Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kenangan Itu Ada di Yogya

10 Mei 2017   00:32 Diperbarui: 10 Mei 2017   16:13 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Tugu, Yogyakarta. Disini ada kenangan tertinggal (dokpri)

Ah, tapi saya bukan ingin cerita mengenai pekerjaan yang sudah lewat. Ada kenangan lain yang lebih abadi jauh sebelumnya. Kenangan yang kadang teringat begitu saja ketika kami sekeluarga sedang bertemu ataupun berkumpul bersama. Padahal lebih dari lima tahun lalu.

“Ke Yogya, yuk mbak. Ke Malioboro sekitarnya, ” ajak Heni, adik sepupuku tiba-tiba. Saat itu masih suasana lebaran. Pulang kampung ke Purworejo, Jawa Tengah, hanya di rumah saja  membuatnya merasa bosan.

“Masih lebaranan begini?” tanya saya ragu. Libur lebaran pasti sangat ramai. Pastinya banyak juga yang berpikiran serupa untuk jalan-jalan kesana. Tapi, ajakan sepupu itu langsung menggoda.

“Ayolah, kapan lagi kita bisa bareng-bareng. Naik kereta aja. Murah dan dekat. Belum pernah naik prameks nih.”

Ahai, seperti sepupu saya itu, saya pun belum pernah naik kereta Prameks alias Prambanan Ekspres, kereta komuter yang menghubungkan Yogyakarta-Kutoarjo-Solo.   

Karena tinggal di Jakarta, kami lebih terbiasa dan lebih mengenal naik KRL yang melayani Jakarta-Bogor. Baiklah, akhirnya kami delapan perempuan sepupuan dari empat orang tua yang berbeda sudah berada di Stasiun Kutoarjo pagi hari. Tidak ada saudara laki-laki yang ikut. Hahah, siapa yang mau juga kalau kebanyakan perempuan?

Pokoknya, rencananya seharian kami akan bersenang-senang di Yogya. Menyusuri Malioboro dan mampir ke Beringharjo, sekalian untuk membeli oleh-oleh. Perjalanan berangkat dengan Prameks ceria dan penuh canda meski penumpang kereta berjejalan.

Perjalanan ke Yogya yang menyenangkan. Eits, tapi, itu baru awal. Karena ternyata mulai banyak drama yang terjadi setelah kami tiba di Yogyakarta. Setelah melewati beberapa stasiun, kereta Prameks pun tiba di Stasiun Tugu.

Ramai tapi menyenangkan. Kami menyusuri sepanjang jalan legendaris Malioboro. Jalan yang penuh dengan kaki lima dengan dagangannya di sisi-sisi jalan memang menjadi daya tarik tersendiri.

Monumen Yogya, dalam bentuk miniatur di sebuah hotel (dokpri)
Monumen Yogya, dalam bentuk miniatur di sebuah hotel (dokpri)
Tentu saja, melihat-lihat, berhenti, sekaligus menawar berbagai dagangan. Namanya berangkat dengan jumlah orang yang cukup banyak, perempuan semua di sepanjang jalan Malioboro yang menjajakan banyak dagangan, membuat kami sering berhenti.

Sekedar melihat, memegang, mencoba, hingga akhirnya tawar menawar untuk membeli. Ah ya, cukup ribet. Sedikit-sedikit berhenti untuk bisa mendapatkan harga yang murah. Lumayan, biar bisa membawa oleh-oleh ke Jakarta. Keluar masuk toko. Sampai di pasar Beringharjo, kami memilih-milih batik dengan semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun