"Ih, romantis banget," Tidak jarang ucapan itu terdengar. Misalnya, jika ada seseorang yang melontarkan kata sayang, kepada yang dikasihinya. Melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah seseorang saat  bersama dengan yang dicintainya. Termasuk saat seseorang menerima sesuatu benda dari yang disayang.   Â
Sebagai manusia biasa, lumrah jika melihat hal-hal yang romantis. Ingin juga bisa merasakannya. Seakan menjadi yang paling beruntung dan bisa-bisa melonjak gembira karena menerima perlakuan yang menyenangkan. Â
Ngomongin semua yang berkaitan hal-hal romantis pun terasa indah Sebenarnya apa sih romantis itu? Apakah di bulan suci ramadan romantis itu bisa dilakukan? Ya, pasti bisa.
Memang, pengertian romantis buat setiap orang belum tentu sama. Banyak yang mengartikannya sesuai dengan pemahamannya dan melakukannya dengan banyak cara.
Buat saya, romantis itu merupakan tindakan  yang menggunakan berbagai indra, bisa melalui indra penglihatan, indra pendengaran, ataupun indra peraba. Lho, apa itu maksudnya?
Romantis itu berarti  menghadirkan sentuhan emosi positif dan menghadirkan rasa kebahagiaan di hati. Rassulullah Muhammad SAW dikenal sebagai lelaki romantis. Namun, romantis itu juga tak sesempit sekedar antar pasangan kekasih.
Tak melulu seperti yang ada di film-film atau di kisah-kisah cinta. Maknanya luas. Seluas romantis dalam keluarga yang bisa diwujudkan. Terutama, di saat bulan ramadan yang sangat berpotensi untu menciptakan saat-saat romantis.
1. Berkata dan bertingkah laku yang baik
Saat ramadan, selalu berusaha untuk berkata-kata lembut dan tidak pernah menyinggung perasaan orang lain. Tidak bersikap kasar kepada siapapun, terutama kepada seluruh anggota keluarga di rumah, yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Bahkan, termasuk kepada saudara yang ikut tinggal di rumah, atau pada asisten rumah tangga yang biasa membantu pekerjaan rumah tangga. Â
Tak dipungkiri, saat ramadan terkadang ada saat-saat yang mengundang gejolak emosi, rasa ingin marah, atau mendapatkan suatu peristiwa yang tidak menyenangkan hati. Sabar, tahan diri. Itulah salah satu tujuan puasa dilakukan. Mampu menahan diri terhadap ha-hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan.