Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pashmina Abu-abu di Hari Raya Idul Fitri

8 Juni 2018   23:38 Diperbarui: 8 Juni 2018   23:51 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah pashmina, yang lebih dimaknai untuk digunakan sebagai kerudung, menjadi sebuah hadiah berkesan yang diberikan oleh seorang kawan. (dok.windhu)

Kamu tahu apa yang membuat pagimu tiba-tiba berubah? Ya, saat ada sebuah dering telepon dari seorang kawan menanyakan kabarmu. Kawan yang mengenalmu belasan tahun lamanya dan pernah menghabiskan waktu bersama dalam sebuah kegiatan dalam lingkup yang sama.

Meski kini jarang  bertemu kecuali mengandalkan kekuatan chatting di salah satu media sosial bernama whatsapp, pertemanan akan tetap ada. Setidaknya, pagi itu tiba-tiba kawan perempuan akrab ini menelepon dari smartphone-nya.

Ingin bertemu. Ada sesuatu yang ingin disampaikannya. Pagi itu, perempuan cantik itu datang dengan anak laki-laki semata wayangnya yang langsung menyapa,"Halo, tante."

Ah, sudah besar dia sekarang. Beberapa bulan tak bertemu cepat sekali besar. Wajarlah, usia anaknya hanya terpaut satu tahun dengan keponakan, yang kini bahkan sudah TK besar.

"Aku nggak lama. Aku cuma mau kasih ini," katanya, sambil mengulurkan sebuah tas kertas tentengan berwarna cokelat.

"Hei, apa ini?" tanyaku. Dia tertawa. "Buatmu. Supaya jadi perempuan solehah!" katanya, di antara percakapan menanyakan kabar kedua orang tua.

Biasanya saat lebaran, kawan perempuan ini  bersama anaknya akan datang dan ikut mencicipi makan ketupat sayur. Tak menolak dengan suguhan sederhana hari raya Idul Fitri di rumah yang mungkin sangatlah biasa dan juga bisa ditemuinya dimana-mana. Ikut memotong ketupat yang  terbungkus anyaman daun kelapa.    

Biasanya, dia akan mengangguk-angguk dan berkata,"Enak rasanya. Semuanya enak." Entahlah dia itu memuji atau sungkan kepada tuan rumah. Namun, aku bisa menjamin jika masakan ibu pastilah enak.

Ibu pandai memasak untuk hidangan lebaran. Satu-satunya yang agak sering mendapat protes hanyalah rasa sambal yang selalu cenderung manis, teradaptasi lidah khas asal Jawa. Rendang, opor ayam. Sambal goreng kentang dan hati, dan sayur  ketupat.

Berpadu dengan kerupuk udang atau emping, lengkap rasanya hidangan lebaran  Sungguh indahnya hari raya dengan makan enak bersama. Sedikit manisan kolang kaling yang hanya kadang-kadang dibuat saat lebaran, menjadi penutup lebaran saat itu.

Pagi itu, kawan akrab perempuan bersama anaknya itu datang memberikan sebuah bingkisan hari raya. Mungkin sedang ada perlu, karena tak lama setelah itu segera beranjak masuk ke kendaran roda empat miliknya, yang disetirnya sendiri.

Sebuah hadiah hari raya memiliki arti lebih dari sekedara bingkisa. (dok.windhu)
Sebuah hadiah hari raya memiliki arti lebih dari sekedara bingkisa. (dok.windhu)
***

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari bingkisan yang diberikan. Bahkan  mungkin juga sangat biasa saja pemberian dari kawan. Namun, ketulusan hati dari seorang kawan  memberikan suatu bingkisan di hari raya,  membuat momen yang terjadi haruslah dihormati.

Pashmina berwarna abu-abu. Kain panjang berwarna dominan abu-abu,dengan garis-garis memanjang berwarna hitam. dan putih Motif yang sederhana, tapi justru terlihat berkelas. Pashmina itu juga terasa lembut saat disentuh tangan, meski mungkin bukanlah kelas yang mahalan. 

Kain berbentuk panjang lurus mencapai 200 cm itu begitu apik. Kainnya tidak gerah dan bisa menyerap keringat. Satu hal yang paling penting, saat dikenakan bisa menambah cantik penampilan.

Ah, sudah berapa lama itu? Satu tahun atau dua tahun? Pashmina warna abu-abu cantik  yang kini selalu tersimpan dengan baik di lemari pakaian, setelah digunakan. Selalu mengingatkan pada kawan perempuan yang baik hati itu. Kawan perempuan yang langsung mengantarkannya langsung ke ruamah.

"Lho, ini buat aku?" ketika tanganku menerima bingkisan dalam tas jinjing berwana cokelat itu.

Dia tertawa. "Iya. Buat kamu. Biar kamu tambah jadi perempuan solehah."

Mau-mau akupun ikut tertawa. Badan sang teman berguncang karena tawa lepas. Pada lehernya, bisa terlihat jelas kalung salib yang menggantung.

Hadiah Lebaran untuk seorang kawan yang memiliki beda keyakinan, selalu menambah arti dari sebuah pertemuan. Ada rasa saling menghargai berbalut cinta kasih. Hadiah hari raya sukses menanamkan kesan positif untuk yang menerima hadiah. Tepatnya, bagi yang menerima dan mendapatkannya.

Ah, ramadan ini aku juga menggunakannya. Kain pashmina itu lembut. Sangat cocok digunakan sebagai kerudung untuk menuju masjid. Tidak gerah digunakan dan lembut.  Bisa menemani saat-saat mendekatkan diri kepada Allah yang  Maha Penyayang. Pashmina itu tinggal dipadupadankan denngan blus dan celana panjang yang sesuai. Penampilan rapi dan tetap gaya menjadi satu. 

Seperti katamu saat mengulurkan bingkisan hari raya yang berkesan untukku,"Supaya kamu makin solehah."

Aku tersenyum. Tiba-tiba mengingatnya dan pashmina darinya. Lebaran tinggal sepekan lagi. Datang berkunjung ke rumahkah kawan lama ini, saat hari raya Idul Fitri kali ini  untuk malan ketupat bersama ?   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun