Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dari Nyekar, Bersih-bersih, hingga Berbagi Sembako, Tradisi Ramadan Itu Lestari di Jakarta

9 Mei 2019   22:14 Diperbarui: 9 Mei 2019   22:48 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi takjil umum dilakukan (dok.windhu)

"Ayo, jangan terlalu siang. Nanti terlalu ramai di makam," ujar kakak sebelum berangkat ke TPU untuk 'menjenguk' bapak, berdoa, sekaligus bersih-bersih makam dari kemungkinan adanya rumpur liar.

DKI Jakarta, sebagai ibukota negara hingga kini bisa dikatakan sebagai wilayah yang memiliki penduduk  dari berbagai kalangan suku budaya.  Berasal dari Aceh, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, hingga ke wilayah timur, sampai Irian Jaya, nyaris semua suku bisa ditemukan.  Selain tentunya, ada suku Betawi, sebagai penduduk asli di Jakarta.

Selain beragam suku, penduduk Jakarta juga penganut dari berbagai ajaran agama. Namun, penganut agama Islam berjumlah mayoritas. Mencapai 83 % pada tahun 2014 atau mencapai sekiitar 10 juta penduduk, sesuai data Jakarta.go.Id,  yang dikutip oleh katadata. Jumlah ini bisa saja berubah, tapi mayoritas muslim tetap terlihat dari banyaknya jumlah masjid yang ada di Jakarta.

Menyambut datangnya Ramadan, yang merupakan bulan berkah, bulan ampunan, dan bulan suci yang memang dinanti-nantikan satu bulan dalam satu tahun, suka cita itu terasa. Penduduk asli Jakarta memiliki tradisi yang dinamakan Nyorog. Silahturahmi antara sanak keluarga, orang yang dihormati, dan dituakan diadakan sebelum datangnya bulan puasa. 

Namun, Nyorog yang biasanya berupa membawakan bahan makanan atau bahan makanan yang sudah matang dari orang Betawi yang lebih muda kepada yang tua dan dihormati ini, tidak bisa ditemukan di seluruh Jakarta.  

"Sudah nggak pernah ada tradisi sambut ramadan disini," kata Nur, salah seorang teman yang asli Betawi dan tinggal di wilayah Jakarta Utara. Jika ingin tahu Nyorog, setidaknya dapat ke Kampung Betawi di Setu Babakan.

Lalu, tradisi menyambut ramadan seperti apa, yang bisa ditemukan di Jakarta?

1. Nyekar

Ziarah ke makam orang tua dan leluhur merupakan  kegiatan wajib yang dilakukan oleh masyarakat Jakarta. Nggak jauh berbeda dengan masyarakat muslim lainnya di berbagai daerah.

Sepekan menjelang datangnya Ramadan, tempat pemakaman umum (TPU) yang ada di Jakarta, ramai dikunjungi oleh mereka yang memiliki keluarga dimakamkan di tempat itu. Ibu bahkan menyebut ramainya nggak kalah dengan pasar kalau pagi hari . Tukang parkir begitu sibuk bekerja dan penjual makanan semakin banyak.

Saya, bersama ibu, kakak, ipar, adik dan para keponakan sudah menjadwalkan untuk mengunjungi makam bapak sebelum jatuhnya bulan puasa. Selain berdoa,  juga membersihkan makam. Semakin siang dan jelang sore, jumlah pengunjung TPU semakin banyak.

Nyekar selau dilakukan jelang bulan ramadan. (dok.windhu)
Nyekar selau dilakukan jelang bulan ramadan. (dok.windhu)
Penjual bunga dan air mawar menjelang ramadan, jumlahnya juga semakin banyak. Pengunjung makam bisa membeli dengan harga satu kantung plastik bunga mawar kecil Rp.5000.

Setelah  memanjatkan doa, bunga ditaburkan dan air mawar disiram satu arah di atas makam orang tua/leluhur. Nyekar merupakan tradisi yang selalu mudah ditemukan di Jakarta, setiap tahunnya.

Menurut ibu, di desanya yang terletak di Jawa Tengah, usai ke makam biasanya dilanjutkan dengan selamatan menjelang ramadan. Semua warga berkumpul dan membaca yasin, berdoa, dan diakhiri dengan menyantap makanan yang tersedia.

Namun di Jakarta, khususnya tempat saya  tinggal, kami hanya melakukannya bersama keluarga besar terdekat saja. Berkumpul bersama dan berdoa menjelang bulan puasa.

Berbagi takjil umum dilakukan (dok.windhu)
Berbagi takjil umum dilakukan (dok.windhu)

2. Bersih-bersih

Bersih-bersih disini, dimaksudkan bersih-bersih dalam arti sebenarnya, yakni membersihkan seluruh rumah sebelum datangnya Ramadan. Mukena, sajadah, sandal yang akan digunakan ke masjid, hingga gorden rumah dicuci bersih. Begitupun juga peralatan untuk makan yang akan digunakan saat bulan puasa. Intinya, rumah dan seisinya harus bersih untuk menyambut datangnya bulan suci.

Bersih-bersih dalam makna satunya  lagi adalah bersih-bersih hati. Maksudnya, sebelum berpuasa, saling bermaaf-maafan. Ini terutama dilakukan usai shalat tarawih di masjid.

Begitu doa usai salat tarawih selesai, para jemaah biasanya membentuk melingkar dan saling bersalam-salaman dan saling bermaaf-maafan. Sejumlah di antaranya saling menempelkan pipi kiri dan pipi kanan. Suatu hal yang terjadi di saat menjelang ramadan. Saat ini, maaf-maafan malahan hanya secara online atau melalui grup wa saja. 

3. Karnaval atau arak-arakan

Karnaval atau arak-arakan ini biasanya dilakukan atau dikoordinir oleh guru-guru yang mengajar di TPA masjid. Berkumpul di masjid dan menggunakan baju muslim, para siswanya berkeliling komplek perumahan yang terdiri atas beberapa blok.

Kegiatan ini cukup mengundang perhatian penghuni perumahan. Ibu bahkan menyiapkan baju muslim terbaik untuk cucu tersayangnya agar terihat bersih dan rapi.

 Ayu, salah seorang teman yang tinggal di Jakarta Timur mengatakan tradisi menyambut ramadan sudah tidak ada di wilayah tempat tinggalnya, kecuali pawai obor. "Nggak ada tradisi sih, mbak. Palingan kayak pawai obor," katanya.  

Usai salat tarawih pertama, biasanya langsung saling bermaaf-maafan untuk pelaksanaan ibadah puasa esok harinya (dok.windh)
Usai salat tarawih pertama, biasanya langsung saling bermaaf-maafan untuk pelaksanaan ibadah puasa esok harinya (dok.windh)

4. Berbagi Sembako

Beberapa hari menyambut ramadan, biasanya kegiatan membagi-bagi sembilan bahan pokok juga biasa diberikan kepada kerabat, tetangga, maupun fakir miskin dan dhuafa.

Isi sembako yang dibagikan biasanya beragam. Bila disetarakan dengan nilai nominal,  juga tidak sama tergantung pada kemampuan yang memberikan bantuan sembako.

Umumnya, isi bingkisan sembako yang dibagikan terdiri atas beras, minyak goreng, gula, mie instan, kecap, telur,dan teh. Terkadang, ada juga yang memberikan kurma untuk berbuka puasa dalam bingkisan sembako/    

Bukber Masjid dan Main Petasan

Saat bulan puasa tiba, di masjid perumahan biasanya selalu tersedia makanan untuk berbuka puasa bagi siapapun yang musafir  atau singgah ke masjid saat menjelang berbuka.

Makanan dan minuman untuk berbuka puasa berasal dari sumbangan dari para masyarakat. Saat sepuluh hari terakhir, yang mulai diadakan iktikaf, bahkan biasanya selain makanan berbuka puasa, juga sudah ada makanan untuk sahur yang dibagikan secara cuma-cuma.

Satu hal yang biasanya selalu dan hanya ada di bulan Ramadan, meski kini penjualnya sudah berkurang  adalah munculnya petasan dan kembang api. Sejumlah anak-anak kecil hingga pemuda tanggung biasanya berkumpul dan beramai-ramai menyalakan petasan yang tak jarang memekakkan telinga.

 Untuk yang satu ini, biasanya setelah salat tarawih. Tidak sedikit juga orang tua yang melarang anaknya ikut menyalakan petasan. Nah itulah, kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan sebelum dan selama ramadan di Jakarta, tepatnya di tempat saya tinggal. Bagaimana di tempatmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun