuka di Jalan Panjang, yang cukup banyak ragamnya ini mau tidak mau uang yang berpindah tangan pun cukup banyak. Rata-rata satu pembeli minimal membeli sekitar Rp. 20.000 hingga 30.000-an di satu meja penjual, yang menyediakan aneka ragam makanan dan minuman. Jika sekaligus membeli aneka minuman berbuka, tentu minimal Rp.100.000 untuk belanja.

Ups, masih ada yang tertinggal. Somay yang wangi ikannya tercium pun ada. Tiba-tiba saya ingin dimsum. Sayangnya, dimsum Bulungan itu sudah tinggal sedikit. Padahal masih jam 17.00. "Sudah habis, mbak. Ini punya ibu itu," bapak penjualnya mengarah pada seorang ibu yang sedang menunggu di samping gerobak.

Baiklah, saya mencari makanan yang lain saja untuk dibawa pulang dan disantap berbuka. Menyusuri jalan panjang dari ujung satu ke ujung lainnya, tempat para penjualnya berjajar panjang tanpa terasa dilalui. Tahu-tahu tas penuh dengan jinjingan berisi makanan dan minuman.

Kemacetan yang terjadi sejak pukul 15.00 hingga selesai  waktu berbuka adzan Maghrib, bukanlah penghalang untuk kaki melangkah. Berdesakan, antri, dan saling cepat memilih makanan berbuka, tidak apa-apa. Bunyi-bunyi klakson biarkan saja. Suara orang ramai tawar menawar dengarkan saja.

Berburu takjil di Jalan Panjang, Kebun Jeruk, Jakarta Barat hanya sekali dalam satu bulan. Hanya ada selama bulan ramadan, pinggiran jalan raya digunakan untuk berjualan takjil selama satu bulan penuh, secara berbaris memanjang. Jadi nikmati saja semuanya mumpung ada kesempatan. Di rumah, sudah ada yang menanti untuk berbuka puasa bersama dengan takjil yang dibeli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun