TANGAN-tangan saling terulur untuk bersalaman. Bergantian menghampiri, tepat begitu usai shalat tarawih di masjid. Mereka yang berusia muda akan mendatangi yang  lebih tua untuk mencium tangan, sebagai tanda hormat. Semua berlangsung dalam shalawat yang dilantunkan bersama.  Â
Semua itu hanya terjadi pada malam ramadan. Sudah berapa lamakah malam ramadan tahun ini? Berapa hari lagikah menjelang hari raya Idul Fitri tiba? Melihat deretan angka-angka di kalender yang terpasang di dinding, pandangan mata segera menangkap jika angka berwarna merah yang memiliki keterangan di bawahnya, semakin dekat.
Namun, kali ini terlihat bukan sekedar deretan angka-angka. Â Ramadan hampir selesai. Tinggal beberapa malam. Setidaknya, berakhir untuk tahun ini. Tanpa terasa, hari demi hari di bulan ramadan berlalu dengan cepat. Tanggal hari raya Idul Fitri semakin dekat. Â
"Semangat. Semangat. Tarawih yang semangat. Tinggal beberapa malam lagi." pesan ibu mengingatkan waktu yang telah bergulir dengan cepat.
Jakarta mulai sepi. Barisan shaf salat tarawih di masjid dekat rumah, semakin berkurang memasuki hari-hari terakhir jelang hari raya. Sudah banyak yang mulai pulang kampung dan hanya menyisakan beberapa baris bagi yang masih setia salat tarawih di masjid itu. Meski mungkin kondisi ini berbeda dengan yang ada di masjid-masjid besar. Â
Tiba-tiba muncul rasa haru memenuhi dada. Galau rasa. Apa saja yang sudah dilakukan selama malam-malam ramadan ini? Ah, malam-malam ramadan, seketika menyergap rindu. Jika dapat, ingin rasa membalik lagi lembaran-lembarannya yang telah berlalu agar bisa menjalaninya dengan baik.
Bulan ramadan merupakan bulan yang sangat istimewa dibandingkan dengan bulan -bulan biasa dalam satu tahun. Sudah pasti, malam-malam selama ramadan pun sangat istimewa. Ada keutamaan yang tidak bisa ditemukan, selain di bulan ramadan.
Satu bulan yang terbagi tiga fase, yakni 10 hari pertama penuh rahmat, 10 hari kedua saat pengampunan, dan 10 hari ketiga dibebaskan dari api neraka. Ramdan yang istimewa karena bulan diturunkannya Al Quran. Selain hadirnya Lailatul Qadar yang disebut, sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Selama malam-malam ramadan, banyak hal yang dapat atau seharusnya dilakukan :
1. SalatÂ
Salat merupakan kewajiban utama bagi umat muslim dimanapun berada. Setiap hari dilaksanakan wajib lima kali bagi yang sudah baligh. Namun dalam bulan ramadan, yang merupakan bulan penuh keberkahan, sayang sekali hanya melaksanakan salat fardhu saja tanpa melakukan salat sunah.
Selain itu, hanya di bulan ramadan bisa dilakukan salat tarawih berjamaah. Bersama-sama dengan banyak orang menunaikan salat di masjid. Mendengarkan tausiyah, dan berdoa bersama, dan kemudian bersalaman sebagai bentuk silahrutahmi.
Saat sepertiga malam usai terbangun dari tidur, mengambil wudhu untuk melakukan salat tahajud. Melarutkan diri dalam keheningan ibadah yang dilakukan semata-mata untuk Allah yang maha kuasa. Hanya berharap pahala dan berkah diberikan. Saat ramadan, juga bisa memohon dengan lebih melalui salat hajat.
2. Â Berdoa
Bulan ramadan, saatnya berdoa dengan harapan tinggi dikabulkan. Doa yang dipinta kepada yang Maha Kuasa, tak hanya ditujukan kepada diri sendiri. Melainkan juga untuk orang tua, keluarga, kerabat, teman, saudara, dan semua yang ada disekeliling hidup sehari-hari. Â Mengharapkan yang terbaik dalam doa-doa, yang hanya perlu diucapkan dalam hati yang tulus, kapan saja.
3. Membaca Al Quran
Jangan lupa untuk membaca Al Quran! Itu yang disampaikan seorang kawan untuk mengisi malam-malam ramadan. Â Di bulan penuh keberkahan ini, merupakan saat yang paling tepat dan sangat baik untuk menambah pahala melalui bacaan-bacaan Al Quran. Membaca sekaligus memahami, itu yang terbaik. Dibaca hari per hari dalam ramadan, akan banyak sekali bacaan surat yang bisa tercapai.
4. Berdzikir
Mengucap asma Allah selalu memberikan ketenangan dalam hati. Memuji kebesaran sang pencipta dan mendekatkan diri Dizikir melengkapi doa yang dipanjatkan. Bisa dilakukan setiap saat, baik diucapkan lisan maupun hanya di dalam hati saja.
5. Iktikaf Â
Sepuluh hari terakhir di bulan ramadan, Â masjid-masjid menggelar kegiatan iktikaf. Bermalam di masjid semata-mata sebagai ibadah yang hanya mengharapkan ridha Allah.
Iktikaf saat ini tak hanya dilakukan di masjid-masjid besar saja. Selama iktikaf, biasanya ada kegiatan berupa mendengarkan tausiyah, membaca Al Quran, dan salat malam. Terakhir, ditutup dengan makan sahur bersama.
***
Beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri, ada rasa rindu yang muncul  melalui saat-saat sunyi dengan beribadah di malam ramadan. Selalu saja harus ada yang diperbaiki dan ditingkatkan ibadah yang harus dilakukan. Ada renungan di malam sunyi pada puasa yang dijalani dan sedekah yang telah dilakukan.
Ramadan kali ini, di hari-hari terakhir ramadan, saya memilih menghabiskan malam di masjid dekat rumah. Tidak seperti tahun-tahun yang lalu di masjid-masjid besar yang ada di Jakarta.Â
Saat malam ramadan, berserah diri, mendekat, bermunajat dan memohon ampunan sang pencipta. Saya ingin mendekap rindu dalam kesunyian malam-malam ramadan, yang kini hanya tersisa beberapa malam saja. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H