“Aktif di Kompasiana?”
Pertanyaan ini sering ditanyakan teman-teman sesama blogger saat bertemu dalam suatu acara.
Saya hanyalah kompasianer pemula yang baru aktif sejak tahun 2015. Kala itu, ingin tahu yang namanya sebuah visit alias kunjungan ke sebuah pabrik oli. Nggak disangka, ternyata saya kemudian menikmati bertemu dengan orang-orang baru. Selanjutnya berbagai kegiatan nangkring, blogshop, dan visit Kompasiana seringkali saya ikuti hingga kini. Saya kemudian menjadi lekat dengan Kompasiana.
Sebagai sebuah platform blog dan publikasi online selama 8 tahun, Kompasiana ternyata tidak hanya mampu merebut hati banyak warga untuk menulis. Saya kagum masih banyak para kompasianer senior yang tetap setia bertahan hingga kini. Sebut saja mbak Yayat, Kompasianer of The Year 2016. Meski ada juga, yang kemudian tidak aktif lagi.
Memasuki tahun ke-9, Kompasiana yang semula mengusung tagline Sharing and Connectingmengubah slogannya menjadi Beyond Blogging. Dengan slogan baru yang diusungnya, Beyond Blogging, Kompasiana ingin menjadi platform yang Lebih Dari Sekedar Ngeblog.
Namun pertanyaan yang muncul adalah, kenapa harus diubah? Apa pentingnya?
COO Kompasiana Iskandar Zulkarnain mengakui selama delapan tahun rasa nyaman dengan dengan slogan yang diusung Sharing and Connecting dan logo yang lama dengan bubble.
Hingga akhirnya disepakati untuk mengubah logo Kompasiana dengan identitas baru yang lebih fresh dan lebih memantapkan percaya diri secara visual. Meski demikian tidak mengubah secara keseluruhan logo yang ada. Warna biru dan bubble yang ada tetap dipertahankan.
“Masih ada bubblenya nggak disitu?” tanya Iskandar Zulkarnain, dalam diskusi Peluncuran logo dan slogan baru Kompasiana, yang diadakan di Ruang Ruby, Gedung Kompas Gramedia Palmerah Barat Lantai 7, Jalan Palmerah Barat, 23 Februari 2017 lalu.
Hadir sebagai narasumber lainnya adalah Andy Budiman (Direktur Kompas Gramedia Group of Digital) dan Veronica Roro Sekar Wening (Business Manager Kompasiana).
Isjet, sapaan Iskandar memaparkan, untuk logo bentuk bubble biasa terlalu umum dan sangat biasa. Sehingga perlu ditampilkan dengan bentuk yang lebih fresh, tapi tetap terlihat sebagai identitas platform yang merupakan blog berisi artikel kumpulan masyarakat.
Namun, di balik peluncuran slogan dan logo kompasiana, saya melihat ada beberapa hal yang mengiringi, yakni harapan, semangat, dan tantangan Kompasiana sebagai sebuah platform digital ke depannya.
Tidak hanya bagi Kompasiana yang ingin menjadi platfom blog keroyokan terbesar di Asia, bahkan di dunia. Sekaligus mewujudkan harapan para kompasianer agar ada yang lebih didapatkan dengan aktif di Kompasiana. Lebih dari sekedar kegiatan menulis dan berbagi.
- Menjaga Kualitas Tulisan Bagus
Sebuah tulisan dengan pelabelan Headline dan pilihan cukup membantu untuk mengukur kualitas informasi yang disampaikan. Terlebih saat ini, rubrik yang tersedia di Kompasiana cukup banyak, mulai dari Politik, Humaniora, Ekonomi, Wisata, Hiburan, Olahraga, dan lainnya.
Meski terbuka lebar, tanpa edit, dan langsung tayang, kompasiana harus bisa menjaga setiap artikel yang masuk tetap berkualitas dan selalu menjadi acuan. Terlebih, para kompasianer berasal dari beragam latar belakang.
- Memudahkan penyebarluasan informasi artikel
Kompasiana sudah dilengkapi dengan fitur-fitur yang lebih memudahkan penyebaran tulisan di berbagai media sosial. Hal itu terlihat dari adanya koneksi langsung yang ditempatkan di sisi kiri artikel, yakni facebook, linked in, google +, dan twitter.
Para kompasianer tinggal memaksimalkannya saja untuk menyebarkan artikel yang telah dibuatnya sehingga dapat memperoleh lebih banyak keterbacaan. Sebuah keterbacaan penting karena saat ini pun sangat berpengaruh pada penyampaian informasi. Selain juga berpengaruh saat mengikuti suatu blog competition.
- Sebuah interaksi Kompasianer antar Artikel
Kolom komentar dan pemberian nilai dari sesama kompasianer cukup memperlihatkan jumlah pembaca yang meninggalkan jejak perasaannya terhadap artikel yang ditulis. Pada tahun 2017 ini, saya tertarik dengan munculnya penilaian tidak menarik, selain menarik, menghibur, aktual, bermanfaat, inspiratif, dan unik.
Inilah era keterbukaan untuk menyampaikan pendapat. Para kompasianer bisa saling follow akun kompasiana juga.
- Bukan Hanya Sekedar Tulisan
Saat ini ngeblog tidak cukup sekedar menulis saja, melainkan juga harus memiliki daya tarik visual sehingga orang betah berlama-lama untuk membaca. Selain ditambahkan dengan foto kegiatan, juga bisa dilengkapi dengan video blog dari youtube, bahkan infografis dan tabel untuk memudahkan pemahaman pembaca atas penyampaian sebuah artikel.
- Mengaktifkan Komunitas
Komunitas di Kompasiana yang jumlahnya cukup banyak merupakan sebuah kekuatan tersendiri. Nah, awal tahun 2017, komunitas-komunitas di Kompasian mulai bergeliat dengan adanya stimulan untuk lebih banyak aktif bergerak. Komunitas lebih dipercaya untuk membuat program kegiatan dan mengembangkan kegiatannya . Sejak awal tahu, saya melihat sejumlah komunitas sudah mulai aktif mengadakan sebuah lomba untuk berinteraksi dengan para kompasianer lainnya.
- Adanya reward bulanan
Sebuah penghargaan yang diberikan kepada kompasianer yang aktif setiap bulannya akan membuat kompasianer lainnya mulai bergerak aktif juga. Jumlah artikel pun akan semakin meningkat. Kompasianer pun merasa lebih dihargai dengan adanya reward ini .
- Blog Competition yang Memikat
Tidak dipungkiri, suatu blog competition cukup memikat seseorang untuk ikut serta. Menjajal kemampuan menulis hingga untuk mendapatkan manfaat hadiah dari sebuah blog competition.
- Teknologi yang nyaman
Nah, teknologi yang nyaman ini merupakan suatu hal yang terus dibenahi Kompasiana. Saat ini Kompasiana masih sering terjadi error. Namun, dijanjikan pada bulan Juni nantinya sudah bisa terbebas dari Error karena cukup banyak perbaikan teknolog sehingga lebih nyaman.
Angin segar ini tentu saja bila diterapkan dapat membawa Kompasiana dengan slogan terbarunya Beyond Blogging. Terlebih dengan adanya program affiliasi yang disampaikan oleh Nurulloh. Go, Kompasiana. Go Beyond Blogging !