Darat, Laut, dan Udara
Kondisi mengenai Palu, Sigi, dan Donggala serta strategi Pertamina untuk gerak cepat  memulihkan dan mengamankan pasokan energi dikisahkan oleh  Arya Dwi Paramita.
Langkah All Out dengan menggunakan seluruh jalur, baik darat, laut, dan udara. Sebagai  External Communication Manager Pertamina, Arya sempat berada langsung di wilayah terdampak bencana.
"Mereka harus mencari dari rumah sakit ke rumah sakit, dari posko ke posko untuk mencari pemilik operator SPBU yang masih bisa beroperasi. Â Termasuk mencari tim Pertamina yang ada disana. Jumat malam dinyatakan deklarasi kondisi emergency," kata Arya.
Tanggal 29 September, diberangkatkan 2 tim Pertamina Peduli melalui jalur darat dan jalur laut  membawa relawan dan bantuan logistik. Tim diberangkatkan dari  Makassar, Manado, termasuk Jakarta. Tiga direkturnya ikut ke Sulteng. Semua fokus memulihkan energi.
H+2 atau 30 September, TBBM Donggala mulai menyalurkan BBM. Ada 6 mobil tangki yang masing-masing membawa 16 KL pasok BBM ke 4 SPBU di wilayah Palu dengan pengawalan polisi. Selain itu, dikerahkan 50 operator SPBU bantuan dari sekitar Sulawesi. Awak mobil tangki berasal dari Pare-Pare dan Kediri.
Arya menuturkan, jumlah SPBU di kota Palu ada 17, yang dua hancur. SPBU itu ada yang memang tersapu, Â sehingga kondisinya tidak bisa dioperasikan. Untuk di Sigi, ada dua SPBU, yang satu terputus aksesnya. Jalan benar patah dan kondisinya berat. Belum lagi yang di Donggala, ada 4 SPBU. Sebagian bisa dioperasikan, satu lagi rusak.
"Terbayang, listrik nggak ada, akses terputus, dan hanya ada dua SPBU di kota Palu yang berhasil ditemukan pemiliknya dan diminta tolong SPBU dioperasikan untuk bisa melayani  masyarakat," kata Arya. Â
Kenapa? Karena masyarakat di kondisi tersebut pastinya ingin pergi, ingin mencari keluarganya yang hilang, butuh bahan bakar. Kebutuhan energi pn dilayani dengan keterbatasan.