“Love can be expressed and received in all five languages. However, if you don't speak a person's primary love language, that person will not feel loved, even though you may be speaking the other four. Once you are speaking his or her primary love language fluently, then you can sprinkle in the other four and they will be like icing on the cake.”
― Gary Chapman
Pernahkah merasa telah melakukan sesuatu untuk orang yang disayang, tetapi ternyata respon yang diharapkan tidak sesuai? Bingung dan sedikit kecewa muncul dari reaksi yang tidak sama dengan anganan sebelumnya. Terkadang merasa yang diinginkan, berbeda dengan yang diterima.
Kenapa bisa begitu? Padahal yang dilakukan seakan sudah sebaik-baiknya. Adakah yang salah? Mengungkapkan dan mengomunikasikan sesuatu dengan tepat sangat penting. Terlebih untuk orang-orang yang tersayang di rumah.
Dalam era teknologi dan era media sosial, yang sehari-harinya menuntut serba cepat, menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Para bapak tertekan dengan pekerjaannya di kantor, para ibu juga mengalaminya dengan pekerjaan rumah tangga, anak pun tertekan dengan beban pelajaran yang harus dihadapi sekolah. Dunia saat ini banyak beredar hal negatif.
Karenanya, menyampaikan bahasa cinta sangat penting. Bahasa cinta?
Ya, mengekspresikan dan mengomunikasikan dengan kata, gerakan, dan tanda penuh cinta akan memberikan hasil yang berbeda. Selain juga dapat mengurangi beban yang dihadapi di luar rumah. Menggunakan Bahasa Cinta dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan
![Suasana Graha Jala Puspita yang didominasi warna merah,yang diyakini sebagai warna cinta (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/04/bahasacinta7-58e3cf38b47a61f233cfad12.jpg?t=o&v=770)
“Siapa yang bangun pagi malah ngecek wa?” tanya Psikolog Irma Gustiana Andriani, S,Psi, M.Psi dalam acara Nova Inspiring Day, yang digelar di Graha Jala Puspita, Kamis 30 Maret 2017 lalu. Hampir seribu perempuan yang menggunakan pakaian berwarna merah pun tersenyum-senyum.
Para perempuan ini berasal dari berbagai komunitas yang ada di seluruh DKI Jakarta. Salah satunya adalah Ladiesiana Kompasiana. Warna merah juga mendominasi ruangan, sepadan dengan arti warna merah yang konon warna cinta.
Selain psikolog Irma Gustiana, Nova Inspiring Day juga menghadirkan dr Johanes Chandra, dokter gizi klinik dengan materi nutrisi sehat penuh cinta. Selain juga demo masak dengan melibatkan peserta, untuk menghadirkan masakan praktis selama 15 menit bersama Chef Sarwan. Juga disajikan hiburan musik dengan lagu romantis dari D’Cinnamons.
![Dr Johanes Chandra, dokter gizi klinik menyampaikan nutrisi sehat penuh cinta. Termasuk di dalamnya dengan menggunakan umami (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/04/bahasacinta3-58e3cec7949773023297cd83.jpg?t=o&v=770)
Irma menekankan pentingnya kekuatan cinta. Hal ini terkait dengan teori kebutuhan hidup manusia yang ada dalam psikologi. Teori yang disampaikan Abraham Maslow pada tahun 1943 menyampaikan ini kemudian disebut dengan hirarki kebutuhan Maslow.
Dalam teori kebutuhan hidup manusia, ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi. Manusia memiliki kebutuhan dasar (basic needs) yang terdiri atas kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan. Kebutuhan mendasar ini paling penting agar manusia mampu bertahan hidup, yakni terdiri atas air, makanan, tempat tinggal, rasa aman dan terlindung.
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, maka meningkat pada kebutuhan di atasnya. Seseorang memiliki kebutuhan psikologis (psychological needs) untuk mencintai dan dicintai. Diri manusia ada tangki yang harus diisi dengan cinta dan kasih sayang, yang tentunya sejak masih anak-anak.
Dalam kebutuhan psikologis, ada perasaan dihargai atas pencapaian sesuatu, pertemanan dan hubungan yang sangat dekat. Setelah hal ini terpenuhi, ada kebutuhan aktualisasi diri (self-fulfillment needs).
![Demo masak oleh Chef Sarwan yang menyajikan menu sehat hanya dalam waktu 15 menit (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/04/bahasacinta6-58e3cf72c223bdf03a177294.jpg?t=o&v=770)
Meskipun ada lima bahasa cinta, tetap perlu mengenali etiap orang punya bahasa cinta berbeda. Inilah yang perlu dikenali lebih dulu. Kenali diri sendiri, kenali pasangan, kenali anak dalam menyampaikan bahasa cinta. Bahasa cinta bisa dilihat dari word of affirmation.
1. Kata-kata pujian
Kata-kata pujian dan kalimat yang membangun akan menyehatkan. Seorang anak akan merasa sangat senang bila diberi pujian. Berikanlah pujian yang relevan dengan kegiatan yang dilakukan. Memberikan pujian lebih tepat dengan bertatap muka langsung.Baiknya setiap hari. Hal ini pun berlaku bagi pasangan. Kata pujian pun bisa dilakukan dengan menulis pesan lewat hp.
2. Waktu Bersama
Menghabiskan waktu bersama atau melakukan kegiatan bersama akan membuat hati semakin dekat. Memang ada saat-saatnya Me Time, namun perlu juga family time dengan keluarga. Selain itu penting juga dilakukan couple time, seperti nonton berdua ataupun melakukan candle light dinner.
3. Memberikan hadiah
Hadiah apapun, besar atau kecil, murah atau pun mahal, setiap pasangan akan merasa terhibur dan diperhatikan. Jadi, berikanlah hadiah apa pun juga
4.Pelayanan
Mudahnya disebut dengan melayani. Mendapatkan pelayanan dari orang yang terkasih. Contohnya segera memberikan minum pasanan saat pulang kantor.
5. Sentuhan fisik
Seseorang akan merasa dicintai bila ada sentuhan fisik yg dirasakan. Dalam pernikahan, sentuhan fisik dirasakan powerfull. Sentuhan ini tak melulu harus berupa hubungan seksual. Bisa dengan memberi pijatan saat lelah, memberikan sentuhan di pundak ataupun di tangan untuk menguatkan. Pelukan dari belakang pun sangat berarti.
![Ladiesiana dalam Indahnya Bahasa CInta Nova Inspiring Day (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/04/bahasacinta5-58e3cfb3fe22bd932fa39468.jpg?t=o&v=770)
Yuk perempuan, ungkapkan indahnya bahasa cintamu...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI