Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Silvia Halim, Perempuan Konstruksi Tangguh MRT Jakarta

30 Agustus 2018   19:30 Diperbarui: 31 Agustus 2018   08:58 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silvia Halim, satu-satunya perempuan di jajaran direksi PT MRT Jakarta. Silvia membuktikan #SiapaBilangNggakBIsa perempuan bekerja di bidang konstruksi yang didominasi oleh laki-laki (dok.pantene)

Dunia konstruksi selalu identik dengan dunia maskulin.Tak terkecuali proyek Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta, yang sedang  berpacu waktu menuju target operasional Maret 2019. Namun,  #SiapaBilangGakbisa  di  balik itu, ada seorang perempuan tangguh yang harus memastikan seluruh pekerjaan konstruksi lancar. Dialah Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta.

Silvia menjadi satu-satunya perempuan yang menduduki jabatan di jajaran direksi PT MRT Jakarta sejak September 2016, badan usaha yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Jakarta. Di balik kelembutannya sebagai perempuan, Silvia tak canggung untuk bekerja di bagian konstruksi yang  didominasi oleh para laki-laki.

Begitupun jika ditanya apa sih pekerjaan yang pantas atau cocok untuk seorang perempuan atau jika ada persepsi mengenai perempuan nggak bisa dan nggak mau, perempuan berambut sebahu ini akan tegas menjawab jika perempuan bisa melakukan pekerjaan yang dianggap maskulin.

Dalam kesehariannya bekerja di bidang konstruksi, Silvia banyak bertemu engineer, insinyur-nsinyur perempuan di lapangan. Bukan hanya di PT MRT Jakarta  sendiri, tetapi juga di kontraktor, banyak  yang bekerja sehari-sehari sebagai di dunia engineer atau sebagai pengawas lapangan.

Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, di antara rekan kerjanya saat Testing & Commissioning Stage MRT Jakarta (gambar: instagram @silviahalim18)
Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, di antara rekan kerjanya saat Testing & Commissioning Stage MRT Jakarta (gambar: instagram @silviahalim18)
"Kita perempuan, mau lho ke lapangan. Kena matahari. Badannya belang-belang. Keringetan. Melawan debu, dan juga bisa tegas menghadapi kontraktor para pekerja di lapangan, yang jelas mereka adalah laki-laki," tegas Silvia Halim saat dijumpai di Gia Restaurant, Sampoerna Strategic Square.

Siang itu, Silvia  membagikan kisah inspirasinya sebagai seorang wanita kuat dalam acara Media Event Pantene #SiapaBilangGakBisa. Melalui kampanye #SiapaBilangGakBisa, Pantene ingin mendorong para perempuan Indonesia untuk menjadi perempuan kuat dalam mengembangkan dirinya melebihi ekspektasi. Kiprah Silvia Halim merupakan contoh perempuan yang mampu mendobrak batas gender di bidang konstruksi.

Menurut  Silvia, perempuan bekerja di bidang konstruksi saat ini sudah bukan hal yang aneh. Sudah saatnya  tidak ada yang mengkategorisasikan atau mengkotak-kotakkan apa yang bisa dikerjakan perempuan dan mengatakan apa yang pantas dikerjakan bagi seorang perempuan.

Perempuan Indonesia, kata Silvia,  sudah melakukannya dan yakin akan terus bertumbuh. Meski diakuinya memang, belum cukup banyak  terekspos karena kenyataannya  secara dominasi dan jumlah memang lebih banyak pekerja laki-laki di dunia konstruksi.

Berkontribusi Untuk Masyarakat

Sillvia bercerita mengenai keterlibatannya di bidang konstruksi lantaran rasa suka pada bidang civil engineering  dan senang terlibat dalam hal yang bersifat bangun membangun. Namun yang membuatnya tetap bertahan di industri konstruksi adalah karena melihat dengan pekerjaan konstruksi, dirinya bisa berguna bagi masyarakat.

Silvia Halim dalam acara Media Event Pantene #SiapaBilangGakBisa Pantene, yang ingin mendorong para perempuan Indonesia untuk menjadi perempuan kuat dalam mengembangkan dirinya melebihi ekspektasi (dok.windhu)
Silvia Halim dalam acara Media Event Pantene #SiapaBilangGakBisa Pantene, yang ingin mendorong para perempuan Indonesia untuk menjadi perempuan kuat dalam mengembangkan dirinya melebihi ekspektasi (dok.windhu)
"Sukanya yang mbangun mbangun, Jadi itu yang membuat saya pertama kali tertarik, tapi yang makes me stay di industry ini adalah karena saya melihat apa yang saya kerjakan, yang saya bangun bisa memberikan dampak yang luas bagi masyarakat. We talking about  membangun infrastrukrur yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari," tutur Silvia dalam bahasa Indonesia yang terkadang disisipi Bahasa Inggris.    

Buat Silvia, terjun di bidang konstruksi adalah cara yang bisa dilakukannya untuk membuat perbedaan. Bisa berkontribusi pada masyarakat adalah hal yang selalu membuatnya tetap bisa bertahan walapun pekerjaannya yang nggak gampang dan nggak enak.

Silvia menyadari pekerjaannya adalah kerjaan publik. Selama ini selalu bekerja di sisi public sector. Suatu konstruksi yang biasanya untuk pemerintah. "Itu kerjaanya thankless  job. Kalau kamu kerjaannya benar, it's okay. It's supposed to be. Tapi kalau kerjaannya salah, sedikit saja langsung diviralkan lah, di feedback  segala macam. I always in thankless  job," tutur Silvia.

Membuktikan dengan Hasil Kerja

Saat awal memasuki dunia konstruksi, Silvia pernah juga mengalami merasa 'diremehkan'.  Pertama kali bergabung, saat itu dia adalah seorang perempuan yang  baru lulus kuliah dan paling muda. Di hadapannya adalah para kontraktor yang terdiri dari bapak-bapak usia 40-50 tahun dengan pengalaman kerja 20-30 tahun di bidang konstruksi. Mungkin tersirat di benak para bapak kontraktor ini, siapakah Silvia Halim ini dan apakah dia bisa bekerja atau tidak.

Silvia terlecut untuk menunjukkan ketangguhan jika perempuan pun mampu berkiprah. Lulusan Teknik Sipil dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura ini lebih menekankan kepada kesungguhan dan kerja keras. Buatnya, tunjukkan kemampuan dengan hasil kerja dan etika bekerja.

Bahkan sebagai perempuan, saat bekerja Silvia lebih bisa bersikap persuasif saat memberi perintah dengan berupaya menjelaskan sehingga orang pun mau menerima pemikiaran dan keputusannya. Berbeda halnya dengan cara kerja lelaki yang biasanya lebih tegas.   

dan girls power di PT MRT Jakarta (foto: https://www.instagram.com/Silviahalim18)
dan girls power di PT MRT Jakarta (foto: https://www.instagram.com/Silviahalim18)
Semua itu, bisa menepis semua persepsi negatif  bahwa perempuan nggak bisa, nggak cocok, dan lainnya."We just have to show with work ethic, conviction. Gender is not a factor anymore. Show your works," tukas Silvia

 Silvia pun melakukannya dengan selalu fokus bekerja saat berada di kantor. Pikiran hanya terarah pada pekerjaan konstruksi yang harus dilakukannya. Saat jam istirahat makan siang, barulah waktunya untuk bercengkrama dengan teman, keluarga, ataupun kegiatan lainnya.

Setelah jam istirahat selesai, kembali fokus bekerja hingga selesai jam kerja. Barulah setelah itu bisa membagi-baginya pikiran dan tenaga untuk mengerjakan hal yang lain. Kata kuncinya adalah fokus kerja.

Sebelum pulang ke negeri tercinta Indonesia dan bergabung dalam jajaran direksi PT MRT Jakarta, Silvia sudah terlibat di sejumlah proyek infrastruktur transportasi di Singapura selama 12 tahun. Karenanya, Silvia sangat paham mengenai pekerjaannya dan apa yang akan dilakukannya dan menguasai land transportation system.

Meskipun di jajaran direksi PT MRT Jakarta, Silvia satu-satunya direksi perempuan, jajaran direksi lain tetap bersikap saling terbuka dan saling suportif satu sama lain. Setiap opini dan pendapat dari setiap direksi dihargai.

 Jajaran direksi PT MRT Jakarta yang hanya empat orang membuat setiap pendapat penting, baik berasal dari laki-laki maupun perempuan. Namun, dalam setiap pendapat haruslah bersifat professional dan sudah dipertimbangkan dengan matang.

Fokus dan menunjukkan hasil kerja adalah kunci sukses Silvia Halim (dok.windhu)
Fokus dan menunjukkan hasil kerja adalah kunci sukses Silvia Halim (dok.windhu)
Selalu Ingat Tujuan 

Lalu pernahkah Silvia merasa jenuh? Silvia mengakui terkadang saat orang lain bisa liburan dengan enak, hal itu tidak bisa dilakukannya. Pekerjaan konstruksi transportasi darat, merupakan pekerjaan 24/7 pekerjaan yang nggak pernah berhenti lho.

Sehingga, kalaupun pergi liburan, smartphone tidak akan pernah bisa ditinggal. Selalu difungsikan karena pekerjaan di lapangan pun jalan terus.  Dengan tertawa, perempuan kelahiran 18 Juni 1982 ini mengatakan, sudah nasib sebagai nasib orang konstruksi.

Namun, bila berada dalam posisi seperti itu, cepat-cepat Silvia ingat kembali alasannya bekerja. Dia memberikan manfaat, bisa melayani masyarakat,  dan ini cara yang bisa dilakukannya.

"When i remember that, why i do what i do, jadi semangat lagi. Sangat penting jika mengerjakan pekerjaan find passion, value, love, dan hal  yang  membuat selalu ingat lagi kenapa kamu mau mengerjakan,"  tutur Silvia panjang lebar. 

Jika kamu ingat itu semua, kata Silvia, nggak akan terpikir ganti jalan sehingga jika bertemu dengan sesuatu yang mungkin bisa melemahkan. Tetap semangat lagi untuk meneruskan. Jika ada waktu senggang, Silvia mengisi waktunya dengan tidur ataupun  bertemu dengan teman dan keluarga.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, Direktur Konstruksi Silvia Halim, Gubernurt DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajaran direksi PT MRT lainnya dalam uji coba rangkaian kereta pertama MRT (dok.www,jakartamrt.co.id)
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, Direktur Konstruksi Silvia Halim, Gubernurt DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajaran direksi PT MRT lainnya dalam uji coba rangkaian kereta pertama MRT (dok.www,jakartamrt.co.id)
  Tantangan di Bidang Konstruksi 

Mengenai tantangan di bidang konstruksi , buat Silvia tidaklah spesifik berkaitan dengan perempuan. Tantangan kerja tentu saja ada dalam membuat sebuah infrastuktur besar, yakni harus bisa memastikan selesai sesuai dengan jadwal, dengan budget, dan juga dengan shift. Karena ini perkerjaan yang melibatkan banyak orang jadi itu selau menjadi kunci utama pekerjaan proyek di konstruksi.

Menurut Silvia, pastikan jika orang-orang yang terlibat bekerja di proyek itu memiliki kesamaan minat. Dengan hal ini, pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan sesuai dengan budget. "Walk the talk, show that you really care about the actual and getting involved directly the project ," kata Silvia, mengenai tantangan yang harus diatasi.

Hal ini pun menurut Silvia berlaku untuk para perempuan. Terkadang, jika sudah berada di manajemen level, tidak jarang pekerjaan langsung  diberikan pada staff dan tidak mau lihat detail, pekerjaan dan proyek yang dibawa. Memberikan contoh yang benar kepada staff pekerja hingga di posisi terbawah sehingga mereka tahu.

Silvia  berharap dengan partisipasinya dalam  kampanye Pantene #SiapaBilangGakBisa bisa semakin mengukuhkan jika perempuan bisa bekerja di bidang konstruksi. Sehingga, jika ada perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dan ingin bekerja di konstruksi atau di civil engineering, mereka bisa. Silakan saja dan suatu saat pasti bisa meraih kesuksesan.

Setiap wanita berhak memilih bahkan membuktikan bahwa mereka mampu menjadi seseorang yang melampaui ekpektasi. Berkembang tanpa terhambat dengan batasan-batasan. Bisa menjadi siapa pun yang diinginkan dan menjadikan diri  yang terbaik. Perempuan  Indonesia itu kuat? Perempuan Konstruksi #SiapaBilangGakBisa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun