KLANG.., KLANG...! Bunyi itu terdengar dua kali. Perlahan memangil-mangil kesadaran. Â Sejenak meregangkan tubuh di atas tempat tidur. Baru dua pukulan berbunyi, berarti masih ada kesempatan untuk bersantai sebentar. Mata masih mau terpejam sedikit lagi.
KLANG..., KLANG..., KLANG....! Eh, apa itu? Berapa kali bunyinya? Tiga kali! Berarti sudah... Jam 3 ! Gubrak. Waktunya menyiapkan sahur. Kalau tidak segera, akan kesiangan makan sahur orang seisi rumah!
Bangun, cuci muka! Â Siapkan nasi, sayur, minuman hangat supaya terkejar waktu imsak. Syukur-syukur kalau sempat bergegas ke masjid untuk shalat subuh berjamaah.
Pfff, untunglah semuanya bisa selesai pada waktunya. Makan sahur pun bisa disantap dengan menu yang cukup menggugah selera. Setidaknya, kewajiban berpuasa dari terbit matahari hingga terbenam matahari bisa dijalani dengan asupan makan dan minum yang cukup. Sudah pasti, pasti akan sanggup berpuasa selama 14 jam.
Ini Jakarta. Tepatnya, di tempat tinggalku. Tidak ada tradisi khusus untuk membangunkan sahur orang-orang yang akan berpuasa. Pernah sih, mendengar sekelompok anak muda memukul bedug atau sejenisnya mulai dari galon aqua dan lainnya sebagai penanda sahur dengan berteriak, sahur.... sahur...!
Tapi itu tidak lama. Bertahun-tahun yang lalu dan sudah tidak ada lagi. Lagipula, tidak terlalu jelas memberi efek terdengar karena biasanya hanya melintas di jalan besar. Kalau yang masuk perumahan, sangat jarang sekali.
Jadi, Â tradisi anak muda keliling kampung, seperti yang biasa saya baca media online dan media cetak, atau saya dengar dari media siar, tidak begitu saya tahu. Pernah ada, tapi sudah berlalu.
Mungkin bisa jadi di daerah lain masih berlangsung, tapi tidak di tempat tinggal saya sekarang di Jakarta. Perkembangan zaman, sedikit mengubah cara agar orang-orang bisa bangun dan bersantap sahur sebelum berpuasa.
![Suara rekaman mengaji dan seruan petugas masjid untuk bangun merupakan penanda waktu sahur telah tiba. (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/05/thr22-4-5b16baf1bde57550e5670252.jpg?t=o&v=770)
1. Bunyi pukulan di tiang listrik
Bunyi khas benda yang beradu di tiang listrik ini entah sejak kapan mulainya. Pelakunya, para hansip yang bertugas malam menjaga keamanan di sekeliling perumahan.
Pukulan pada tiang berbunyi sesuai dengan jam. Misalnya jam 1 malam, ya satu kali. Jam 2 malam, ya dua kali. Jam tiga, ya tiga kali. Â Para hansip itu, jika melihat ada rumah yang belum ada 'tanda-tanda' penghuni rumahnya bangun untuk sahur, barulah akan berteriak," Sahur... sahur, pak. Bu!"
Tidak ada yang berkeberatan dengan cara seperti ini dan sudah berlangsung lama. Cukup membantu karena letak rumah yang dekat tiang dan hanya beberapa meter saja pasti akan terdengar jelas.
Alarm tubuh sudah siaga jika mendengar bunyi ketukan di tiang. Tidak perlu melihat jam, karena biasanya memang tepat. Jam bangun disesuaikan pada jumlah bunyi pukulan di tiang.
2. Alarm Smartphone
Alat  komunikasi yang satu ini juga cukup berjasa untuk membangunkan sahur. Tepatnya dengan memasang alarm sesuai dengan jam yang dikehendaki untuk waktu bangun tidur.
Misalnya jam 2 pagi, alarm tinggal diatur jam segitu. Saat jamnya tiba,alarm akan menjerit-jerit tidak berhenti untuk membangunkan sahur. Baru berhenti ketika di-silent. Â
3. Bunyi mengaji dari Masjid
Suara rekaman mengaji yang terdengar dari speaker masjid, merupakan penanda sudah mulai memasuki saatnya bangun untuk sahur. Di sela-sela itu, biasanya pengurus masjid atau yang sedang bertugas akan memanggil-manggil  warganya untuk bangun."Bapak..bapak.., ibu..ibu...,bangun...bangun... sahur... sahur...!"
4. Pesan Whatsapp
Bunyi pesan whatsapp termasuk salah satu cara membangunkan. Hari gini, smartphone memang selalu diletakkan nggak jauh-jauh dari tempat tidur. Jadi kalau ada bunyi saat dinihari, biasanya merupakan pesan yang mempunyai kadar penting. Ya, sepenting membangunkan untuk sahurun dan shalat tahajud.
![Untuk menyajikan makanan sahur yang komplit, jam bangun sahur harus tepat. Penanda waktu bangun sahur jadi penting. (dok.windhu)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/05/thr22-tiang3-5b16be5dcaf7db0d0300dbb2.jpg?t=o&v=770)
Dari semua cara membangunkan sahur, bunyi pukulan di tiang listrik paling favorit. Kenapa? Ya karena tiang itu paling dekat dengan rumah. Jadi paling terdengar jelas. Jadi, Â jasa para bapak-bapak petugas hansip yang menjaga keamanan di malam hari dengan keliling perumahan, sungguh tiada tara.
Alarm tubuh pun biasanya sudah siaga karena sebenarnya bunyi penanda waktu dari pak hansip itu juga berlaku di luar bulan ramadan. Jadi memang sudah terbiasa mendengar.Â
Klang... ah, sebentar lagi pak hansip akan memukul satu kali di tiang yang ada. Sudah waktunya untuk istirahat sejenak. Maksimal dua jam lagi harus bangun untuk sahur. Selamat sahur....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI