Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Antara Pertemanan dan Persaingan di Petualangan "Koki-koki Cilik"

13 Juli 2018   12:56 Diperbarui: 14 Juli 2018   07:57 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu adegan final kompetisi memasak di Koki-Koki Cilik (foto:mncpictures)

Sejak tayangan kompetisi memasak di layar televisi mampu mencuri perhatian dan banyak disukai para penonton beberapa tahun belakangan, menjadi seorang chef ternama atau punya sebuah resto kemudian masuk sebagai salah satu cita-cita yang diinginkan seorang anak, yang tanpa ragu diucapkan. 

Saya masih ingat anak seorang teman kakak, yang lepas sekolah menengah pertama  bersikukuh meminta untuk dimasukkan ke sebuah sekolah memasak. Kemudian memimpikan berkarir di sebuah resto yang ada di hotel berbintang.

Sebenarnya, masak memasak merupakan salah satu kegiatan yang biasa dilakukan setiap hari. Bahkan menjadi permainan anak-anak, terutama anak perempuan. Namun, kegiatan masak menjadi beda bila dikemas dalam sebuah tayangan kompetisi di televisi. Apalagi, bila dibungkus dalam sebuah kegiatan camp.

Dari tayangan kompetisi itu, bisa terlihat jika ternyata, mewujudkan cita-cita sebagai seorang chef  yang andal tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Tidaklah semulus seperti yang diinginkan untuk bisa mewujudkan impian yang terpendam. 

Itulah yang disampaikan dalam film berjudul Koki-Koki Cilik garapan rumah produksi  MNC Pictures, yang itayangkan di seluruh bioskop Indonesia. Sore itu, saya bersama teman-teman Komik, komunitas penggemar  film kompasiana  nonton bareng (nobar) film Koki-Koki Cilik, di Grand Paragon XXI, Grand Paragon Mall, Jl. Gajah Mada no 126, Keagungan, Tamansari Jakarta Barat.

Kisahnya mengenai seorang anak bernama Bima (Farras Fatik) yang sangat ingin menjadi Chef.  Dengan dukungan ibunya, bocah laki-laki ini rela menabung setiap hari supaya bisa mengikuti kegiatan camp memasak yang harganya mahal, menurut ukuran keluarga kecil itu.

Akhirnya bisa juga, Bima mengikuti camp yang mayoritas pesertanya merupakan anak orang berada. Bukan hal yang mudah karena harus mengikuti peraturan camp yang berjalan selama tiga minggu. Selain itu, juga yang ingin menjadi juara bukanlah hanya Bima.

 

"Di camp ini aku harus jadi juara satu."

"Aku juga mau juara satu. Sama dong kita,"

Itu adalah penggalan percakapan  Audrey (Chloe Xaviera)  dan Bima, saat mengikuti  cooking camp.

Salah satu adegan final kompetisi memasak di Koki-Koki Cilik (foto:mncpictures)
Salah satu adegan final kompetisi memasak di Koki-Koki Cilik (foto:mncpictures)
 Menjadi  juara dari sebuah kompetisi memasak. Banyak yang menginginkannya.  Apalagi dari sebuah kompetisi besar, yang bisa melambungkan nama dan tentu saja bisa mewujudkan impian yang sudah lama terpendam.

Bima harus berjuang untuk bisa mengikuti sebuah cooking camp milik Chef Malik  (Adi Kurdi) yang biayanya sangat  mahal untuk ukuran keluarganya. Banyak suka duka yang harus dilaluinya untuk meraih cita-cita menjadi koki yang diinginkan. "Aku harus menang. Aku sudah janji, biar aku bisa buka rumah makan bapak lagi," kata Bima, mengenang ayahnya yang sudah meninggal dunia.

Tantangan demi tantangan dihadapi Bima dalam camp. Meski latar belakangnya berbeda sendiri karena peserta camp yang dipimpin Chef Grant (Ringgo Agus Rahman),  rata-rata berasal dari keluarga yang mampu, masakan-masakan Bima bisa mencuri perhatian juri.

Khas karena Bima menyajikan masakan-masakan asal Indonesia. Sementara para peserta lainnya lebih banyak menyajikan makanan ala western ataupun Jepang. Melalui cooking camp itu pula, Bima bisa berkenalan dan belajar masak dari Rama (Morgan Oey), seorang petugas cleaning service yang kemudian dulunya adalah mantan chef terkenal.

Di camp, Bima pun bisa bertemu dengan teman-teman baru.  Ada Niki (Clarice Cutie), Key (Romaria Simbolon), Melly (Alifa Lubis), Alva (Ali Fikry), dan Kevin (Macello). Ada yang mendukungnya, tapi ada juga yang menjahilinya.

Perjuangan Bima untuk mencapai impiannya inilah yang menurut saya menarik. Tak mudah karena banyak saingan yang harus dihadapi, terutama Audrey, yang sudah menjuarai cooking camp selama tiga kali berturut-turut.

Para pemeran film Koki-Koki Cilik. (foto:Mncpictures)
Para pemeran film Koki-Koki Cilik. (foto:Mncpictures)
Pesan Edukasi dalam film Koki-Koki Cilik

Menonton film anak-anak memang menyenangkan karena selalu ada pesan edukasi yang disampaikan. Menurut saya, saat menonton Koki-Koki Cilik, ada beberapa pesan yang bisa ditangkap dan bisa menjadi contoh bagi anak-anak yang menontonnya, yakni :

 1. Untuk Mencapai Sesuatu Harus Ada Upaya dan Kesabaran

Bima merupakan anak dari keluarga yang tidak mampu. Untuk bisa mengikuti cooking camp yang harganya mahal, Bima harus menabung sedikit demi sedikit di celengan dan membantu untuk membelikan belanjaan di pasar.

Saat berada di camp, tidak semuanya mulus sesuai dengan keinginan. Harus mengatasi rasa rindu. Ada kekecewaan dan ada kesedihan saat berhadapan dengan sesuatu yang di luar dugaan. Ada persaingan yang harus dihadapi.

2. Yakin dan Percaya Pada Kemampuan Diri

"Bima, percaya sama kekuatan rasa di lidah kamu." Itu kata Rama, saat Bima mulai kehilangan percaya diri saat buku resep milik ayahnya diambil salah seorang peserta camp. 

Dalam memasak, kekuatan rasa merupakan yang utama. Namun, yakin dan percaya pada kemampuan diri haruslah lebih besar lagi agar kekuatan rasa itu mempunyai arti. Selagi keyakinan itu ada, semua keragu-raguan yang bisa mengikis kemampuan diri bisa diatasi.

3. Berkompetisi Sehat dengan Sikap Sportif

Berada dalam satu camp yang sama dan mendapatkan pelajaran yang sama dengan banyak teman baru, sangat menyenangkan. Namun tetap saja, untuk menjadi yang terbaik dan menjadi juara harus memenangkan kompetisi dengan teman-teman yang ada.

Nah disinilah perlunya pemahaman dan sikap bersaing dengan sehat. Jujur dan tidak curang saat berkompetisi. Bersikap sportif mengakui keunggulan yang dimiliki kawan lain dalam setiap tahapan.  Bukan hanya sekedar ingin memenangkan kompetisi, ada  proses yang harus dilalui

4. Arti nilai pertemanan

Teman yang baik adalah  teman yang mampu memberikan dukungan ketika sedang merasa kecewa ataupun sedih. Teman yang memberikan semangat untuk tetap berjuang dan tidak patah semangat. "Kita mau transfer energi kita buat Bima." Itu yang dikatakan teman-teman Bima saat merasa lemah dan ragu. 

5. Ikuti hobi dan passionmu

Suatu hal yang dikerjakan mengikuti hobi dan passion, akan menghasilkan yang lebih bagus karena semua dikerjakan dengan sepenuh hati dan penuh rasa riang melaksanakannya.  

Meski demikian, segala sesuatu tetap bisa dipelajari. Seperti Audrey, yang mengakui memasak bukan minatnya, gadis kecil ini bisa menjadi juara cooking camp  berkali-kali karena mempelajari hal yang berkaitan dengan memasak.


Film Liburan Untuk Anak

Antusiasme para penonton, terutama di bioskop yang baru pertama kali saya kunjungi bersama rekan-rekan Komik, terlihat tinggi. Banyak keluarga yang membawa anak-anak di bioskop yang terletak di lantai paling atas mal yang masih terlihat baru dan masih sepi.

Film anak memang sangat dinanti. Sayangnya, seringkali film anak-anak hanya hadir pada saat libur anak sekolah yang panjang. Itupun jumlahnya tak banyak, bila dibandingkan dengan film untuk dewasa, di atas usia 18 tahun. Pesan yang disampaikan dalam film yang disutradarai Ifa Isfansyah ini cukup mengena bila ditonton untuk anak-anak. Selain juga bisa tertawa oleh gaya lucu anak-anak, kekocakan gaya Ringgo Agus Rahman sebagai chef. 

Film Koki-Koki Cilik menjadi film pertama bertema memasak yang diproduksi oleh MNC Pictures. Soundtrack film  berdurasi 91 menit, yang dinyanyikan  Romaria menambah riang nuansa film anak-anak. Semoga semakin banyak film anak yang bermutu.  (rwindhu)

komik-kompasiana-5b483da6bde5751e9d725ec3.jpg
komik-kompasiana-5b483da6bde5751e9d725ec3.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun