Mampu berprestasi dan menjadi inspirasi juga diperlihatkan oleh dr. Muhamad Firas. Dokter muda berusia 34 tahun ini menyandang diabetes tipe-1 sejak usia 14 tahun. Saat masih duduk di bangku SMP. "Sudah dua puluh tahun yang lalu," kata Firas.
Dr Firas mampu menjalani hidup dengan pendidikan yang baik, berkarier, menikah,dan memiliki anak. Menurutnya, diabetes merupakan penyakit yang dapat dikontrol. Bahkan, rmenyandang diabetes juga mendorong cita-citanya untuk menjadi dokter. "Diabetes itu pada prinsipnya controllable, sangat mudah dikontrol dan diatasi. Tidak ada hambatan apapun. Cita-cita apapun bisa berhasil," kata Firas.
Menurut Firas, pemahaman dan selalu belajar tentang diabetes yang diidap, mengatur kadar gula darah, pengaturan makannya, pengaturan insulin saat berolahraga menjadi hal kunci dan sangat penting.
Selain itu, peran orang tua sangat dominan mengingat anak-anak masih berada dalam pengawasan orang tua. Dukungan dan bimbingan keluarga sangat berpengaruh.
Anggota keluarga merupakan orang terdekat yang membantu kebutuhan diabetisi, memberikan nasihat, ataupun memberi semangat untuk menjalankan terapi setiap hari dan menjaga kesehatan secara umum.
Anak dengan diabetes tipe-1 mau tidak mau harus memakai insulin, menyuntik insulin sebanyak 3 hingga 4 kali sehari. Karenanya, kontrol metabolik berupa upaya agar kadar darah dalam batas normal atau mendekati normal tanpa kekurangan glukosa dalam darah optimal, membutuhkan penanganan yang menyeluruh.
Ada tim yang terdiri dari ahli endokrinologi abak atau dokter anak, ahli gizi, ahli psikiatri, psikologi anak, pekerja sosial, dan edukator. Selain itu, Anak Diabetes dan keluarga dapat juga bergabung dalam wadah untuk berbagi informasi dan pengalaman melalui komunitas Yayasan Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes Anak dan Remaja (IKADAR).
Bila jenuh, anak perlu disadarkan risiko kadar gula darah yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan komplikasi di kemudian hari. Misalnya, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan (pubertas terlambat), gangguan penglihatan, gangguan fungsi ginjal, gangguan pada pembuluh darah jantung dan otak, serta munculnya gangguan pada sistem saraf tepi. (***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H