Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Merindu Bunyi Beduk dan Suara Azan di Bulan Ramadan

12 Juni 2018   23:49 Diperbarui: 13 Juni 2018   00:14 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat bulan ramadan, suara beduk dan azan yang berkumandang sebagai seruan salat memberi nuansa berbeda. Tak sama dengan bulan biasa. Apakah kalian juga sama? (dok.windhu_

Karenanya  jelang beduk dan azan Ashar, jalan-jalan protokol di ibukota Jakarta saat sore biasanya lebih padat, jika tidak ingin dibilang macet. Banyak yang mengarah ingin pulang berkumpul bersama dengan keluarganya.

Hanya di bulan ramadan jelang beduk dan azan Ashar, trotoar dan pinggir jalan berubah menjadi pasar dadakan. Membuat hiruk pikuk, tapi melengkapi kebutuhan berbuka puasa mereka yang ingin berbuka puasa. Memberikan rasa puas pembeli karena tidak perlu repot memasak, tapi sekaligus menerbitkan kebahagiaan para  penjual dadakan untuk meraih pundi-pundi bekal lebaran.

Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar 

Usai bersantap makanan berbuka puasa, hal yang juga membuat rindu adalah jelang beduk dan azan Isya, yang merupakan seruan terakhir ibadah salat dalam sehari.

Namun lagi-lagi ramadan itu memberikan hal yang berbeda. Hanya di bulan ramadan,  usai menunaikan salat Isya kemudian dilanjutkan dengan salat tarawih dan witir.

Bahkan hanya di bulan ramadan, ada peringatan Nuzulul Quran. Ada kegiatan iktikaf di masjid, terutama sepuluh yang ketiga di ramadan. Ada harapan untuk bisa mendapatkan Lailatul Qadar. Semua itu hanya ada usai beduk dan azan Isya.

Rindu Mengulang Ramadan 

Kini menjelang datangnya  lebaran, rindu mengulang  ramadan mulai menerjang. Rindu untuk mendengarkan setiap beduk dan suara azan penanda salat lima waktu selama ramadan, yang selalu memberikan nuansa  berbeda.

Hari-hari terakhir ramadan, banyak orang yang sibuk. Banyak yang sedang berkendara menuju kampung halaman. Banyak yang sibuk membeli perlengkapan lebaran. Banyak yang repot membuat kue suguhan lebaran. Bunyi petasan dan kembang api menandakan lebaran akan segera tiba.

Ah, saya rindu ramadan, terutama saat jelang beduk dan azan saat ramadan. Hanya di ramadan, ada penerimaan zakat, infaq, dan sedekah terpampang di masjid-masjid.

Saat menulis ini, saya tahu saya pasti merindu. Saya pun jadi ingin untuk melipur lara dengan bersenandung dengan lagu Ya Maulana yang dilantunkan Nissa Sabyan, yang sedang ngetop-ngetopnya ramadan ini. Aku suka liriknya.

Terima sembah sujudku

Terimalah doaku

Terima sembah sujudku

Izinkan ku bertaubat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun