Kenapa setiap orang perlu berinvestasi? Â Menggunakan slide paparan, Vivian menjelaskan perbedaan yang akan diraih bila menabung melalui Deposito, Obligasi, Saham Versus Inflasi
Diperlihatkannya, dari 2002 hingga Agustus 2017, terlihat naiknya nilai investasi yang ditunjukkan oleh Deposito, Obligasi, dan Saham.
Deposito selama periode 15 tahun cenderung flat alias datar dengan bunga 5,92 pa. Inflasi lebih tinggi ketimbang bunga deposito karena mencapai  6,08 %pa, Bunga obligasi  lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan deposito dan inflasi, yakni 11,04 %.
Nah, untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memberikan suku bunga yang paling menakjubkan. IHSG ini naik turun setiap turunnya. Meskipun IHSG sempat terjun bebas pada tahun 2008 dan tahun 2015 juga sempat turun, namun secara keseluruhan kecenderungan hasilnya tetap yang paling tinggi. Tercatat, 17,85 % p.a.
Nah, melihat hasil perbandingan suku bunga tabungan, obligasi, saham dengan tingkat inflasi, setidaknya seseorang sudah mulai bisa menerka investasi yang tepat untuk dirinya.
Lalu pilihan investasi yang tersedia itu apa saja? Dalam investasi, yang perlu menjadi faktor pertimbangan adalah fluktuasi harga, likuiditas, dan wanprestasi. Tentunya juga memperhatikan tinggi rendahnya potensi return dan tinggi rendahnya risiko yang akan didapat bila memilih suatu investasi.
Solusi investasi yang memiliki unsur likuiditas lebih tinggi dengan hasil yang cukup memuaskan untuk para investor adalah Reksadana, yang terdiri atas deposito berjangka, pasar uang, obligasi, dan saham.
Saat ini masih banyak orang enggan berinvestasi dengan alasan waktu, tidak aman, mahal, dan ribet. Â Dengan Reksadana, ke-4 hal yang dianggap menjadi kendala investasi mendapatkan solusinya. Kenapa?
Bila alasannya waktu, Investasi di reksadana tidak perlu bingung. Ada manajer investasi yang mengelola, bertransaksi, dan menganalisa pasar. Waktu yang dimiliki investor tetap bisa digunakan untuk berbisnis atau melakukan kegiatan lainnya.