Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Laut Harus Jadi Samudera Kesejahteraan, Rawat dan Cintailah

30 Oktober 2018   03:34 Diperbarui: 30 Oktober 2018   03:35 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo mengatakan, hukum internasional harus menjadi panduan dalam menyelesaikan masalah #ourocean (/twitter.com/ourocean2018)

Laut harusnya bisa menjadi samudera kesejahteraan bagi bangsa. Tidak kurang dari 90 % total perdagangan dunia dilakukan melalui jalur laut. Selain itu, lebih dari 60  produksi minyak dunia didistrbusikan dengan menempuh jalur laut.

Bahkan tak hanya itu, kekayaan laut dunia sangat  tinggi mencapai USD 24 Triliun. Belum termasuk sumber daya yang ada di dalam laut.  Bahkan, setengah penduduk dunia bergantung hidup  pada sektor perikanan dan rantai pasoknya. Semua itu menggambarkan  begitu pentingnya laut bagi umat manusia. 

Presiden Joko Widodo menyampaikannya dalam pembukaan Our Ocean Conference (OOC), Senin 29 Oktober 2018. Perhelatan akbar OOC ke-5 ini berlangsung selama dua hari, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali.

Jika laut adalah sebuah negara, menurut @wwf, akan menjadi yang terbesar ketujuh di dunia. (sumber :twitter.com/ourocean2018)
Jika laut adalah sebuah negara, menurut @wwf, akan menjadi yang terbesar ketujuh di dunia. (sumber :twitter.com/ourocean2018)
Mengikuti perkembangan pemberitaan yang muncul dari berbagai media online yang ada, jelas terpampang nyata jika presiden mengingatkan bahwa wilayah air dunia lebih besar dari daratan. Terlebih buat Indonesia, sebagai bangsa bahari.

"Saya sadar bahwa bangsa kami adalah bangsa bahari. Saya sadar wilayah air kami lebih besar dari wilayah darat. Kita semua sadar bahwa wilayah air di bumi kita lebih besar dari wilayah darat. Kita semua sadar bahwa laut adalah adalah masa depan kita, our ocean, our future," kata  Presiden Jokowi, seperti dikutip dari Tempo.com.

Bergantung pada sektor laut dan perikanan. Pemandangan ini dengan sangat mudah dapat ditemukan di sebagian besar daerah di Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas 17.000 pulau yang dikelilingi oleh lautan, sungguh hal ini bermakna sangat besar dengan segala potensi kelautan.

Sektor perikanan, misalnya.  Sumber daya perikanan yang diambil dari laut telah membuat banyak masyarakat Indonesia yang berstatus sebagai nelayan benar-benar seratus persen menggantungkan hidupnya dari hasil tangkap ikan.

Potensi dalam laut begitu besar. (twitter.com/ourocean2018)
Potensi dalam laut begitu besar. (twitter.com/ourocean2018)
Kandungan nilai  protein dan lezatnya daging ikan juga mnghidupi banyak desalebih sejahtera. Hasil tangkapan ikan laut  didistribusikan tak hanya dari jalur laut. Melalui jalur darat, pasokan ikan dibawa ke tempat pelelangan ikan (TPI), sebelum kemudian disalurkan kembali ke berbagai pasar yang ada di penjuru daerah, baik pasar trafisional maupun pasar modern.

Melalui pedagang ikan yang ada di pasar, masyarakat Indonesia menikmati hasil tangkapan ikan laut sehingga terhidang di atas meja makan. Jangan pernah tanya kandungan gizi yang terdapat dalam ikan. Bisa mencerdasakan kehidupan anak bangsa.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti secara getol mengampanyekan gemar makan Ikan. Kenyataanya, memang ikan hasil tangkapan laut bisa divariasikan menjadi berbagai penganan olahan yang bisa meningkatkan standar hidup seseorang dan masyarakat sekitarnya.

Tak hanya itu, Susi acara briefing terkait penyelenggaraan Our Ocean Conference 2018  sepekan sebelum pembukaan di www.cnbcindonesia.commenguatkan keyakinan jika Indonesia saat ini adalah pemimpin dalam sektor perdagangan perikanan di Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun