Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Perempuan Usia SD dan Vaksin Kanker Serviks

3 November 2017   17:56 Diperbarui: 10 November 2017   12:14 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop kanker serviks dengan pencegahan sejak dini (shutterstock)

Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang mengerikan buat perempuan (123rf.com)
Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang mengerikan buat perempuan (123rf.com)
Saat tahun pertama dilakukan di 2016, kasus pemberian vaksin kanker serviks terhadap anak sekolah usia SD sempat membuat heboh. Banyak hoax yang menyebutkan karena vaksin pada anak bisa membuat menopause dini alias mandul.

Kakak saya bukannya tidak tahu berita yang kemudian sudah diklarifikasi Kementerian Kesehatan bahwa vaksin kanker serviks aman. Namun, keyakinan kakak agak goyah ketika anaknya sendiri harus divaksinasi. Orang tua Eva, teman dekat Lita di sekolah menolak anaknya Eva untuk divaksin.

Apalagi tidak hanya Eva, meskipun vaksin kanker serviks diberikan gratis, ada beberapa orang tua lainnya yang tidak mengizinkan anaknya divaksin karena khawatir akan dampak yang ditimbulkan. Rentang waktu dari anak menjadi dewasa yang cukup panjang sehingga sulit terdeteksi keefektifan vaksin, menjadi alasannya.    

Karenanya, akhirnya pagi hari pekan terakhir Oktober, di sela-sela kerjaan kantornya,  kakak menyempatkan berangkat ke sekolah Lita, anaknya. Setiap orang tua dari anak perempuan yang akan divaksin harus menandatangani persetujuannya.  

Selain itu, kakak berpikir lebih baik untuk bertanya langsung mengenai manfaat vaksin kanker serviks kepada petugas kesehatan, yang datang ke sekolah untuk memvaksin anak.

Cegah kanker serviks melali vaksin kanker serviks (thinkstockphoto)
Cegah kanker serviks melali vaksin kanker serviks (thinkstockphoto)
Kakak akhirnya memutuskan anak perempuannya untuk menjalani vaksin kanker serviks. Kakak berpikir positif jika pemerintah melalui Kementerian Kesehatan tentunya akan memberikan yang terbaik pada masyarakatnya.

Sebenarnya, bukan hanya itu. Kakak juga teringat seorang kerabat yang akhirnya harus merelakan nyawanya karena menderita kanker serviks. Keterlambatan memeriksakan diri ke dokter, menyebabkan kerabat baru tahu menderita kanker sudah dalam stadium yang  tinggi. Kisahnya pernah saya tulis di sini.

Kanker serviks, selain kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak membunuh perempuan saat ini. Pada bulan Oktober yang merupakan bulan peringatan kanker, banyak sekali dijumpai spanduk-spanduk untuk mencegah kanker serviks dan kanker payudara.

Kementerian Kesehatan melalui Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan, dr Mohammad Subuh pernah mengatakan, program vaksin kanker serviks gratis di sekolah dasar ditargetkan juga terlaksana di kota-kota besar di Indonesia hingga tahun 2019.

Selain vaksin kanker serviks gratis, vaksin yang akan menjadi imunisasi wajib bagi anak-anak dari tahun 2016 hingga tahun 2019 adalah vaksin MR (penyakit Rubella), vaksin JE  (radang otak), dan vaksin pneumo (radang paru-paru akut).

Stop kanker serviks dengan pencegahan sejak dini (shutterstock)
Stop kanker serviks dengan pencegahan sejak dini (shutterstock)
Pemberian vaksin kanker serviks dinilai lebih efektif jika dilakukan pada anak perempuan yang belum aktif secara seksual. Anak perempuan akan memiliki daya antibodi yang lebih tinggi. Beda keefektifannya jika dilakukan pada perempuan yang sudah dewasa dan aktif secara seksual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun