Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami Pilihan

Perihal Mukena

30 Mei 2018   14:05 Diperbarui: 30 Mei 2018   14:17 2048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayu merasa tidak terima tapi enggan membalas ucapan temannya.  Sejak saat itu, jika ayu sedang tidak ada waktu banyak sehabis shalat, buru-buru mencopot mukenanya, segera melipatnya, kemudian memasukkannya ke dalam tas.

Jika ada waktu longgar, barulah ayu sedikit santai  dan bersedia meminjamkan mukenanya kepada orang-orang yang hendak meminjam. Soalnya pernah,  mukenanya ternyata dipinjam beberapa orang sekaligus. Berpindah tangan meski belum izin padanya.    

Mukena di rak sebuah masjid. (dok.windhu)
Mukena di rak sebuah masjid. (dok.windhu)
***

"Kenapa ya, bu. Ada orang-orang yang tidak membawa mukena sendiri kalau keluar rumah. Mereka kan harus salat lima waktu ?" pertanyaan itu meluncur begitu saja saat duduk berdua dengan ibu di rumah suatu sore.

Ibu, perempuan separuh baya itu tersenyum. Sejak dulu, ibu selalu berpesan pada Ayu untuk membawa mukenanya sendiri. Ibu meminta agar tidak meninggalkan shalat lima waktu dimanapun berada. Ibu tahu jika Ayu lebih banyak bekerja di luar kantor.

Kata ibu, jika membawa mukena sendiri lebih memudahkan. Bisa langsung shalat karena tak perlu mencari-cari mukena  atau menunggu gantian mukena masjid. Selain juga tentunya lebih higienis.

Tidak semua masjid atau mushola menyediakan mukena dalam jumlah banyak. Kalaupun ada, tak semuanya dalam keadaan bersih, yang nyaman untuk digunakan salat.  Kain pada bagian atas kepala, atau sekeliling muka seringkali terasa basah, berbau dan berbintik-bintik hitam.  

Setahu Ayu, memang mukena-mukena dalam keadaan bersih hanya ada di masjid-masjid besar ataupun tempat salat di pusat perbelanjaan besar yang cukup peduli. Mungkin, karena mereka punya biaya pemeliharaan untuk itu.

Karena Ayu sering shalat di berbagai tempat dan pernah juga lupa membawa mukena,  ayu jadi tahu kalau banyak juga mukena di suatu masjid dalam kondisi acak-acakan di rak dan kotor. Nah, disitulah biasanya pinjam meminjam mukena itu terjadi.

Ayu merasa heran saat ada temannya bilang malas bawa mukena karena berat saat ditaruh dalam tas atau tas yang dipakai tidak cukup. Temannya  memilih untuk memakai yang ada di masjid  atau pinjam saja.

Semakin heran lagi, saat ada teman yang bilang tak bisa salat karena tidak membawa mukena, saat itu memang tidak ada mukena di masjid. Ayu saat itu tidak bisa meminjamkan karena saat sedang haid memang tidak membawa mukena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun