Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sahur On The Road, Antara Niat Baik dan Cara Berbagi Saat Sahur

4 Juni 2018   23:20 Diperbarui: 4 Juni 2018   23:31 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bebagi makanan kepada yang membutuhkan adalah tindakan yang baik. Apalagi, bila berupa makanan sahur untuk orang yang berpuasa dengan cara dan di tempat yang tepat. (dok.windhu)

Sahur On The Road (SOTR), yang semula diawali dengan niat baik untuk berbagi bersama kepada mereka yang dianggap membutuhkan makanan makan sahur, saat ini tak jarang memicu tindakan tak patut, seperti terjadinya tawuran di Jalan.

Akhir pekan pertama Juni 2018.  Pemberitaan mengenai pelaksanaan sahur on the road hari Sabtu dan Minggu  tepatnya 2 dan 3 Juni, yang berujung pada terjadinya tawuran di jalan raya Jakarta, muncul dalam sejumlah pemberitaan. Kegiatan Sahur On The Road, berubah menjadi Tawur On The Road.

Iring-iringan rombongan sahur di jalan yang berubah menjadi tawur di jalan itu tak hanya terjadi di satu tampat. Akun twitter TMC milik Polda Metro Jaya @TMCPoldaMetro hari Minggu menyampaikan, jika tawuran terjadi di Jl. Mataram, Jl. Medan Merdeka Barat, depan FX Sudirman, Jakarta, dan depan Universitas Sahid, Jl. Dr. Soepomo.

Tak sekedar itu, para pelaku Sahur On The Road (SOTR) juga mencorat coret tembok Under Pass Mampang-Kuningan, Jakarta Selatan yang baru saja selesai dengan cat berwarna. Tingkah laku para pelaku Sahur yang tentu saja yang sangat disayangkan. Underpass itu sangat baru dan belum lama dilalui oleh kendaraan darat.

Siapapun bisa melihat aksi tak patut dari para peserta SOTR  karena ada video kiriman warga yang menyertai cuitan dari akun @TMC Polda Metro Jaya. Tindakan yang juga mengganggu para pengguna lalu lintas lainnya yang hendak melintas di jalan raya, akibat tawuran yang terjadi. Selain juga mengotori kemuliaan bulan ramadan yang sudah memasuki akhir sepuluh hari ke-2.  

Hal yang lebih menyedihkan adalah ada senjata tajam yang dibawa oleh para peserta Sahur On The Road.  Membaca berita-berita mengenai Sahur On The Road itu membuat bertanya-tanya, harus seperti itukah pelaksanaannya? Apakah harus berakhir dengan tindakan tak patut yang merugikan orang lain? Siapakah mereka, para peserta Sahur On The Road?

Tawuran antar peserta #SOTR yang berujung kerusakan kendaraan bermotor (sumber:twitter@TMCPoldaMetroJaya)
Tawuran antar peserta #SOTR yang berujung kerusakan kendaraan bermotor (sumber:twitter@TMCPoldaMetroJaya)
Sahur On The Road, Pro dan Kontra

Perbincangan mengenai sahur on the road, terutama di Jakarta yang kemudian berbuntut pada tindakan tawuran, corat-coret dan aksi onar lainnya itulah yang akhirnya memunculkan pro dan kontra.

Menimbulkan pandangan negatif dari sejumlah pihak ataupun masyarakat mengenai kegiatan yang dilakukan pada saat sahur. Padahal, tak sepenuhnya benar dilakukan oleh orang yang benar-benar berniat untuk berbagi berkah kebaikan.

 Niat awal Sahur On The Road adalah kebaikan. Hingga kemudian bergeser maknda dan muncul tindakan tak benar akibat konvoi, yang mayoritas dilakukan para remaja dan anak-anak muda yang punya semangat dan energi tinggi.  Sehingga, cara  berbagi sahur harus sangat diperhatikan.

Saya menilai Sahur On The Road dari sisi  pro jika dilakukan dengan cara positif. Merasa kontra jika menimbulkan efek dan tindakan negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun