Kejahatan Finansial Perbankan, Semakin Beragam Cara
Berdasarkan pemberitaan yang tersebar di berbagai media,  penipuan-penipuan yang berkaitan dengan transaksi perbankan jumlahnya cukup banyak. Metodenya juga  beragam. Pelakunya juga ada yang berasal dari luar negeri.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menghimbau agar masyarakat lebih waspada terhadap aksi kejahatan yang ditenggarai meningkat jelang bulan puasa. "Kita tahu aktivitas warga dibulan puasa lebih tinggi, seperti berbelanja atau mengambil uang di Bank dan ATM," katanya kepada wartawan, Selasa (7/5/2019), seperti dikutip dari Sindonews.com.
Dalam kesempatan itu, Argo juga berpesan agar warga tidak mudah percaya dengan orang yang belum dikenal, bahkan hanya sekedar untuk memberikan pertolongan. "Modus kejahatan kian canggih dan beragam bahkan tidak lagi menggunakan cara-cara konvensional," tegasnya.
Dari website  sebuah bank swasta ternama Indonesia, disebutkan sejumlah modus waspada yang harus dilakukan nasabah terkait dengan modus kejahatan terkait perbankan, yang biasanya terjadi. Ada modus penipuan melalui email, kasus penipuan dengan struk ATM palsu, Double sipe card, akun palsu bank di medsos, bahaya phising, adanya malware, virus, worm, trojan, spyware dan bot, nomor PIN, hingga penipuan kartu kredit menggunakan modus Re-Activated Sim Card. Â
Para pelaku kejahatan mengatasnamakan perbankan  kini juga mengikuti perkembangan zaman digital. Meski, masih ada yang menggunakan cara konvensional seperti mengirimkan SMS dan menelepon seorang nasabah dengan berita kemenangan yang diperoleh sehingga tertarik mengirimkan data atau sejumlah uang sebagai 'uang muka' hadiah. Â
Tindakan Waspada yang Perlu Dilakukan
1. Lebih hati-hati  bila menerima SMS, Telepon, dan Email
Bila menerima SMS, telepon, atau email yang menyatakan telah memenangkan suatu hadiah, segera mengecek kebenarannya.Namun, biasanya karena sudah terlalu sering dan susunan kalimat yang digunakan tidak jauh beda, biasanya segera saya hapus. Â Saya tidak akan sembarangan mengisi data pribadi, user ID ataupun data perbankan lain yang diminta melalui SMS, telepon, atau email orang yang tidak dikenal.
Saat ini cukup banyak juga penipuan melalui email alias Pishing. Tujuan para penjahat itu tentu saja untuk menipu dan mendapatkan informasi data pribadi (kata sandi, key bank, dsb) dengan mengatasnamakan situs atau lembaga terpercaya
2. Â Menjaga Kerahasiaan PIN, CVC, OTP
PIN (Personal Identification Number) selalu dijaga kerahasiaannya. Nggak ada satu orangpun yang tahu meski teman dekat sekalipun. Secara berkala, nomor PIN diganti dengan kombinasi angka yang unik dan tidak mudah ditebak karena PIN adalah sandi rahasia untu masuk ke rekening bank yang dimiliki. PIN juga tidak dicatat di kertas atau buku yang orang lain bisa tahu.
Menjaga kerahasiaan CVV (Card Verification Code) atau CVC (card Verification Code) berupa 3 digit angka terakhir yang terdapat pada bagian belakang kartu kredit dan biasanya terletak di tempat tanda tangan di belakang kartu kredit, juga harus dijaga.