Saat mendapatkan angpao lebaran, uang yang diperoleh anak biasanya cukup banyak. Jika jumlah itu dibanding-bandingkan dengan yang lain untuk memperlihatkan siapa yang mendapatkan paling banyak, sudah pasti sangat tidak baik.
3. Tidak diajarkan Bersedekah
Jika uang yang diterima selama lebaran hanya untuk keperluan jajan, senang-senang, ataupun hal-hal lain tanpa ingat meberikan sebagian kepada orang lain yang membutuhkan, tentu saja tidak bagus. Harus ada unsur edukasi kepada anak untuk bersedekah.
4. Bangkrut karena angpao lebaran
Meskipun sudah menjadi tradisi, pemberian angpao lebaran menjadi tidak baik jika pihak pemberi menjadi bangkrut atau tidak punya uang sama sekali gara-gara angpao lebaran. Karena itu, pemberi angpao sebaiknya tidak memaksakan diri untuk memberikan uang dalam jumlah yang besar. Seadanya saja, sesuai dengan yang dimiliki.
***
Mendapatkan uang lebaran setelah bersilahturahmi pasti sangat menyenangkan. Memang, saat ini posisi saya tak lagi sebagai penerima karena bukan anak-anak lagi.Â
Menjelang lebaran, salah satu persiapan yang dilakukan adalah menyediakan uang dalam bentuk nominal antara Rp5.000-Rp50.000. Ini untuk memudahkan bila ada yang berkunjung ke rumah membawa anak-anak kecil.
Menarik sisi positif pemberian angpao lebaran, ada berkah hari raya yang bisa dibagikan dan membuat tarikan senyum di wajah anak  yang menerima. Anggaplah sebagai langkah untuk terus ingat berbagi di bulan-bulan lainnya, agar orang lain merasa bahagia. Tak bisa dipungkiri, angpao lebaran, pemberi kebahagiaan di hari Idul Fitri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H