Walau merasa lelah dan akhirnya memilih duduk dulu ketika panggilan salat selanjutnya sudah dimulai, tetap mesti hati-hati. Waspada jika para petugas keamanan itu lewat agar tidak tertangkap sinar senter yang diarahkan itu. Bisa dag dig dug nggak karuan.Takut dan merasa bersalah langsung menyergap.
Petugas keamanan masjid itu seakan-akan tak ubahnya seperti polisi patroli. Biasanya, kalau sudah begitu akan saling menyalahkan bisa sampai ketahuan. Tersorot tajamnya cahaya senter kuning besar. Meski tidak diapa-apakan dan hanya diperingatkan nantinya, tapi rasa malu dan takut  yang lebih menang di hati.
Dulu, masjid belum ditingkat meski cukup luas dan terdiri atas dua ruangan, yang dibedakan untuk laki-laki dan perempuan. Namun seingat saya, kala itu jemaah sangat banyak. Melebihi kapasitas masjid saat bulan ramadan, yang setiap malamnya mengadakan salat tarawih.Â
Jemaah- jemaah salat itu meluber dan memenuhi ruas jalan sepanjang luas masjid. Buat jemaah yang datang terlambat, sudah pasti akan kebagian salat di jalan. Suatu hal yang ada untungnya dan ada juga tidaknya.
Jika ada yang ingin salat tarawih secara khusyu sudah dijamin akan terganggu. Berbeda halnya dengan bocah-bocah yang malahan senang kalau di luar. Tentu saja, karena bisa bercanda-canda. Selain  itu, banyak tukang jajanan yang menggoda di luar masjid yang siap menanti untuk dibeli jajanannya, usai salat tarawih selesai.
Biasanya pengalaman unik cenderung nakal saat salat tarawih di masjid, hanya terjadi jika berangkat ke masjid tak bersama-sama dengan orang tua. Saat orang yang ada di rumah melepaskan untuk pergi bersama anak-anak tetangga, yang usianya lebih besar.
Namanya juga anak-anak semua, kalau tanpa dampingan orang atau yang usianya lebih tua akan cenderung main-main jadinya. Bercanda-canda terus tanpa mengontrol suaranya dapat mengganggu jemaah yang lain.
Sampai saya dewasa saat ini, saya masih melihat adanya anak-anak yang memang cukup mengganggu waktu shalat. Â Saya perhatikan, ulah anak-anak di masjid cukup beragam.
Mulai dari bercanda, berlari-larian di belakang shaf yang kosong di belakang, mengobrol, hingga tidak salat dan hanya menggelar sajadah saja. Tertawa cekikikan membuat berisik.
Ada juga yang bermain-main lantang mengucapkan kata "Aaamin..." menyaingi imam. Ada yang iseng mematikan lampu tatkala salat baru saja dimulai. Ada yang iseng menyembunyikan sandal temannya.